• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Admin 2

Akhir Peradaban

July 10, 2018 by Admin 2

Ringkasan Kotbah II Pdt. Michael P.Kairupan

1 Petrus 4:7

Petrus dengan gayanya yang sederhana menjelaskan tentang keadaan manusia yang bergerak ke depan menuju akhir. Batas akhir yang dimaksud tidak dijelaskan secara lengkap, tetapi tanda-tanda mengenai peradaban dunia akan berakhir perjalanannya dapat dilihat dengan jelas. Kapan dan bagaimana hal itu akan terjadi Alkitab memberikan keterangan untuk mengkonfirmasi atau memastikan bahwa akhir dari segala sesuatu didahului oleh beberapa indikasi, terutama soal ekonomi. Bagi seorang anak Tuhan seharusnya tidak ada ketakutan apabila bencana ekonomi datang sebab kita meyakini Firman Tuhan.

Alkitab mencatat bahwa bencana itu akan datang, dan semua orang akan menghadapi situasi ini. Oleh Tuhan hal ini sengaja dibuat dengan tujuan untuk menyadarkan manusia bahwa soal Tuhan, kita tidak boleh main-main atau jangan dipandang biasa-biasa saja. Di sebagian belahan dunia seperti di Timur Tengah, jumlah kematian di sana setiap hari meningkat terus-menerus. Orang-orang berusaha menyelamatkan diri dari ancaman kelaparan akibat perang yang terjadi dan tujuan mereka adalah Eropa, akan tetapi belakangan ini beberapa negara itu dengan keras mengeluarkan pernyataan anti kemanusiaan. Maksudnya adalah, jika ada orang yang datang meminta tolong maka orang yang diharapkan dapat menolong justru mereka dapat berbalik mendatangkan masalah.

(Matius 25:9) Ayat ini memang tidak langsung berbicara tentang kesulitan ekonomi secara tersurat, tetapi di dalamnya ada hal yang tersirat. Hal yang tersurat seringkali adalah akibat dari yang tersirat, contohnya, pada waktu Petrus menyembuhkan orang lumpuh yang menderita selama puluhan tahun di pintu Bait Allah. Untuk bisa bertahan hidup maka orang lumpuh ini meminta sedekah kepada orang-orang yang datang ke Bait Allah. Mereka yang merasa kasihan kepada orang ini maka mereka akan mengulurkan tangan untuk memberikan sesuatu. Satu waktu, ketika Petrus hendak masuk ke dalam Bait Allah, dia bertemu dengan orang lumpuh ini namun Petrus tidak memberikan sedekah melainkan Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku tetapi apa yang kupunyai akan kuberikan kepadamu. Demi nama Yesus orang nazaret itu, berjalanlah.” Seketika itu juga orang lumpuh ini menjadi sembuh.

Peristiwa ini kemudian diketahui oleh banyak orang yang menyebabkan Petrus dipanggil oleh pemimpin-pemimpin Yahudi serta ahli-ahli Taurat untuk memberikan keterangan, “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?” Sejak kecil orang tersebut mengalami kelumpuhan adalah sebuah fakta, tetapi penyebab mengapa orang ini bisa sembuh merupakan kunci dibalik kesembuhan orang lumpuh tersebut. Oleh Kuasa Tuhan, jawab Petrus maka hal inilah yang TERSIRAT dari peristiwa itu.

Kondisi akhir dari dunia ini dan bagaimana semua peradaban manusia akan berhenti bisa mengejutkan setiap orang. Ketakutan manusia menghadapi hal-hal demikian menyebabkan mereka bisa mati (Lukas 21:26). (2 Timotius 3:1) Kesukaran-kesukaran yang terjadi adalah akibat dan penyebab yang pertama adalah karena manusia mencintai dirinya sendiri. Dalam urusan ekonomi semua negara negara di dunia, akan memberikan perhatian nomor satu bagi kepentingan dirinya. Mereka akan melindungi keselamatan mereka sendiri tanpa memikirkan kesusahan negara lain.

Firman Tuhan berkata bahwa hari Tuhan seperti pencuri. Mengapa dikatakan demikian? Seorang pencuri dia memiliki keahlian tersendiri, dan keahlian tersebut tentunya dia dapatkan dari latihan-latihan keras (2 Petrus 3:10). Mencuri adalah hal yang negatif namun keahlian yang mereka miliki adalah hal yang positif itu sebabnya Yesus menggunakan istilah ini bahwa hari Tuhan seperti pencuri. Yesus pernah berkata bahwa orang-orang dunia lebih pintar dari anak-anak Tuhan sehingga untuk mengimbanginya Tuhan katakan “Cerdiklah seperti ular dan tulus seperti merpati.” Apabila ada ketulusan dan kejujuran, inilah yang disebut sebagai kebenaran. (1 Yohanes 1:7-9) Ayat 7 ini menjelaskan tentang kehidupan anak Tuhan yang digambarkan sebagai terang yang dalam pikiran kita seharusnya bersih dari kesalahan dan pelanggaran. Akan tetapi menurut ayat 8 ternyata tidaklah demikian dan contohnya adalah Daud.

