Firman Tuhan berkata bahwa orang yang kaya sukar masuk kerajaan Allah. Apakah ada yang salah dengan uang sehingga dikatakan bahwa lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah? Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kekayaan sebab Alkitab juga mencatat tentang tokoh-tokoh Alkitab yang memiliki kekayaan seperti Abraham, Ishak dan masih ada tokoh Alkitab yang lain juga yang memiliki banyak kekayaan.
(Ayat 18) Pemimpin yang disebut dalam ayat ini adalah seorang yang kaya dan biasanya kalau berbicara tentang pemimpin dalam Alkitab, maka ada pemimpin formal dan informal. Pemimpin ini adalah orang yang terpandang, dia juga memiliki moralitas yang cukup tinggi, karena ketika Yesus berkata tentang hal-hal apa saja yang harus dia lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal, dia menjawab bahwa semuanya telah dia turuti sejak masa mudanya. Artinya, standar rohaninya cukup baik karena tidak sedikit orang yang ada dalam gereja justru tersandung dengan hal moralitas ini.
Dalam konteks Yudaisme sebagai orang yang menganut hukum taurat, hal itu tidaklah sederhana seperti yang kita bayangkan. Apa yang ditulis dalam ayat ke 20, itu adalah loh batu yang kedua yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, sedangkan loh batu yang pertama mengatur hubungan manusia dengan Tuhan. Jika kita membaca mulai dari kitab Keluaran sampai Ulangan maka ada 613 peraturan yang dikenal dengan hukum Taurat. Anak-anak Yahudi yang berumur 12 tahun, mereka harus menghafalkan hukum ini. Ada 248 perintah, 365 larangan, dan 1521 aturan bagaimana melaksanakannya. Kalau pemimpin ini berkata bahwa semuanya telah dia turuti sejak masa mudanya maka itu artinya dia adalah orang yang luar biasa.
Pria ini memiliki kegelisahan serta kebutuhan yang dia rasa begitu mendesak untuk segera dipenuhi. Oleh sebab itu dia datang kepada Yesus dan bertanya apa yang harus dia lakukan supaya bisa mendapatkan kehidupan kekal. Ada 2 hal yang bisa kita lihat dari orang ini, yaitu: Pertama, dia merasa tidak yakin dengan kesalehannya mengikuti hukum taurat dapat menjamin kehidupan kekal. Kedua, dia ada kebutuhan yang tidak diketahui, mengapa dia tertarik dengan kehidupan kekal. Dia datang kepada pribadi yang tepat namun sangat disayangkan karena akhirnya dia pergi dengan sedihnya karena hartanya banyak. Bukan karena kekayaannya yang membuat dia gagal melainkan sikap hati dari orang tersebut.
Mengapa Tuhan berkata kepada pria ini “juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” (Markus 10:21-22) Yesus sangat peduli dengan orang muda ini, Dia tahu apa kebutuhan mendasar orang tersebut. (Lukas 18:22) Apa yang Yesus sampaikan dalam ayat ini merupakan syarat standar. Yesus juga pernah berkata bahwa siapa yang mau ikut Dia harus sangkal diri, pikul salib setiap hari. Syarat yang Tuhan berikan sama kepada semua orang. (Ayat 23-24) Yang salah bukanlah harta bendanya tetapi yang dimaksudkan Firman Allah adalah alangkah sukarnya orang yang mengandalkan atau mempercayai kekayaannya untuk masuk kerajaan Sorga. Jadi disini bukan masalah kekayaannya tetapi masalah cintanya, hatinya, fokusnya kepada apa. Jadi kalau kita ingin kaya tidak apa-apa, tapi jangan sampai itu menjadi yang utama. Semua butuh uang tapi uang bukan segala-galanya.
(Ayat 26) Mendengar apa yang Yesus sampaikan murid-murid pun menjadi kuatir dan bertanya-tanya “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Bukan hanya kekayaan yang bisa menghalangi seseorang masuk Sorga tetapi ada hal-hal lain juga yang dapat menghalangi kita masuk Sorga. (Lukas 18:28-30) Petrus menanggapi perkataan Yesus dengan berkata “Kami ini telah meninggalkan segala kepunyaan kami dan mengikut Engkau.” Artinya Petrus bertanya-tanya apa yang dia dapatkan karena dia telah meninggalkan semuanya untuk mengikut Yesus. Ini adalah pikiran seorang Petrus yang sudah lama bersama-sama dengan Yesus. Percayalah Tuhan tahu segala kebutuhan kita bahkan Firman Tuhan berkata segala air mata kita ditampung dalam kirbatNya. Percayalah apa yang kita tabur akan kita tuai. Jika Tuhan menaruh sesuatu dalam hatimu untuk membantu pekerjaan Tuhan, jangan pernah menahannya. Lakukan apa yang menjadi bagianmu maka Tuhan akan mengerjakan bagianNya.
Ketika murid-murid bertanya siapa yang dapat diselamatkan maka Yesus menjawab bahwa apa yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. (Lukas 19:1-10) Ayat ini juga memberikan jawaban atas pertanyaan murid-murid melalui peristiwa Zakheus. Zakheus terkenal sebagai pemungut cukai yang tidak disukai oleh teman sebangsanya. Dia orang Yahudi tapi dianggap antek-antek pemerintah Romawi. Dia tidak disukai karena dianggap menghisap darah sesamanya. Bagi seorang pemungut cukai kesaksiannya di pengadilan tidak diakui walaupun dia saksi mata, persembahannya di bait Allah juga ditolak karena dianggap uang haram. Itu sebabnya ketika dia ingin melihat Yesus, tidak ada satu orang pun yang memberi dia kesempatan. Itu sebabnya dia naik pohon ara untuk melihat Yesus.
Tuhan juga menaruh belas kasihan kepada orang muda ini seperti Dia menaruh belas kasihan kepada Zakheus. Yesus berkata “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” Kalimat Yesus ini menunjukkan bahwa Dia sangat peduli dengan Zakheus. Ketika dia berjumpa dengan Yesus ada perubahan yang terjadi dan dia berkomitmen bahwa jika ada yang dia peras maka dia akan mengganti empat kali lipat. Yang membedakan Zakheus dengan pria tadi hanyalah sikap hati. Milikilah sikap hati yang benar dan jadikan Yesus segala-galanya dalam hidup kita maka kita akan melihat kuasa Tuhan yang sempurna terjadi dalam hidup ini. Amin…