• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Valent Mandey

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

April 20, 2016 by Valent Mandey

Filed Under: Video Khotbah

Lukas 5:17-23

April 17, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 17 April 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Lukas 5:17-23

(Lukas 5:17-23) Ahli Taurat dan orang-orang Farisi ini, setiap kali mereka bertemu dengan Yesus, mereka sudah mempunyai kesimpulan sendiri karena mereka tidak menyukai Yesus sehingga apapun yang Yesus lakukan tetap dianggap tidak benar. Apa yang membuat seseorang menjadikan dirinya susah? Yesus berhadapan dengan ahli-ahli Taurat yang memusuhi Dia dari awal. Mereka merasa sangat terganggu, sebab kehadiran Yesus dalam pelayananNya menarik perhatian banyak orang karena Dia mengajarkan kebenaran yang disertai mujizat-mujizat. Orang-orang Farisi sangat membenci Yesus padahal Yesus sudah melakukan hal-hal yang baik dan benar untuk orang-orang Yahudi sendiri. Karena mereka tidak menghargai Yesus yang telah melakukan hal yang baik bagi masyarakat, contohnya orang lumpuh berjalan, orang buta bisa melihat, maka Yesus tidak bisa berbuat banyak.

Dalam Firman Tuhan ini, yang Yesus hadapi adalah orang-orang yang membutuhkan pertolongan misalnya orang lumpuh yang dibawa kehadapan Yesus. Agar orang sakit ini bisa ditolong dan menjadi sembuh, maka beberapa orang menurunkan orang lumpuh ini dari atap sampai ke tempat di mana Yesus ada. Keyakinan orang-orang ini begitu tinggi sampai Yesus berkata “Dosamu sudah diampuni, bangun dan berjalanlah.” Bagi orang Yahudi, wewenang untuk mengampuni dosa ada pada Tuhan sehingga ketika Yesus menempatkan diri dengan bahasa tadi, mereka menganggap bahwa Yesus sudah menghujat Tuhan. Dan ini yang dipakai untuk menyudutkan dan mempersalahkan Yesus.

Yesus melihat betapa jahatnya orang-orang ini dan kejahatan yang dinilai Yesus bukan berdasarkan pada sikap mereka melainkan pada pikiran mereka. Mereka telah menempatkan sebuah pemikiran yang salah dan akhirnya menimbulkan masalah bagi diri mereka sendiri. Sebenarnya yang harus mereka lihat adalah bagaimana Yesus sudah menolong orang. Jangan mempersoalkan sesuatu yang tidak pantas untuk dipersoalkan. Orang yang tadinya lumpuh, kini telah mengalami kesembuhan, bukankah lebih baik hal ini yang disyukuri? Tetapi karena orang-orang Farisi dan ahli Taurat sudah memilki kesimpulan sendiri dan telah menaruh benci pada Yesus maka apa saja yang Yesus lakukan, semua itu seakan-akan tidak berarti.

(1 Samuel 18:6-8) Ketika Daud pulang dari berperang, Perempuan-perempuan menyongsong raja Saul sambil menyanyi karena mereka tahu bahwa Saul adalah raja. Apa yang terjadi kemudian, menjelaskan tentang siapa Saul sebetulnya. Dalam nyanyian perempuan-perempuan ini mereka berkata “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Perkataan ini, menyebalkan hati Saul. Mengapa? Karena Daud disanjung-sanjung oleh orang-orang ini melebihi pujian terhadap Saul.

Ditelinga Saul, pujian dari perempuan-perempuan ini seakan-akan menempatkan Saul di bawah dan Daud di atas. Saul menerima pujian ini berdasarkan perasaan bukan dengan otak. Kalau dengan otak, seharusnya Saul mengakui kemampuan Daud karena memang demikian kenyataannya. Namun karena kebencian yang begitu tinggi menyebabkan Saul tidak bisa mengakui akan hal ini. Saul tidak berpikir bahwa yang mengalahkan Goliat adalah Daud, itu sebabnya jika wanita-wanita ini memuji Daud maka ini adalah hal yang masuk akal. Ayat 8 dalam pembacaan diatas merupakan sebuah kesimpulan yang tidak beralasan. Saul takut jabatan raja akan jatuh ke tangan Daud. Saul membuat masalah bagi dirinya sendiri.