Daud adalah raja Israel namun dia mengambil isteri orang sehing ga dari hubungan ini menghasilkan keturunan. Tuhan sendiri berkata bahwa Daud adalah seorang yang berkenan di hati Allah. Perkataan ini diucapkan Tuhan sebelum Daud jatuh dalam dosa, dengan kata lain Tuhan tahu bahwa Daud nantinya akan berbuat dosa. Pertanyaannya adalah mengapa Tuhan berani mengklaim Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya? Apa yang Daud lakukan adalah sebuah pelanggaran besar sehingga Tuhan berfirman kepada nabi Natan supaya dia pergi menemui Daud.

Tuhan mengijinkan Daud melakukan kesalahan. Apa tujuan Tuhan? Supaya Tuhan bisa menemukan kebenaran dari kesalahan Daud tersebut. (1 Yohanes 1:9) Dia adalah Allah yang setia dan ketika kita mengakui kesalahan maka Dia mengampuni. Ketika nabi Natan datang menegur Daud dan Daud mengakui kesalahannya, itu adalah kebenaran. Mengakui sebuah kesalahan bukanlah hal yang mudah, tetapi jika seseorang berani mengaku Firman Tuhan berkata bahwa Ia adalah setia dan adil akan mengampuni setiap dosa kita.

Dunia yang kita diami saat ini tidak akan tetap sama keadaannya untuk 2-3 dekade ke depan. Hal yang terbaik dalam hidup ini yang bisa kita lakukan adalah hidup dekat dengan Tuhan. Saat kita datang kepada Tuhan, Dia akan menerima kita dengan memberi harapan baru. Anda tidak perlu takut dan cemas dengan apa yang sedang anda hadapi sebab Dia adalah jawaban dan penolong bagi kita.

Amin….

Filed Under: Khotbah

Daud dengan Tuhan

July 10, 2018 by Admin 2

Ringkasan Kotbah I Pdt. Michael P.Kairupan

Mazmur 23:1-6

Pasal 23 ini menceritakan tentang hubungan Daud dengan Tuhan. (Ayat 1-2) Dari dua ayat ini kita mendapatkan bagaimana sikap Tuhan terhadap Daud. Tuhan pernah berkata secara terang-terangan dalam Alkitab bahwa Daud adalah orang yang mendapat tempat di hati Tuhan sebab dia adalah orang yang berkenan kepada Tuhan (Kisah Para Rasul 13:22). Kalau kita berbicara tentang hubungan satu dengan yang lain, baik sebagai sahabat, teman, suami dan isteri, dan kita berkata bahwa kita mengasihi mereka sebagai ungkapan hati kita, maka akan lain halnya jika merekalah yang mengakui bahwa kita mengasihi mereka. Perbedaannya dimana? Perbedaannya terletak pada apa yang di rasakan oleh bersangkutan.

Seringkali orang mengucapkan sesuatu tidak sesuai dengan hatinya sehingga ucapanucapan itu dianggap sebagai penipuan atau bahasa manipulasi. Bukti bahwa kita benar-benar mengasihi seseorang adalah ketika orang tersebut bisa melihat, mengetahui dan merasakan sendiri kasih yang kita ucapkan. Dengan demikian kasih itu hidup bukan mati. Daud berkata bahwa Tuhan membimbing dan menuntunnya ke air yang tenang. Artinya, perhatian Tuhan dalam bentuk tindakan tadi sangatlah dirasakan oleh Daud. Dari pernyataan Daud tentang kasih setia Tuhan, menjelaskan bahwa Daud juga memiliki sikap yang sama bahwa Tuhan juga ada di hati Daud.

Berbicara tentang kasih, maka bagi saudara yang memiliki pasangan, apa manfaat dari kasih bagi hubungan saudara? Jika tidak ada sesua tu y ang bisa kita nyatakan kepada orang yang kita kasihi untuk meyakininya maka akan sulit menjaga hubungan yang erat satu dengan yang lainnya. Daud berkata bahwa dia akan memegang perjanjian terhadap Tuhan, dimana dia akan tetap tinggal dalam rumah Tuhan sepanjang masa. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kalau Tuhan memiliki sikap memperhatikan Daud sebagai bukti kasihNya, maka Daud juga menyatakan bahwa bukan cuma Tuhan saja yang mengasihi dia, melainkan Daud juga mengasihi Tuhan. Itu sebabnya hubungan Daud dengan Tuhan menjadi hubungan yang sangat kuat dan hidup.

Rasul Paulus pernah berkata bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Roma 8:35). Sifat dari kasih yang dimaksud oleh Paulus bukanlah kasih yang biasa-biasa sebab kasih ini adalah kasih yang luar biasa. Kesakitan, maut, kekurangan, kelaparan dan lainlain tidak dapat memisahkan kita dengan Tuhan dan itulah hubungan berdasarkan kasih. Hubungan yang di dasari kasih, akan menempatkan pasangan kita di tempat yang terhormat, demikian juga sebaliknya, jika sebuah hubungan tidak berdasarkan kasih maka kita menempatkan pasangan kita di tempat yang sangat hina. Mengapa? Karena kita akan mencari keuntungan dari orangorang tersebut dan sikap kita itu akan kita tuai nantinya melalui cara orang itu yang meniru sikap kita yang mengambil keuntungan. Daud bukanlah orang yang mencari keuntungan dari Tuhan, dia benarbenar mengasihi Tuhan dengan kasih yang sungguh-sungguh.

(Matius 5:46) Jika kita mengasihi orang lain karena kita sudah melihat dia mengasihi kita, apa upah kita? Kasih pada umumnya syaratnya adalah kita harus mengasihi lebih dulu barulah kita akan dikasihi. Dengan cara seperti ini maka tidak akan ada upah atau tidak akan ada hasilnya yang kita terima. Jika Tuhan menggunakan konsep kasih yang lazim dilakukan manusia maka Dia pasti tidak akan mau mati di Golgota. Tapi Tuhan  tidak demikian sebab ketika kita masih berdosa, Tuhan mendemonstrasikan kasihNya kepada kita. Artinya, di mata Tuhan kita ini sebenarnya adalah musuh tetapi dengan Dia naik ke Golgota, kita bisa melihat bukti bahwa dia benar-benar mengasihi kita.

Mengapa Daud dengan Tuhan begitu sepaham? Daud tidak pernah membanggakan dirinya atau orang lain sebab hanya satu yang dia banggakan dalam hidupnya yaitu Tuhan. Seandainya Daud dalam praktek hidupnya sehari-hari tidak mendukung pernyataan Tuhan terhadap dia bahwa dia ada di hati Tuhan maka Tuhan pasti akan sangat merasa malu karena Tuhan sudah mempertaruhkan kehormatanNya lewat pernyataanNya itu. Segala bentuk hubungan, termasuk hubungan intim , akan menempatkan hubungan itu hina dan kotor jika hanya berdasarkan keinginan mencari keuntungan. Berbeda halnya jika hubungan itu atas dasar kasih, orang-orang yang dekat kita, mereka akan merasa dihargai.

(Kolose 3:13-14) Kasih itu memiliki kekuatan yang besar untuk lebih mempererat satu dengan lainnya karena kasih tidak pernah berdiri sendiri harus ada dua pihak disana. Mengapa? Supaya Dia bisa merasakan kehadiran kita di samping Dia dan Dia juga bi sa di senangkan melihat ada orang yang berkomunikasi denganNya. Dia bi sa mendapatkan diriNya dihargai melalui pujian yang kita naikkan kepada Tuhan. Tuhan mengasihi Daud dan Daud juga menunjukkan tindakan yang sama sebagaimana yang Tuhan lakukan kepadanya. Jangan terlalu berharap banyak dari orang lain, anda harus bisa menolong diri anda sendiri sebab jika anda menunggu orang berbuat baik terlebih dahulu terhadap anda itu ada lah tindakan yang keliru.

Hargailah orang yang ada dekat kita supaya mereka tidak merasa ada perbedaan dengan kita. Kasih akan mempersatukan setiap perbedaan. Perbedaan itu indah sebab dengan perbedaan kita bisa saling mengisi satu dengan yang lain. Kalau Tuhan menunggu kita menjadi benar lebih dahulu supaya Dia bisa membuktikan kasihNya, maka tidak akan pernah ada keselamatan. Itu sebabnya untuk meyakinkan kita bahwa Dia mengasihi kita dengan begitu serius maka Dia mati di Golgota untuk menebus kita.

Amin…

Filed Under: Khotbah

Menjadi Orang Kristen Yang Seimbang

April 28, 2018 by Admin 2

Ringkasan Kotbah II Minggu, 22 April 2018 Pdt. Natanael Winanto

Hakim-Hakim 6:6

(6:6) sehingga orang Israel menjadi sangat melarat oleh perbuatan orang Midian itu. Lalu berserulah orang Israel kepada TUHAN.

Salah satu kitab yang paling banyak menceritakan peristiwa jatuh bangunnya orang Israel adalah kitab Hakim-hakim. Dalam ayat Firman Tuhan yang kita baca, dikatakan bahwa orang Israel menjadi sangat miskin bahkan melarat ketika orang-orang Midian menguasai dan menjajah serta merampas seluruh sumber-sumber kehidupan orang Israel. Dalam situasi seperti itulah kemudian orang-orang Israel mulai berseru dan meminta kepada Tuhan supaya mereka dibebaskan. Tuhan kemudian merespon seruan orang Israel itu.

Dalam ayat 11 kita bertemu peristiwa yang lain lagi. Ada keganjilan yang bisa kita lihat, dimana untuk mempertahankan hidup orang Israel maka mereka melakukan banyak hal yang diluar kebiasaan. Pemerasan anggur sudah berubah fungsi menjadi tempat pengirikan gandum. Dari situ kita bisa mendapatkan keterangan bahwa keadaan yang dialami bangsa Israel benar-benar sulit. Supaya mereka bisa bertahan dan melanjutkan hidup maka semua harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui oleh orang Midian. Karena bila orang Midian tahu, itu pun akan dirampas dan sumber-sumber hidup akan hilang.

Ayat di atas berkata bahwa ada seorang anak mudayang sedang mengerjakan hal tersebut. Kita tidak tahu apa yang ada dalam hati pemuda itu ketika dia sedang bekerja di tempat-tempat yang tidak lazim. Lalu malaikat Tuhan menegurnya dan menyapanya demi k i an: ” TUHAN menyertai engkau, ya pahlawan yang gagah berani.” (Ayat 12). Dalam ayat 13 Gideon menjawab “Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatanNya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami kedalam cengkeraman orang Midian.” Artinya, apa yang dilakukan Gideon semuanya diawasi oleh Tuhan.

Jawaban Gideon adalah jawaban yang manusiawi sekali dan lebih jauh lagi Gideon seperti berbantah-bantah dengan Tuhan. Gideon berkata “Di mana perbuatan-perbuatan Tuhan yang ajaib itu? Perbantahan itu belum selesai sebab Gideon mengajukan sebuah fakta yang tidak bisa dibantah. Fakta dimana mereka sedang ada dalam cengkraman orang Midian dan itu bukan hanya berlaku setahun atau dua tahun, melainkan sudah tujuh tahun lamanya. (Ayat 14) Setelah Gideon menyampaikan semua yang ada dalam hatinya Tuhan berfirman “Pergilah dengan kekuatanmu dan selamatkanlah orang Israel.” Akan tetapi ada sesuatu yang berbeda di balik kalimat tersebut sebab Tuhan berkata “Pergilah dengan kekuatanmu.” Tuhan sepertinya mau berkata demikian “Gideon sekarang Aku memberikan otoritas kepadamu untuk engkau mulai bangun, mulai menyusun kekuatan, mulai berjalan membebaskan orang Israel.” Dalam bahasa sederhana sebenarnya Tuhan menyertai kita dengan segala hal baik yang ada pada kita tetapi karena persoalan dan pergumulan maka hal itu lebih menyita perhatian kita sampai kita lupa bahwa kita diberi oleh Tuhan bukan hanya hikmat dan kekuatan tapi mungkin juga hal-hal yang lain yang bisa menolong kita untuk bisa keluar dari cengkeraman itu.

Ketika Tuhan berkata bahwa Tuhan mengutus Gideon, dia mulai berdalih (Ayat 15). Gideon merasa bahwa dia tidak sanggup. Tapi Tuhan berbeda, Dia selalu melihat kekuatan lain dalam diri kita karena kita adalah ciptaanNya, itu sebabnya Dia mengenal kita dan mengerti setiap potensi-potensi baik yang ada pada kita. (Ayat 16) Gideon mendapat otoritas untuk membebaskan orang Israel karena Gideon punya kerinduan untuk membebaskan bangsanya dari cengkeraman musuh dan kerinduan Gideon itu mengantarkan dia untuk melihat mujizat-mujizat Tuhan.

(Hakim-hakim 7:2-3) Tuhan mengajarkan Gideon untuk memobilisasi massa. Tujuh tahun tidak pernah berperang sekarang harus menghadapi perang. Massa yang berhasil dimobilisasi jumlahnya ada 30.000 orang. Gideon berpikir dengan 30.000 orang ini maka akan ada kekuatan yang besar untuk mengalahkan musuhnya. Namun Tuhan berkata bahwa jumlah tesebut terlalu banyak. Mengapa? karena massa yang dimobilisasi oleh Gideon tidak semuanya memiliki hati yang teguh menghadapi musuh. Artinya, kerinduan tidak cukup, harus diimbangi dengan hati yang tidak gentar. Lalu pulanglah 20.000 orang sebab mereka tidak berani menghadapi kenyataan hidup.

Tidak sampai di situ, Tuhan kembali berkata bahwa masih terlalu banyak rakyat yang bersama Gideon. Seleksi berikutnya Tuhan menyuruh mereka minum air (Ayat 4-6). Ada orangorang yang masih menjaga identitas mereka yaitu mereka yang minum air dari tangannya, bukan dengan menjilat. Dan yang tersisa hanya 300 orang saja. Tuhan melihat gaya hidup dari orang-orang Israel. Yang Tuhan butuhkan bukan cuma orang yang punya hati yang tidak takut menghadapi apapun yang terjadi, tetapi Tuhan juga memilih orang yang punya gaya hidup benar. Pasal 7 ini kemudian menjelaskan kepada kita bahwa dengan 300 orang ini Gideon mulai menghadapi peperangan. Bagaimana orang yang terpuruk bisa bangkit? Pertama, orang yang menjawab kerinduan hati Tuhan. Kedua, orang yang tidak takut menghadapi tantangan di depan. Ketiga, orang yang tetap menjaga identitasnya.

(Hakim-hakim 8:22-23) Bangsa Israel lupa bahwa Gideon hanyalah alat yang dipakai oleh Tuhan sesuai dengan zamannya. Mereka sudah berpikir lain karena mereka melihat bahwa Gideon adalah orang yang luar biasa sebab hanya dengan 300 orang saja dia berhasil mengalahkan raja orang-orang Midian yang selama tujuh tahun sudah mencengkeram kita. Mereka mau supaya Gideon jadi pemimpin mereka tapi Gideon berkata bahwa yang menjadi pemimpin mereka adalah Tuhan. (Ayat 24,27) Gideon ingin membuat simbol yang mengingatkan mereka bagaimana Tuhan menolong dan memberkati mereka. Hasil jarahan dikumpulkan dan dibuatlah efod. Efod ini kemudian menjadi barang penyembahan dan itulah menjadi jerat bagi mereka semua. Ketika hati orang Israel berpaling maka semuanya berubah.

(Hakim-Hakim 8:28) Ketika zaman sudah mulai nyaman maka simbol menjadi alat penyembahan. Ternyata banyak orang kuat dengan penderitaan tetapi ketika diberkati mereka berubah setia. (Ayat 29-31) Gideon memiliki 70 anak laki-laki dan semuanya anak kandung karena dia beristeri banyak. Dia juga memiliki gundik di Sikhem dan gundik ini melahirkan anak laki-laki yang bernama Abimelekh. Hati-hatilah dengan zona nyaman sebab jika kita tidak pandai memperhatikannya maka itu akan menjadi jerat dan membuat kita tidak berdaya. Bagaimana kita bisa menjadi orang Kristen yang seimbang? Perhatikan baik-baik bagaimana Gideon naik. Ada banyak nilai positif dan hal-hal yang baik yang bisa kita tiru. Kita juga belajar bagaimana orang Israel itu turun. Jangan berubah hati sebab ketika berubah hati maka simbol menjadi penyembahan. (Amsal 30:7-9) Dan yang terakhir, belajarlah bijaksana.

Amin…

Filed Under: Khotbah

Kekudusan Hidup

March 10, 2018 by Admin 2

Ringkasan Khotbah II Minggu, 25 Februari 2018 Pdt. Lydia Kairupan

Efesus 1:4

“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih k ita s ebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.” (Efesus 1:4).

Sebelum dunia ini dijadikan, Firman Tuhan berkata bahwa kita sudah dipilih oleh Tuhan. Dan kehendak Allah bagi kita sebagai orang-orang yang telah ditebus, supaya kita menjalani kehidupan yang kudus dan tak bercacat dihadapanNya. Namun dalam kenyataannya jika kita memeriksa diri kita, maka keadaan ini mungkin belum kita miliki sepenuhnya. Berbicara tentang kesempurnaan mungkin terdengar begitu berlebihan, namun ini adalah janji Tuhan buat Gereja bahwa Tuhan akan mendapatkan Gereja yang sempurna dan rencana Tuhan tidak mungkin gagal.

Tentunya untuk bisa mencapai hal ini, kita tidak bisa menggunakan kekuatan kita sendiri melainkan dengan kekuatan Roh Kudus. (1 Petrus 1:15) Tuhan menginginkan kita hidup kudus sebab Dia adalah kudus. Seringkali kita tahu bahwa apa yang kita lakukan  itu salah namun kita tetap melakukannya. Mengapa? karena Tuhan itu tidak kelihatan sehingga kita lebih takut kepada manusia dari pada kepada Tuhan dan itu menjadi jerat bagi diri kita sendiri (Amsal 29:25).

(1 Petrus 1:15-16) Sebelum Petrus dipenuhkan dengan Roh Kudus, dia berani menyangkal Tuhan sebab tidak ada yang menuntun kehidupan Petrus. Tetapi setelah dia dibaptiskan oleh Roh Kudus, dia berubah, dia menjadi pribadi yang takut kepada Tuhan sehingga dia bisa menasehati orang lain bahkan dia sendiri juga menjalankan kehidupan yang kudus. Kalau Tuhan menghendaki kehidupan yang kudus dari kita, berarti Tuhan tahu bahwa kita mampu sebab Dia sendiri yang memberi kemampuan kepada kita. Kita perlu kuasa Roh Kudus dalam hidup ini untuk membantu kita menjalankan hidup yang kudus dan benar di hadapan Tuhan.

(1 Tesalonika 5:23- 24) Allah bekerja mulai dari dalam untuk menguduskan kita sehingga kita tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus. Tuhan yang telah memanggil kita, Dia juga berjanji akan menolong kita dan Dia pasti akan menggenapinya sebab Dia setia pada perkataanNya. Berbeda dengan kita, kita suka berjanji namun kita tidak melakukannya. Kekudusan itu mulai dari dalam dan yang paling harus kita jaga adalah pikiran kita karena dari pikiran inilah akan keluar perkataan kemudian berlanjut pada perbuatan. Bila pikiran kita kotor maka perkataan kita juga kotor, demikian halnya dengan perbuatan kita pasti kotor.

Rasul Paulus awalnya ada lah orang jahat sebab dia suka menyiksa dan membunuh orang-orang yang ikut jalan Tuhan. Tapi setelah Tuhan memanggil dia menjadi rasul, Paulus berubah total. (2 Korintus 10:5) Banyak orang menutup hatinya untuk mengenal Tuhan yang benar, tetapi lewat Injil yang Paulus beritakan, kuasa Injil itu mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubuh yang dibangun oleh keangkuhan manusia. Seperti orang yang sedang ditawan tidak bisa lari, demikian juga untuk menjalani kehidupan yang kudus, kita harus menawan pikiran kita agar kita berpikir yang benar yang tertuju kepada Kristus (Filipi 4:8). Dalam kehidupan rasul Paulus, dia sendiri harus menawan pikirannya agar tidak mencuri kemuliaan Tuhan. Tuhan juga menambahkan duri dalam tubuhnya karena dia adalah orang yang cepat bangga dan sombong.

Pikiran ini tidak bisa dibaca oleh orang lain tetapi Tuhan bisa membacanya sebab tidak ada satu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan Tuhan (Ibrani 4:13). Rasul Paulus selalu berdoa supaya jemaat dikayakan dengan perkara-perkara rohani sehingga dunia di luar sana melihat kekayaan itu di dalam diri kita dan menarik mereka untuk datang kepada Tuhan. Manusia lahiriah kita bisa merosot, itu sebabnya rasul Paulus berkata bahwa dia menjaga manusia batiniahnya, dimulai dengan menawan pikirannya agar tertuju kepada Tuhan, sehingga dia bisa menjalankan kehidupan yang kudus dan benar di hadapan Tuhan. (Roma 12:1-2) Ibadah yang benar adalah dengan kita mempersembahkan tubuh kita dalam kekudusan dan kebenaran.

Firman Allah berkata bahwa pikiran kita harus diperbaharui sehingga kita dapat membedakan apa yang baik dan berkenan kepada Allah. Untuk menjalankan kehidupan dalam kekudusan maka ada satu hal yang harus kita miliki yaitu “TAKUT AKAN TUHAN”. Kalau kita berbicara tentang takut akan Tuhan maka tentunya di dalamnya ada ketaatan kepada Firman Tuhan.

(1 Petrus 1:14) Apa yang dimaksud dengan kalimat “Pada Waktu Kebodohanmu?” Maksudnya adalah pada waktu kita belum mengenal Tuhan, kita disebut bodoh. Tetapi setelah kita mengenal Tuhan seharusnya kita menjadi orang-orang yang pandai yang mengerti bagaimana caranya kita harus hidup. (1 Petrus 1:17) Hidup dalam ketakutan artinya kita gentar terhadap Tuhan. Kita takut karena kita tahu bahwa ada penghukuman apabila kita melanggar Firman Tuhan, sekalipun tidak segera namun penghukuman itu pasti datang. Tokoh Alkitab bernama Yusuf, dia menjaga kehidupannya ketika dia berada di rumah Potifar. (1 Tesalonika 4:1-7) Kitab Tesalonika pasal 4 ini adalah nasihat untuk hidup kudus supaya berkenan kepada Allah. Dalam kehidupan pernikahan, Allah ada di atas setiap rumah tangga. Untuk mencapai Gereja yang kudus, Allah bekerja mulai dari keluargakeluarga. Perceraian adalah kebencian di mata Tuhan bahkan suatu kekejian bagi Tuhan. Alkitab berkata bahwa orang-orang yang melakukan perceraian, dia melakukan kekerasan terhadap Allah.

(Ibrani 12:14) Selagi Tuhan masih memberikan kita kesempatan, berusahalah untuk mengejar kekudusan itu dan Roh Kudus yang akan memampukan kita. Kekudusan inilah yang akan membawa kita berjumpa dengan Tuhan nantinya.

Amin…

Filed Under: Uncategorized

Yusuf Arimatea

March 10, 2018 by Admin 2

Ringkasan Khotbah II Minggu, 18 Februari 2018 Pdt. Michael P Kairupan

Matius 27:57-60

Pada akhir pelayanan Yesus, Dia divonis mati oleh Pilatus berdasarkan permintaan orang-orang Yahudi yang merasa dengki dengan pelayananNya. Mereka melihat pengaruh penginjilanNya mampu mengubah atau menciptakan suatu sistem yang waktunya itu dipakai oleh semua komunitas dunia sampai saat ini, entah mereka percaya kepada Yesus atau tidak. Cina dikenal memiliki kebudayaan tertua dibandingkan dengan negara yang lain. Sesuatu yang sangat menarik adalah, sekalipun kebudayaannya termasuk yang tertua namun negara ini juga menggunakan kalender Masehi. Padahal kehadiran Yesus muncul pada abad pertama atau enam ratus tahun sesudah kebudayaan Cina ini hadir. Dengan demikian, mengambil sikap menentang atau tidak mempercayai Yesus merupakan hal yang sangat mengherankan.

Ketika Yesus berkata bahwa kita tidak boleh bermusuhan satu dengan yang lain, bukan berarti bahwa adanya perbedaan keyakinan dengan kita harus mengikuti pengakuan iman kita. Kalau kekristenan menghargai keyakinan yang lain maka hal yang sama seharusnya bisa ditunjukkan oleh mereka yang mendapatkan penghargaan tadi, mereka juga harus memberi kan perhati an kepada kek ristenan. Duni a menga l ami perubahan setelah kelahiran Yesus. Orang mau menerima atau menolak Dia sebagai Juruselamat bagi Yesustidaklah penting sebab kekristenan tidak diajarkan untuk memaksa, memperkosa keyakinan lain untuk mengakui Yesus. Kekristenan memberikan sebuah pelajaran yang edukasinya berisi kasih, kebaikan dan lain-lain. Inilah yang kita lihat dari kehadiran Yesus yang begitu luar biasa. Namun sekalipun pelayanannya begitu hebat, bahkan Dia menyatakan dirinya sebagai Juruselamat yang mau mati di kayu salib, tetap saja kebencian orangorang Yahudi terhadapNya begitu besar.

Pilatus yang berwewenang menjatuhkan vonis kepada para pelaku kejahatan saat itu, menyatakan bahwa dia tidak melihat ada kejahatan yang Yesuslakukan. Tetapisemua hal initidak cukup untuk membebaskan Yesus dari keinginan orang-orang Yahudi untuk menyalibkan Dia. Maksudnya adalah, sebaik-baiknya kita, kita akan tetap menemukan orang-orang dengan pandangan buruk terhadap kita ada di sekitar kita, bahkan dalam Gereja juga bisa demikian. Itu sebabnya kita tidak boleh berharap seratus persen bahwa kehadiran kita akan diterima oleh semua orang untuk mendapatkan pujian terhadap apa yang sudah dilakukan, kecuali kita siap kecewa.

(Matius 27:18) Orang-orang Yahudi menuntut supaya Yesus disalibkan. Hati mereka telah dikuasai kebencian dan kedengkian sehingga lahirlah sebuah keputusan yang salah. Pilatus berkata bahwa dia tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut lalu kemudian dia mencuci tangannya. Orang-orang Yahudi kemudian berkata “Biarlah darahNya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami.” Kita harus berhatihati dengan sikap yang didasarkan pada emosional. Jika seseorang telah dikuasai dengan kebencian dan kedengkian, dia tidak akan peduli lagi dengan kebaikan yang orang lakukan karena bagi dirinya yang paling penting adalah melihat orang yang dia benci itu hancur.

Kita yang melayani Tuhan, kita harus ingat bahwa semua pengorbanan yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, belum tentu akan mendapat pujian. Anda tidak boleh percaya seratus persen kepada orang-orang yang ada di sekitar anda sekalipun sekian tahun anda bersama mereka, apakah itu suami atau isteri. Harapan anda kepada orang-orang yang dekat sekali menurut anda akan berakhir pada saat usianya berhenti. Itu sebabnya gantungkan setiap harapan kita kepada Yesus saja sebab Dia selalu ada di saat kita menemukan diri kita begitu lemah. Kita sebagai anak Tuhan memiliki nilai yang lebih tinggi darisegala sesuatu yang ada di sekitar kita, kita adalah terang, alat kebenaran dan kita adalah pemenangpemenangDalam pembacaan Matius 27 tadi, muncullah seseorang yang disebutkan bahwa dia kaya dan terhormat, itulah Yusuf dari Arimatea. Mengapa tiba-tiba dia muncul? Karena tidak ada yang mau melihat Yesus. (Yohanes 19:38; Markus 15:43; Lukas 23:50) Setiap Injil menjelaskan tentang sosok Yusuf ini. Dia orang yang sangat dihormati karena dia dikenal baik dan benar. Untuk membuktikan bahwa dia baik dan benar, Firman Allah berkata bahwa dia pergi membeli kain lenan yang masih baru dan dia sendiri yang membungkus mayat Yesus. Yusuf memberikan yang terbaik, bahkan mayat Yesus dibaringkan di kubur yang masih baru. Dari pribadi Yusuf kita belajar untuk mengerjakan apa yang bisa kita kerjakan sendiri, jangan menunggu orang lain untuk melakukannya. Belajarlah untuk memahami kepentingan orang lain agar hubungan kita dengan mereka terjaga dengan baik. Yusuf dari Arimatea, dia melakukan hal ini meskipun secara finansial dia sanggup membayar jasa pelayan untuk menye rahkan tang gung j awab pribadinya.

Ada satu titik dalam perjalanan hidup anda, anda akan berhadapan dengan situasi dimana tidak ada siapasiapa bisa membantu anda. Lalu apa yang akan terjadi? Dalam Perjanjian lama ada Yusuf anak Yakub. Saudarasaudara kandungnya menjual dia kepada orang Mesir sehingga dia harus berada di tempat yang dia tidak suka. Tuhan yang membawa Yusuf ke sana dan Yusuf tidak ada pilihan lain waktu itu tetapi dia belajar menyerah kepada Tuhan. (Lukas 6:40) Hidup ini seperti sebuah sekolah. Saat anda lahirsemua buta, tidak ada yang anda tahu dan orang pertama yang akan mengajarkan anda tentang hidup, guru yang terbaik yang tidak akan anda lupakan adalah orang tuamu. Tahun berjalan, semua pengetahuan satu persatu anda dapatkan dan dalam tahapan-tahapan itu anda harus siap menghadapi kerasnya situasi.

Yesus sudah melakukan yang terbaik namun tetap saja itu bukan hal yang positif di mata orang-orang yang membenciNya. Inilah perjalanan hidup dan sangat penting bagi kita untuk mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinankemungkinan yang akan terjadi yang sekarang mungkin kita belum tahu. Tapi ketika anda berusaha untuk memahami maka anda adalah orang yang luar biasa, anda akan keluar sebagai pemenang. Banyak hal yang bisa anda tentukan tapi cuma ada satu jalan utama kalau anda ingin berhasi l yaitu hadapi semua perjuangan-perjuangan hidup, jangan mundur, jangan lari dari persoalan, melainkan temukan kuasa kemenangan disaat anda terpuruk. Masih ada Tuhan, dan tanpa Dia anda tidak akan bisa bertahan, sebab hanya Tuhanlah yang akan memberikan kekuatan dalam hidup ini.

Amin…

Filed Under: Uncategorized

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Go to page 4
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Praise & Worship

Paduan suara natal BCC 2013

December 15, 2013 By: CC Bethlehem

(1) Oh Betapa Senang (2) Senang, selalu senang (3) Tiada ku ragu lagi

August 10, 2013 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mind The power of leadership Pemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind* Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem