Sepanjang tahun yang berjalan ini tentunya akan ada banyak hal yang harus kita hadapi dan tentunya tidak semuanya baik dan menyenangkan. Tetapi apapun itu, kita harus tetap melangkah maju sebab kita tahu bahwa kita tidak pernah sendiri, ada Tuhan yang selalu menyertai.
(Mazmur 65:12) Daud adalah pribadi yang berkenan di hadapan Tuhan, namun dalam hidupnya dia juga harus menghadapi banyak keadaan-keadaan yang tidak menyenangkan. Tuhan mendapatkan Daud sebagai satu-satunya pengganti raja Saul, walaupun waktu itu Daud sebenarnya tidak diperhitungkan karena dia adalah anak bungsu dari Isai yang terbiasa menjaga kambing domba. Tuhan kemudian memerintahkan Samuel untuk mengurapi Daud dan setelah diurapi, Daud tidak langsung menduduki kursi kerajaan bangsa Israel. Masih ada rentang waktu yang begitu panjang yang Tuhan ijinkan harus dia lewati sampai tiba saatnya dia menduduki posisi tersebut.
Firman Tuhan berkata bahwa Tahun-tahun yang Daud lewati Tuhan mahkotai dengan kebaikan. Kalau kita berbicara memahkotai maka hal itu diperuntukkan bagi mereka yang disebut raja atau ratu. Tuhan memberikan fasilitas itu dalam perjalanan hidup kita sebagai anak raja dimana Dia memahkotai kehidupan kita sepanjang tahun berjalan ini dengan kebaikanNya. “Jejak Tuhan mengeluarkan lemak” ini berbicara tentang berkat Tuhan yang melimpah dan mengikuti setiap langkah hidup kita. Tahun berjalan ini dengan segala sesuatu yang akan kita temui dan alami, percayalah bahwa kebaikan Tuhan ada bersama kita.
(Ulangan 11:12) Tuhan berkata kepada bangsa Israel bahwa negeri yang akan mereka duduki adalah negeri yang dipelihara Tuhan. Dan ini harus menjadi keyakinan kita bahwa negeri kita juga ada dalam pemeliharaan Tuhan dan Dia mengawasi dari awal tahun sampai akhir tahun. Dia tidak pernah meninggalkan hidup kita, sekalipun tantangan dan pergumulan selalu mewarnai perjalanan setiap langkah kita. Dunia ini adalah lembah air mata, tetapi kita selalu memiliki pengharapan di dalam Tuhan dengan segala kebaikanNya yang ada bersama kita. Pertanyaannya adalah: Bagaimana kita bisa menikmati kebaikan Tuhan itu supaya kita dapat melangkah penuh kepastian di tahun ini?
Pertama, melangkah dengan hati yang baru (2 Korintus 5:17). Banyak hal yang sudah kita lewati disepanjang tahun yang telah lewat dan mungkin ada pengalaman yang menyakitkan yang kita hadapi. Apa yang sudah berlalu kita lupakan saja dan jalani tahun ini dengan hati dan sikap yang baru sebab kasih setia Tuhan tak berkesudahan dan kasihNya selalu baru dalam hidup kita (Ratapan 3:22-23). Segala sesuatu itu terpola dari hati kita itu sebabnya Firman Tuhan berkata bahwa dari hati timbul hal-hal yang tidak baik (Matius 15:19). Dari hati juga akan terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Artinya semua tergantung kita, apa yang berotoritas dalam hidup kita, maka itulah kehidupan kita. Kalau kita mengijinkan Firman dan Roh kudus menguasai hati kita maka sikap hidup kita akan sesuai dengan Firman Tuhan. (Yehezkiel 36:26) Tuhan mau memberikan hati yang baru asalkan kita benar-benar membuka hati kita untuk Tuhan bekerja di dalamnya. Hati yang baru adalah hati yang penuh keyakinan bahwa Tuhan siap menolong kita menjalani hari ke depan.
Kedua, melangkah dengan semangat yang baru. (Amsal 24:10) Ketika kita tawar hati pada masa kesesakan maka kecil kekuatan kita. Setiap manusia pasti akan menghadapi kesesakan, tantangan dalam hidup. Dalam terjemahan lain dikatakan bahwa jika kita tawar hati pada masa kesesakan maka kekuatan kita terbatas. Artinya jika kita tidak tawar hati menghadapi kesesakan dalam hidup ini maka kekuatan kita tidak terbatas. Untuk memperoleh kekuatan yang tidak terbatas tentunya harus ada Firman dan Roh kudus dalam hidup kita sehingga selalu ada semangat yang baru dalam kita menjalani hari-hari kedepan.
Yang menjadi sebab sehingga seseorang kehilangan semangat antara lain adalah karena kehilangan orang yang dikasihi dan contohnya adalah Yakub. Ketika Yakub kehilangan Yusuf anak kesayangannya hatinya menjadi dingin. Pergumulan hidup yang dialami juga bisa membuat kita kehilangan semangat dan menjadi orang yang pesimis. Perkataan negatif orang-orang sekitar seringkali juga menjadi sebab sehingga kita tidak bergairah dalam hidup. Sepuluh orang pengintai ketika melihat bagaimana penduduk Kanaan mereka menjadi lemah, tidak bersemangat lagi sehingga mereka mempersalahkan Musa yang sudah memimpin mereka keluar dari tanah Mesir.
Kesalahan sendiri pun bisa menjadi penyebab seseorang kehilangan semangat. Murid Tuhan yang bernama Petrus ketika dia buat sebuah kesalahan yaitu menyangkal Yesus, dia menjadi lemah karena perbuatannya sehingga dia kembali pada pekerjaannya yang lama yaitu menjala ikan. Tapi Tuhan itu baik sehingga secara khusus Dia menampakkan diri kepada Petrus di danau itu dan Petrus pun kembali memiliki semangat yang baru. (Amsal 17:22) Akan sangat berbahaya ketika seseorang kehilangan semangat karena ayat ini berkata bahwa semangat yang patah mengeringkan tulang. Artinya kita akan semakin lemah jika kita tidak bersemangat dalam hidup. (Amsal 18:14)Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya.
Ketiga, melangkah dengan pikiran yang positif. Mengapa dengan pikiran positif? Karena pikiran itu mempengaruhi suasana hati dan tindakan kita. (Ayub 3:25) Apa yang kita takutkan, itu yang akan terjadi dalam diri kita. (1 Samuel 18:6-19) Saul adalah raja yang hebat pada masanya, tapi sangat disayangkan sebab pada akhirnya dia menjadi orang yang kalah. Ayat 8 “Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya.” Saul alami kekalahan dalam hidupnya bukan karena Daud melainkan karena pikirannya sendiri. Itu sebabnya berpikirlah yang baik dan abaikan apa yang telah hilang dari hidupmu. Pikirkan saja apa yang masih tersisa dan yang paling penting nantikan saja yang belum kamu dapat yaitu yang terbaik. Untuk menjadi pemenang pikirkanlah apa yang menjadi kehendak Tuhan (Filipi 4:8).
Keempat, melangkah dengan kepastian akan penyertaan Allah. Ada kebaikan Tuhan yang Dia sudah siapkan bagi kita. Sekalipun akan ada tantangan di hadapan kita namun melangkahlah dengan kepastian karena kita tidak menjalaninya sendiri, ada Tuhan beserta kita dari awal tahun sampai akhir tahun (Ulangan 31:8). Amin….