Sebelum Yesus naik ke atas kayu salib, inilah yang Yesus lakukan yaitu mengadakan perjamuan malam dengan murid-muridNya. Ayat ini berkata bahwa “Ketika tiba saatnya” artinya ini adalah waktunya Tuhan dan kita harus mengerti bahwa Tuhan punya waktu tersendiri dalam segala sesuatu bahkan Dia bekerja menurut waktuNya. Kita tidak bisa mengatur Tuhan sebab apa yang Dia lakukan adalah menurut kehendak dan waktuNya. Seringkali kita mempunyai keinginan supaya Tuhan bekerja menurut waktunya kita, namun disini kita belajar bahwa Dia punya cara dan waktunya sendiri untuk mengerjakan sesuatu. Murid-murid duduk bersama mengikuti perjamuan malam dan ini merupakan persiapan Dia naik ke atas kayu salib.
(Ayat 15) Yesus sangat mengerti bahwa Dia akan menderita, untuk itu Dia ingin sekali makan paskah bersama murid-murid. Kerinduan Tuhan adalah ingin bersama-sama dengan murid-muridNya. Bagi Yesus, murid-murid itu merupakan keluargaNya sebab selama Yesus melayani, Dia selalu bersama-sama dengan mereka. Tuhan juga memiliki kerinduan yang sama dengan kita dimana Dia selalu ingin bersama-sama dengan kita karena kita adalah keluarga Tuhan. Percayalah bahwa Dia selalu ada di tengah-tengah kita dan Dia mau memberkati kita dengan berkat-berkataNya. (Wahyu 22:20) Tuhan ingin segera datang untuk bertemu dengan kita semua. Lalu bagaimana dengan kita, apakah kita juga memiliki kerinduan yang sama untuk bertemu dengan Tuhan kita?
Lukas 22:19 “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka.” Roti yang dipakai dalam perjamuan adalah roti besar yang kemudian dipecah-pecahkan menjadi banyak. (1 Korintus 10:16 B ) Roti adalah lambang tubuh Yesus yang dipecahkan, dan ini bebrbicara tentang persekutuan dengan tubuh Kristus. Yesus sedang menjelaskan kepada murid-murid bahwa TubuhNya yang satu itu akan dipecahkan atau dihancurkan. Dia rela dihancurkan supaya kita manusia yang banyak jumlahnya ini boleh menjadi satu di dalam Tuhan. Itu sebabnya kita harus bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan untuk setiap pengorbananNya dan milikilah selalu kerinduan untuk mencari Tuhan atau beribadah kepada Tuhan. Kita bisa melihat begitu kuatnya ikatan Yesus dengan gerejaNya dan memang sudah seharusnya seperti itu, dimana kehidupan umat Tuhan selalu melekat dengan Tuhan.
Lukas 22:17 “Kemudian Ia mengambil sebuah cawan, mengucap syukur, lalu berkata: “Ambillah ini dan bagikanlah di antara kamu.” Cawan ini bicara tentang darah Yesus yang tertumpah bagi kita. (Matius 26:27-28) Darah Yesus itu mengampuni segala dosa kita. Jadi waktu kita minum cawan ini dan meyakini bahwa dosa kita sudah diampuni maka ketika kita pulang, kita tidak perlu merasa tertuduh dengan dosa yang pernah kita lakukan sebab kita sudah dibebaskan dari dosa. Ada kelepasan dan kelegaan sehingga kita bisa datang kepada Tuhan kapan saja.
(Lukas 22:21-23) “Tetapi, lihat, tangan orang yang menyerahkan Aku, ada bersama dengan Aku di meja ini.” Mendengar apa yang Yesus katakan, murid-murid mulai mempersoalkannya. (Yohanes 13:22-24, Matius 26:25) Yudas yang hendak menyerahkan Yesus, dia juga bertanya kepada Yesus “Bukan aku, ya Rabi?” Saat Yudas bertanya kepada Yesus, sebenarnya dia sudah berjanji dengan orang-orang yang membenci Tuhan untuk menyerahkan Yesus kepada mereka dengan tiga puluh keping perak. Sesuatu terjadi pada waktu Yudas mengambil roti perjamuan, Firman Tuhan berkata bahwa ia kerasukan iblis (Yohanes 13:27). Itu sebabnya ketika kita akan mengikuti perjamuan, kita harus mengintrospeksi diri kita apakah kita melakukan pelanggaran atau tidak. Kalau ada maka minta ampunlah kepada Tuhan supaya kita layak menerima tubuh dan darah Yesus.
Sakramen perjamuan kudus adalah sakramen yang kudus yang harus dilakukan dengan rasa takut kita kepada Tuhan. (1 Korintus 11:28-30) Kalau kita menguji diri kita sendiri maka kita tidak mendatangkan hukuman atas diri kita. (Lukas 22:24-26) Sementara perjamuan malam terjadi pertengkaran di antara murid-murid tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Ayat ini mengingatkan kita agar jangan ada perbedaan antara satu dengan yang lain sebab kita semua adalah pelayan-pelayan Tuhan. Di luar mungkin kita punya jabatan yang tinggi, tapi Alkitab juga mengajarkan kepada kita untuk tetap rendah hati. Kita harus tahu bahwa di ddalam Tuhan kita semua sama.
(Filipi 2:3-4) Hendaklah kita selalu rendah hati dang menganggap orang lain lebih utama dari dirinya sendiri. Ini memang tidak mudah tapi inilah yang Tuhan ajarkan untuk kita lakukan. Kalau kita merendah maka Tuhanlah yang akan mengangkat kita dan kalau kita meninggikan diri maka Tuhan juga akan merendahkan kita. Kerendahan hati membuat kita menjadi satu. Bagi orang yang beriman haruslah kita ingat bahwa pengorbanan Yesus itu sungguh luar biasa sehingga kalau kita diselamatkan, itu adalah kasih karunia Tuhan sebab kita tidak melakukan apa-apa. Dia melakukannya atas kehendak diriNya sendiri atas dasar kasih. (Titus 2:11-14) Karena kasih karunia Allah maka kita diselamatkan. Jangan sia-siakan kasih karunia Allah, hargailah itu sebab kasihNya besar atas kita.
“Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan, yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan. Mazmur 107:1-3