Setiap kita pasti ingin mengalami terobosan dari Tuhan dalam hidup ini. Namun seringkali hal itu menjadi tidak mungkin karena ada masa-masa sulit yang sedang kita alami.
“Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.” 2 Samuel 5:17
Dalam terjemahan lain ayat di atas berkata bahwa Daud masuk ke kota benteng untuk mempertahankan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa Daud benar-benar bergantung pada Tuhan sepenuhnya. Kita bisa saja berkata bahwa kita adalah seorang pendoa, seorang yang dekat dengan Tuhan, namun belum tentu ketika kita mengalami serangan dari musuh kita langsung lari ke kubu pertahanan kita. Mengapa? Karena kita tahu masih ada orang lain yang bisa kita andalkan, nanti setelah kita melihat tidak ada lagi yang dapat diandalkan barulah kita datang kepada Tuhan.
Daud mengalami sesuatu yang sangat mencelakakan dirinya dan saat itu dia tidak tahu harus mengambil langkah seperti apa. Waktu kita baru mengikut Tuhan, kita merasa sangat senang karena rasanya semua pertanyaan kita dijawab oleh Tuhan. Namun ketika kita berjalan langkah demi langkah bersama Tuhan, ternyata tidak semua harus Tuhan lakukan seperti permintaan kita. Mengalami hal yang tidak menyenangkan Daud tidak merasa takut karena dia tahu dia memiliki kubu pertahanan. Yang dia perlu lakukan adalah hanya datang kepada kubu pertahanan tersebut.
Iblis itu tidak takut dengan kita, yang dia takuti adalah orang yang hidup dalam urapan Tuhan. Itu sebabnya Firman Tuhan berkata bahwa setelah didengar oleh orang Filistin bahwa Daud telah diurapi oleh Tuhan, mereka tidak suka dan berusaha untuk menangkap Daud. Iblis juga demikian, dia akan berusaha untuk menjatuhkan orang-orang yang hidup dalam urapan Tuhan. Dan sangat disayangkan ada banyak orang yang hidup dalam urapan Tuhan, hidup mereka berakhir dengan tidak baik. Kita harus ingat bahwa hal yang harus kita lakukan adalah lari ke kubu pertahanan untuk mempertahankan diri kita dihari ini. Sebab kalau kita tidak bisa bertahan maka kita tidak bisa menjadi garam dan terang bagi dunia.
Bagaimana cara Daud mengahadapi terobosan Tuhan dalam hidupnya? Pertama, Dia pergi ke kubu pertahanan karena di situ ada perintah Tuhan untuk maju menyerang (2 Samuel 5:19-20). Daud berani menyerang bukan karena dia hebat tetapi karena Tuhan. Daud hanya melakukan apa yang Tuhan mau, soal kemenangan itu urusan Tuhan sebab Tuhan yang bertanggung jawab atas kemenangan kita. Kalau kita hidup dalam urapan Tuhan maka jangan habiskan waktu untuk kita kuatir dan takut sebab hidup kita ini ada dalam tangan Tuhan. Kedua, pergi ke kubu pertahanan sebab di sana ada perintah Tuhan untuk membuat gerakan lingkaran sampai ke belakang musuh (Ayat 23). Gerakan lingkaran ini sama dengan kasih yang memberi ruang, saling mengisi, cinta yang saling berpaut.
(Nehemia 6:1) Nehemia inilah yang memimpin rombongan pulang dari Babel ke Yerusalem. Fokus Nehemia adalah membangun tembok Yerusalem yang telah menjadi puing-puing. Hidup Nehemia sendiri sebenarnya sudah nyaman karena dia bukanlah seorang pengangguran. Dalam pasal-pasal sebelumnya menjelaskan bagaimana ketika dia ada di puri Susan. Nehemia adalah juru minum raja, artinya dia punya posisi yang bagus dan memiliki penghasilan yang tidak mungkin kecil. Ketika Nehemia mendengar bahwa saudara-saudaranya tidak dapat menyelesaikan tembok-tembok yang runtuh maka timbul belas kasihan dalam hati Nehemia.
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Nehemia ini yaitu: Musuh itu ada di mana-mana. (Nehemia 2:10) Dalam ayat ini ada nama-nama yang disebutkan yaitu Sanbalat dan Tobia. Mereka adalah orang-orang yang memusuhi Nehemia. (Ayat 19) Disebutkan ada Sanbalat, Tobia dan Gesyem. (Nehemia 4:1-3,7) Ada Sanbalat, tentara Samaria dan Tobia. (Ayat 7) Ada Sanbalat, Tobia, orang Arab yang diajak oleh Gesyem, orang Amon yang diajak oleh Tobia dan orang Asdod. Artinya musuh Nehemia ini banyak. Secara geografis, orang Amon itu ada di sebelah timur, orang Asdod ada di sebelah barat, orang Samaria ada di sebelah utara dan orang Arab ada si sebelah selatan. Musuh datang dengan cara yang frontal dari segala penjuru menyerang Nehemia.
(Nehemia 6:2,4-8,10-14) Setelah mereka menyerang dengan cara yang frontal sekarang mereka menggunakan cara yang lembut yaitu ajakan mengadakan pertemuan, tapi Nehemia menolak. (Ayat 4) Kemudian ada desakan yang datang dari pihak musuh, tapi Nehemia selalu memberikan jawaban yang sama. (Ayat 5-8) Serangan berikutnya dengan menggunakan surat terbuka yang berisi fitnah. Meskipun demikian Nehemia tidak terpancing untuk membalas dengan fitnah. (Ayat 10-14) Cara yang berikut yang dilakukan untuk menghancurkan Nehemia adalah menggunkan nabi palsu. Cara Nehemia menghadapi ajakan tersebut adalah: Dia menolak ajakan pertemuan itu karena dia menganggap pelayanan itu jauh lebih penting. Kalau kita merasa bahwa pelayanan itu penting maka kita akan lebih maju.
Supaya kita bisa mengalami terobosan Tuhan maka belajarlah dari Nehemia. Dari awal Nehemia telah menunjukkan sikap yang tegas, dia tetap memegang Firman Allah. Kita juga belajarlah bersikap tegas menolak sesuatu yang kita tahu tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, sehingga hidup kita menjadi terang bagi orang lain. Amin.