16 April 2017 Pdt. Michael P Kairupan Matius 27:62-66; 28:1-10
Beberapa peneliti menemukan bahwa luka yang ada pada tubuh Yesus berjumlah 5480 luka yang memenuhi tubuhNya. Seratus lima puluh di antaranya adalah luka terdalam dan tujuh belas duri yang menusuk kepala Yesus memiliki kedalaman 3,5 cm, ditambah dengan lima alat pembunuh yang menghantam paru-paru, hati, jantung sehingga kematianYesuslebihcepatdari yang seharusnya.Dari jumlah luka tadi, itu sudah cukup untuk membunuh seseorang dalam waktu yang sangat singkat tanpa menunggu proses waktu lama untuk menyatakan bahwa orang itu sudah mati. Dalam kondisi itu, kesadaran seseorang akan mengalami penurunan dengan cepat ke titik nol sehingga mustahil yang bersangkutan masih sanggup mengucapkan sesuatu dengan sempurna dan jelas. (Matius 27:46-50) Yesus berseru dengan suara nyaring lalu “menyerahkan nyawaNya” artinya Dia dapat memutuskan untuk “tidak menyerahkan nyawaNYa.” Penderitaan yang Yesus alami, juga alatalat yang dipakai untuk menyiksa Yesus bukanlah penyebab dari kematian Yesus. Yesus memiliki sebuah pilihan saat Dia tahu bahwa kematian itu seharusnya bukanlah bagian dari diriNya. Yesusjuga punya kemampuan untuk menyelamatkan diriNya dari kematian itu sebab Dia punya kekuatan untuk mengatasi persoalan ini. Atas alasan ini pula sehingga komunitas pembenci Yesus berkata “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya k e m b a l i d a l a m ti g a h a r i , “selamatkanlah” diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu.” Dunia saat itu menjadi dunia yang aneh sebab disatu pihak mereka menginginkan Yesus mati tapi di pihak yang lainmerekamengharapkanYesus menyelamatkan diri. Bagaimana jika anda yang tidak bersalah, harus mengakui kesalahan yang tidak pernah anda perbuat? Tentunya ini bukanlah hal yang gampang. (2 Korintus 5:21) Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita. Jika seseorangmelakukankesalahanlaludi cap bersalah atau berdosa, maka itu adalah hal yang wajar. Tetapi berbeda dengan Yesus, Dia tidak bersalah tapi dikatakan orang berdosa. Yesus rela menerima kesalahan seluruh dunia dengan mati di atas Golgota karena Dia mengasihi kita. Alkitab mencatat bahwa Yesus menyerahkan nyawaNya, dengan kata lain Dia menerima bahwa dosa ditanggungkan ke atasNya. Semenjak kelahiranNya, ada banyak hal yang m e m p e r l i h a t k a n t e n t a n g penderitaan-penderitanNya yang puncaknya adalah Golgota. Lalu bagaimana Yesus menghadapi Golgota? Firman Tuhan berkata, ada sebuah taman yang bernama Getsemani, taman ini adalah tempat dimana Yesus bergumul sampai peluhNya menjadi seperti titik-titik darah yang menetes ke tanah. Waktu itu Yesus memerlukan sebuah kekuatan untuk berjalan maju hingga matidiGolgota. K e t i k a Ye s u s h e n d a k menghadapaiGolgotaYesusmengajak murid-murid untuk berdoa tapi kenyataannya murid-murid justru tertidur ketika Yesus berdoa. Dengan kata lain mereka tidak dapat mendukung Yesus saat itu sehingga malaikat Tuhan datang menguatkan Yesus. Kemenangan Yesus alami bukan saat Dia ada di Golgota melainkan ketika Dia ada di Getsemani. Yesus datang ke dalam dunia ini dengan sebuah pemikiran bahwa Dia akan mati. Yesus telah ditentukan untuk mati di kayu salib yang eksekusinya nanti setelah tiga setengah tahun kemudian. Menantikan masa itu tiba merupakan hal yang sangat berat bagi Yesus. Maut itu sendiri tidak terlalu berarti jika dibandingkan dengan sengat maut atau kuasa maut. Ada yang berkata bahwa Yesus mati karena kehabisan darah tetapi Firman Allah berkata Yesus mati k a r e n a D i a “ m e n y e r a h k a n nyawaNya.”
Elia adalah nabi yang dipakai Tuhan dengan luar biasa, dia berdiri denganbegitugagahdihadapannabinabi baal mempertaruhkan kuasa Tuhan agar Israel yang hatinya telah menyimpang bisa kembali kepada Tuhan dan Elia adalah alatnya Tuhan. Elia kemudian menyiapkan segala sesuatu untuk urusan ini. Setelah korban diletakkan di atas mezbah, maka api Tuhan turun membakar habis korbantersebutbahkanair yang adabagaikanparitdimakanhabisoleh api itu. Setelah kemenangan tersebut Elia melihat seluruh Israel memuji Tuhan dan Elia keluar sebagai pahlawan. Namun bagi Elia kemenangan tersebut ternyata tidak menunjukkan bahwa Elia menang atas dirinya. Beberapa saat kemudian, Elia pun mendengar ancaman dari seorang wanita yang bernama Izebel isteri Ahab, dan tiba-tiba Elia menjadi takutlaluberkatabahwalebihbaikdia mati. Elia tidak mampu menghadapi dirinya sendiri yang sudah dihantui a n c a m a n m a u t s e h i n g g a mengganggu kehidupan Elia. Waktu itu hanya Tuhan saja yang bisa menolong Elia. Anda akan benarbenar menemukan pertolongan atas diri anda melalui Tuhan, bukan dari dirianda. Ye s u s b e r d o a s amp a i peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yangmenetes dan Firman Allah berkatabahwamalaikatTuhandatang memberikan kekuatan kepadaNya supaya tidak menolak Golgota. Golgotaadalahsebuahpilihansebab Yesus yang saat itu sebagai manusia berhak untuk menentukan pilihan dalam persoalan ini mengingat Dia tida k bers a l ah. Ka l au k ita menghadapi kekecewaan, ingat baik-baik Yesus sudah pernah mengalami hal itu. Dia berkata semua sudah selesai, artinya Dia sudah menghadapi semuanya sehingga Dia berani berkata “MarilahkepadaKuhaisemuayang bertanggungan berat, Aku akan berikan kelegaan.” Bila Tuhan berikan kekuatan pada kita maka Tuhan juga berharap agar kita dapat memberi kekuatan bagi orang lain. ( 1 P e tr u s 1 : 1 8 ) Di a membebaskan kita dari hidup yang sia-sia, dari penjara psikis ini sehingga kita dapat berkata seperti Paulus “Hai maut di manakah kemenanganmu.” Semua jawaban ada ada dalam Yesus. Mengapa korban Yesus begitu luar biasa? (1Petrus 1:18-19) Darah Yesus adalah darah yang mahal, tak bercacat dan tak bernoda. Dia menanggung segala sesuatu, Dia memikul segala sesuatu karena kita. Yesus adalah cahaya dan kita mendapatkan kesempatan untuk melihat cahaya tersebut. Taurat belumlah lengkap sampai Yesus datang menyatakan diri di Golgota. Kita beruntung kita memiliki Yesus dalamhidupini. Amin…