Jangan anda mempersalahkan orang-orang disekitar anda sebab terkadang sumber persoalan itu berasal dari diri anda sendiri. Ketika pikiran anda terbentuk salah maka akibatnya akan berbahaya sekali. Ayat 9, sejak hari itu Saul membenci Daud. Kalau dalam bahasa asli dikatakan, sejak saat itu Saul membenci Daud. Artinya, sejak pikiran Saul diisi oleh sebuah kesimpulan berdasarkan perasaan, maka Saul mendengki Daud. Persoalan ini bukan berasal dari Daud tapi berasal dari Saul sendiri yang tidak dapat menguasai pikirannya. Pikiran anda akan menentukan keputusan yang anda ambil dan keputusan itu akan menjadi tindakan anda.

(Lukas 5:25) Orang yang lumpuh tadi mengalami kesembuhan dan memuliakan Tuhan. Kalau seseorang tidak suka dengan apa yang Yesus lakukan, maka Dia tidak akan melakukan mujizat. Tapi dalam pembacaan ini kita bisa melihat mereka akhirnya memuliakan Allah. Mujizat bukan seperti sulap sebab mujizat dilakukan Tuhan untuk orang-orang yang Tuhan lihat akan memuliakan Dia. Ikutlah Tuhan dengan benar. Jika hari ini Tuhan belum memberkati anda, hargai apa yang ada padamu. Tuhan pasti akan menyiapkan sesuatu asalkan kita memuliakan dan meninggikan Dia selalu…Amin

Filed Under: Featured, Khotbah

Lukas 12:16-21

April 10, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 10 April 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Lukas 12:16-21

Dalam perjalanan hidup kita, semua yang kita miliki termasuk diri kita sendiri adalah kekayaan yang luar biasa dari Tuhan. Pada saat tertentu, sebuah peristiwa yang tidak kita sangka, tidak kita duga seperti perjalanan hidup Ayub, tidak pernah dia bayangkan bahwa nanti akan ada bencana bagi dirinya. Singkat cerita Tuhan mengijinkan semua kekayaan-kekayaan Ayub yang dia rintis dari nol, dia kelolah dari awal, semua lenyap dalam waktu yang tidak terlalu lama. Bahkan anak-anak yang dia cintai juga mengalami hal yang serupa. Tapi satu hal yang menarik adalah Ayub masih memiliki dirinya, hidupnya sebagai kekayaan yang penting dan merupakan sisa dari apa yang sudah lenyap. Ayub juga diserang oleh penyakit yang menimbulkan kekuatiran karena kemungkinan  penyakit ini akan menyebabkan kematian. (Ayub 1:20) Dibelakang peristiwa menyakitkan ini, Ayub menyembah Tuhan artinya Ayub menerima fakta menyakitkan didepannya sebagai konsekuensi dari ketetapan dirinya untuk percaya kepada Tuhan.

Ayub tahu bahwa apa yang dia alami adalah seijin Tuhan. Dalam pengakuannya pada pasal-pasal berikutnya, Ayub berkata bahwa kalau dia diuji maka dia akan keluar seperti emas (Ayub 23:10). Dalam (Lukas 12:13-21) dikatakan, kekayaan dari orang kaya ini tidak hilang, tapi yang hilang adalah pemilik dari kekayaan tersebut. Tidak ada salahnya kita merancang kehidupan kita kedepan, tetapi mengenyampingkan Tuhan sebagai Allah yang berdaulat atas diri kita, disinilah letak persoalannya. Orang kaya ini tidak ingat bahwa Allah yang mengatur semuanya. Dia menganggap dirinya dengan kekayaan itu, seperti dunia tersendiri dan diatas dia tidak ada lagi yang lain. itu sebabnya Tuhan menghentikan perjalanan hidup dari seseorang  yang hiburannya serta hatinya ada pada kekayaan.

                Belakangan ini kita terus melihat dan mendengar berita tentang kekayaan-kekayaan dari orang-orang tertentu disimpan disebuah negara yang menjanjikan keringanan atau rendahnya pajak untuk orang-orang yang niatnya ingin menyembunyikan seluruh kekayaan-kekayaan mereka di negara tersebut. Ada beberapa negara yang anda sendiri sudah tahu memiliki kebijakan ini. Jadi jika kita memiliki uang, kita bisa menyimpannya disana karena negara tersebut didukung dengan aturan yang mereka buat sendiri, menyebabkan uang kita akan aman. Apa yang terjadi sekarang ini menjelaskan bahwa kekayaan bagi seseorang sudah seperti Tuhan. Alkitab berkata, orang menjadi hamba uang pada akhir zaman (2 Timotius 3:1-2). Uang tidak salah, tetapi sikap atau pandangan seseorang terhadap uang akan menjadi sebab yang menentukan orang tersebut modelnya seperti apa. Apakah dia tidak berpikir tentang Tuhan sebab dia hanya melihat kekayaannya, atau ada faktor lain seperti Ayub yang menyadari bahwa hidup itu adalah Tuhan.  Kalaupun hidup adalah pilihan, maka menentukan pilihan yang tepat akan membawa dampak yang positif bagi pengambil keputusan itu sendiri.

(Lukas 6:24) Firman Tuhan berkata “Celakalah kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburan.” (Pengkhotbah 5:7-9) “Kalau engkau melihat dalam suatu daerah orang miskin ditindas dan hukum serta keadilan diperkosa, janganlah heran akan perkara itu, karena pejabat tinggi yang satu mengawasi yang lain, begitu pula pejabat-pejabat yang lebih tinggi mengawasi mereka. Suatu keuntungan bagi negara dalam keadaan demikian ialah, kalau rajanya dihormati di daerah itu.” Pertanyaannya adalah, apakah benar seseorang akan terhibur dan merasa nyaman dengan kekayaan yang dia pikir itu segalanya? Salomo berkata bahwa semua itu sia-sia. Salomo adalah orang terkaya dan pada masa pemerintahannya selama 40 tahun, dia mengumpulkan emas kurang lebih 666.000 talenta.

Dengan kekayaan yang begitu banyak, Salomo berpikir akan mudah untuk dia mendapatkan kesenangan-kesenangan yang dicari oleh banyak orang. Firman Tuhan berkata, celakalah orang yang menghibur diri dengan kekayaan (Lukas 6:24). (1 Korintus 6:9-10) Orang-orang kikir tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah karena mereka menjadi budak atas uang. Kitab pengkhotbah adalah kitab kesimpulan dari analisa perjalanan hidup. Salomo adalah anak Daud dari istrinya Batsyeba tapi dia kehilangan Tuhan dalam dirinya, setelah dia dikuasai oleh kekayaan. Orang memburu kekayaan alasannya Cuma satu yaitu supaya dia senang dan terhibur. Tapi apakah benar demikian? Salomo dengan uang yang dia punya, dia bisa membeli wanita-wanita yang merupakan simbol keindahan dan kesenangan. Namun Alkitab katakan bahwa Salomo tidak berhasil memuaskan dirinya. Keberhasilan Salomo menjadi orang terkaya waktu itu membuat bangsa-bangsa sekitarnya terkagum-kagum, tapi salomo terhadap dirinya tidak demikian. Kalau anda jujur anda akan berkata bahwa kita cuma bisa tenang dan nyaman didalam Tuhan.

Salomo berkata bahwa semua adalah sia-sia. (Pengkhotbah 5:9-10) Dengan kekayaan yang terus bertambah maka pengeluaran juga akan meningkat. Bukan soal kebutuhan melainkan keinginan. Kalau anda diberkati oleh Tuhan, anda harus bisa menikmatinya. Tuhan mau agar kita memiliki kemampuan untuk mengontrol diri kita sendiri, sebab jika tidak demikian, diujung sana nanti kita juga yang susah. (1 Timotius 6:6) Kalaupun Tuhan mengijinkan kita kembali ke titik nol, kita harus ingat bahwa dulu kita juga memulai dari nol. Artinya kita tidak perlu takut menghadapi kondisi yang ada. Tuhan akan membawa kita naik terus untuk menikmati berkat yang lebih besar ketika berkat-berkat yang ada sekarang ini kita syukuri. Alkitab berkata, waktu kita tidur Tuhan sudah siapkan berkat. Jadi Tuhan mempertimbangkan semua yang kita perlukan untuk hari esok. Bila kita tidak mensyukuri, kita mengundang kesulitan bagi diri kita sendiri.

 Anda tinggal memilih mau yang mana, dan anda tinggal menentukan sikap kedepan dimana hiburan yang anda inginkan akan anda dapatkan. Daud berkata, aku senang kalau orang berkata mari kita ke rumah Tuhan (Mazmur 122:1). Kesenangan Daud tidak terletak pada sejumlah kekayaan yang dia peroleh. Tidak salah jika Tuhan memberkati anda, akan tetapi kelolah baik-baik keuangan anda agar tidak ada istilah, lebih besar pasak daripada tiang. Kalau Tuhan sediakan hari ini rumah yang sederhana sebagai berkat, ucapakan “terima kasih Tuhan.” Berkat-berkat besar menjadi pertimbangan Tuhan untuk diberikan bilamana Dia melihat bahwa yang kecil kita syukuri. Hati-hatilah dengan semua berkat yang Tuhan beri. (1 Timotius 6:8) “Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” Kalau anda punya kemampuan untuk mengeluh mengapa anda tidak gunakan kemampuan itu untuk berterima kasih pada Tuhan. Berpikir terlebih dulu sebelum bertindak senantiasa lebih baik daripada sudah bertindak baru berpikir.

Filed Under: Featured, Khotbah

SEKOLAH INJIL LIBURAN (PELNAP)

April 7, 2016 by Valent Mandey

FormatFactoryPOSTER SIL

Filed Under: BETH NEWS, Featured

Yesaya 62:1

April 3, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 3 April 2016

Pdt. Lydia Kairupan

Yesaya 62:1

(Yesaya 62:1) Dalam ayat ini kita bisa melihat bagaimana kepedulian Tuhan yang begitu luar biasa bagi gereja. Siapakah Sion dan siapakah Yerusalem? Kita tahu bahwa tempat-tempat itu adalah tempat beribadahnya orang-orang Yahudi. Tetapi bagi kita sekarang ini, Sion dan Yerusalem berbicara tentang kita Gereja Tuhan. Firman Tuhan berkata “Oleh karena Sion Aku tak dapat berdiam diri, oleh karena Yerusalem Aku tidak akan tenang.” Artinya, Tuhan selalu berjaga, mengawasi dan Tuhan terus melakukan sesuatu bagi Gereja. Ada dua hal yang perlu kita pelajari dari ayat ini, sebab bagi Allah hal ini adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan kita.

Pertama, kebenarannya bersinar seperti cahaya. Kebenaran yang dimaksud dalam ayat ini bukan kebenaran diri sendiri tapi kebenaran Allah yang akan bertambah terang dan bercahaya dalam kehidupan orang percaya sehingga dunia dapat melihat Kristus yang sebenarnya dalam diri kita. Seringkali kita mengedepankan kebenaran kita karena kita menganggap apa yang kita pikirkan, perkatakan dan apa yang kita perbuat itu sudah benar. (Mazmur 119:160) Kalau kita mau hidup menurut kebenaran, hiduplah dalam Firman yang Allah tinggalkan buat kita. Dengan kekuatan kita sendiri memang tidaklah gampang itu sebabnya kita perlu Roh Kudus yang memampukan kita.

(Yohanes 14:6) Bila kita mau hidup didalam kebenaran Allah, maka teladan kita adalah Yesus. Sebab itu pengiringan kita yang benar, objek ibadah dan pelayanan kita haruslah Tuhan sehingga kita tidak akan kecewa. Yesus sudah kembali ke sorga tapi Dia tinggalkan diriNya lewat Firman dan Firman itu telah menjadi manusia yaitu Yesus (Yohanes 1:14). (Yohanes 17:16-17) Ayat ini merupakan doa dari Yesus untuk murid-muridNya sebelum Dia kembali ke sorga. Yesus berkata “Kuduskan mereka dalam kebenaran FirmanMU adalah kebenaran” Tuhan menginginkan agar murid-muridNya mematutkan hidup, pelayanan, dan pekerjaan mereka sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Itu sebabnya jangan abaikan hal ini, karena Firman adalah pedoman yang paling baik untuk menjalankan hidup kita supaya benar dan berkenan kepada Tuhan.

(Mazmur 119:9) Untuk mempertahankan kelakuan yang bersih itu tidak mudah. Tapi kita memiliki Firman Allah yang menjadi pedoman bagi kita dan kita harus selalu mengacu pada Firman Allah sebab untuk itulah Dia tinggalkan Firman ini. (Mazmur 119:142) Kebenaran Allah itu kekal selama-lamanya. Sebagai orang percaya, kita ini sudah dibenarkan oleh darah Yesus. Kematian dan kebangkitanNya untuk kita dan darahNya diatas Golgota sudah membenarkan kita ketika kita percaya dan menerima Dia. Namun seringkali kebenaran Allah yang sudah membenarkan kita ini tercemar dengan hal-hal yang ada di sekeliling kita, sehingga kita tidak lagi hidup sepenuhnya dalam kebenaran Allah. Tetapi betapa besar kasih Allah kalau Dia mau membuka mata hati kita dan mencerahkan pikiran kita supaya kita kembali peduli untuk menegakkan kebenaran Allah dalam hidup kita. Dengan pertolongan kuasa Roh Kudus kita bisa menjalankannya.

Contoh adalah Petrus. Diantara dua belas murid Yesus, dialah yang paling berani dan selalu dijadikan juru bicara. Tapi satu saat ketika Yesus menceritakan bahwa Dia akan mengalami aniaya dan Dia juga akan mati di salib, Petrus dengan hebatnya ingin menjadi pahlawan, dia ingin membela Yesus. Yesus mengasihi Petrus tapi pada waktu Petrus mau menggagalkan rencana Allah bagi Yesus yaitu tentang kematianNya diatas kayu salib, apa yang Yesus katakan pada Petrus? “Hai iblis.” Iblis ingin membatalkan rencana Allah yang mulia. Kebenaran diri sendiri seringkali mendatangkan celaka dalam hidup. Banyak masalah terjadi akibat kita seringkali mengedepankan diri sendiri. Berdoalah sebagaimana Yesus berdoa di Getsemani. Dia juga sebagai manusia ingin agar cawan dosa dilalukan karena Dia merasa terlalu berat bahkan Yesus merasa seperti mau mati. Tapi dalam doanya Dia berkata “Dalam hal ini bukan kehendakKu tapi biarlah kehendakMu yang jadi.” Apabila kita berdoa sama seperti Yesus, maka ketika Tuhan berkata tidak boleh karena itu kehendakNya buat kita, kita tidak akan kecewa karena kita berkata “Biar kehendakMu yang jadi.”

                Paulus juga adalah orang yang selalu merasa apa yang dia buat itu benar. Ketika dia menganiaya orang-orang yang mengikut jalanNya Tuhan, dia menganggap itu sebuah amal dan ibadah yang benar. Tetapi saat Allah merubah dirinya untuk hidup didalam kebenaranNya Allah, hidup Paulus berubah sama sekali. (Kejadian 3:7) Ketika Adam dan Hawa diciptakan Allah dan kemudian mereka jatuh dalam dosa karena melanggar perintah Allah, mereka merasa malu melihat ketelanjangan mereka dan menjadi takut. Untuk menutupi ketelanjangan mereka, Adam dan Hawa mengambil daun pohon ara. Sifat dari daun itu tidak kekal sebab tidak untuk seterusnya dia segar. Ini berbicara tentang kebenaran diri sendiri yang kita selalu pakai dalam diri kita. (Kejadian 3:21) Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan mengenakannya pada mereka berbicara tentang kebenaran Allah. (Yesaya 64:6) Allah mau memakaikan kebenaranNya pada kita agar tetap benar dihadapan Allah.

                Firman Tuhan berkata bahwa Daud adalah seorang yang berkenan dihati Tuhan. Daud tidak luput dari kesalahan, tapi dia sudah dibenarkan kembali karena pengakuannya atas apa yang dia sudah lakukan. (Mazmur 25:5) Daud tidak pernah merasa dirinya sudah pandai, dia memiliki hati yang begitu rendah dan dia meminta agar Tuhan mengajar dia hidup dalam kebenaran. (Mazmur 86:11) Daud menyadari terkadang dia salah jalan dan kita pun seringkali mengalami hal yang sama. Hidup takut akan Allah, menunjukkan bahwa kita hidup didalam kebenaran Allah. (Amsal 4:18) Jalan orang benar semakin bercahaya.

                Kedua, keselamatan jiwa kita. (Roma 13:11) Ketika kita baru percaya dan terima Yesus, kita tidak berhenti sampai di situ saja sebab kehidupan kita akan berjalan terus. Itu sebabnya Tuhan begitu peduli dan memperhatikan keselamatan dari gereja. Kalau Tuhan sedang bekerja melakukan sesuatu, kita tidak bisa membiarkan hanya Tuhan yang mengerjakan sesuatu dalam diri kita. (Mazmur 116:12-13) Keselamatan itu harus diangkat tinggi atau dihargai. Tapi dalam kenyataan ada saatnya tangan yang sudah terangkat itu menjadi lemah lalu turun. Kita tidak lagi menghargai keselamatan kita, kita melupakan harga keselamatan yang adalah darah Yesus yang mulia.

(Filipi 2:12) Firman Tuhan berkata, kerjakanlah keselamatanmu. Ketika tangan kita lemah kita harus tahu ada kekuatan daripada Allah lewat RohNya dalam hidup kita untuk mengangkat tangan kita kembali. (1 Yohanes 1:9) Bila kita berbuat kesalahan, jangan bersikap masa bodoh sebab ketika kita hidup dalam dosa, keselamatan itu jauh dari kita. Alkitab menjanjikan ketika kita berdoa dan mengaku dosa kita maka Tuhan akan mengampuni kesalahan kita. (Kisah Para Rasul 4:12) Keselamatan tidak ada dalam siapapun juga selain di dalam Dia. Berbahagialah kita yang nama Yesus ada dalam kehidupan kita.

                Ketika Yesus akan lahir, malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf agar bayi laki-laki yang akan lahir dinamakan Yesus. (Lukas 2:11) Dialah satu-satunya yang menyelamatkan dosa manusia sehingga kita beroleh keselamatan. (Yohanes 4:42) Wanita samaria yang akhirnya mengenal Yesus, dia berlari menuju kota Samaria dan kemudian dia mulai bersaksi pada orang banyak. Tidak ada manusia yang bisa menyelamatkan manusia dari dosa sebab keselamatan itu hanya ada didalam Yesus. Dan Tuhan mau kita terus hidup dalam keselamatan itu. (Yesaya 62:2-3) Ayat ini berbicara tentang Israel, tapi juga tentang kita orang percaya. Bersyukur kalau Tuhan tidak tinggal diam dengan kita. Bukan saja dalam memberikan berkat tapi justru kepada hal-hal yang seringkali kita abaikan dalam hidup ini yaitu kebenaran Allah dan keselamatan dari Tuhan. Amin….

Filed Under: Featured, Khotbah

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 9
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Praise & Worship

Kusiapkan Hatiku

June 22, 2013 By: CC Bethlehem

Saat ini kudatang lagi + Segala puji syukur

January 12, 2014 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mindThe power of leadershipPemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind*Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem