Minggu, 20 Maret 2016
Pdt. Michael P Kairupan
1 Korintus 11: 20-26)
Setiap manusia akan menghadapi tekanan-tekanan hidup yang disebabkan oleh banyak faktor. Namun bila kita melihat dari perspektif Firman Tuhan, setiap persoalan selalu ada jalan keluar. Firman Tuhan yang diberikan pada kita akan membuka kesadaran bahwa selalu ada solusi dalam setiap permasalahan. Mengapa jalan keluar yang kita dapat didalam Tuhan dinilai tepat? Anda sendiri mengetahui bahwa bentuk penyelesaian yang kita rancang bagus justru sering menimbulkan persoalan baru yang menambah rumitnya situasi. Orang-orang di sekitar anda, tidak dapat diyakini sepenuhnya pertolongan yang akan mereka berikan. Tuhan setia pada janjiNya dan Dia tidak akan berubah, sebab Tuhan yang kita percayai tidak mengucapkan hal yang omong kosong. Alkitab berkata Dia adalah juruselamat dan penolong kita.
(1 Korintus 11:20-26) Jemaat Korintus adalah satu dari jemaat yang pertumbuhannya itu terhenti. Mereka membiarkan diri dan hati mereka tidak berubah. Israel mempunyai suatu kebiasaan yaitu, sebagai satu keluarga mereka memiliki waktu untuk duduk makan bersama. Setahun sekali, ada satu hari yang istimewa bagi mereka yaitu pada hari paskah dimana ada semacam pesta yang suasananya itu sakral, jadi bukan pesta dalam bentuk duniawi tapi dalam bentuk ibadah. Perjamuan makan bersama bagi bangsa Israel merupakan sebuah pertemuan yang di tempat itu anak-anak dan cucu mendapatkan pesan dari orang tua mengenai sejarah makan minum.
Alkitab mencatat bahwa kepala keluarga didalam kaum keluarga Israel, bertindak sebagai pemimpin. Dalam pertemuan tadi, dia mengingatkan kepada anak dan cucunya tentang Taurat. Secara bergilir anak-anak juga diberikan kesempatan untuk membaca kitab-kitab Tersebut. Dan dengan kebiasaan ini, mereka terbentuk sebagai komunitas rohani walaupun dalam kenyataan, praktek tentang Taurat itu kurang sekali. Mereka hanya berkembang dalam pengetahuan tentang Taurat tetapi realisasi dari semua ayat-ayat Taurat berat untuk diterapkan. Walaupun demikian, karena mereka ini adalah umat Tuhan maka cara berpikir Israel menjadikan mereka satu komunitas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Dalam soal makanan saja mereka tidak diperkenankan makan jenis-jenis makanan yang tidak terseleksi.
Tuhan mengajarkan kepada bangsa Israel untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang Dia tentukan sendiri. Binatang tidak boleh bercacat dan kondisi binatang tersebut pun harus dilihat. Mengapa? Karena dalam perjamuan makan bersama tadi, pesan yang akan disampaikan adalah mengenai Tuhan. Lemak yang ada dalam daging itu harus dipisahkan dan ditaruh pada sebuah tempat untuk dibakar kemudian. Darah dari hasil binatang yang dikorbankan pun dipisahkan sebab tidak diijinkan untuk dimakan sebab dalam darah ada nyawa (Imamat 17: 11a). Binatang itu sendiri dipilih dan harus dilihat baik-baik apakah memenuhi syarat bagi Tuhan atau tidak. Awal dari perjamuan makan dan minum berasal dari Tuhan sendiri.
Makan minum didalam Alkitab memiliki nilai rohani yang sangat tinggi dan sejarahnya bisa kita temukan dalam Keluaran 12:21-24. Ada alasan mengapa Tuhan meminta Musa menyembelih seekor binatang lalu dagingnya itu dipotong-potong dan kemudian lemaknya dan darahnya dipisahkan. Binatang tersebut yang akan disembelih harus disimpan lebih dulu dalam beberapa hari, sampai memenuhi ketentuan yang Tuhan inginkan. Alkitab berkata bahwa Tuhan pada waktu malam akan lewat dan setelah Dia melihat ada darah di ambang pintu dan ambang batas pintu itu, maka Tuhan menjamin adanya keselamatan. Ini adalah pesan utama di balik korban yang Dia inginkan. Yang harus diperhatikan oleh bangsa Israel ketika duduk makan bersama, bukanlah daging yang tesedia tetapi pada apa yang tersirat didalamnya.
Allah mau menghukum Mesir dan ingin memperlihatkan kepada mereka bahwa Allah Israel adalah Allah yang tidak bisa dipermainkan. Tuhan sangat mengasihi bangsa Israel dan saat bangsa yang tidak mengenal Tuhan dengan leluasa memperlakukan bangsa ini semau mereka, bagi Tuhan ini adalah sebuah kejahatan. Tapi cara Tuhan untuk mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan tidak sesederhana sebagaimana anda baca. Tuhan menyiapkan lebih dari satu tulah untuk memaksa Firaun membebaskan Isarel. Betapa sombong dan kerasnya raja ini sehingga dia baru menyadari setelah korban sudah sekian banyak melalui sejumlah tulah. Dia akhirnya mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan ada di tengah-tengah bangsa Israel. Tuhan ingatkan kepada Musa bahwa pada malam itu juga Tuhan akan berkeliling diseluruh kawasan Mesir dan akan membunuh tiap anak sulung mereka termasuk anak sulung dari segala binatang agar mereka merasa aman di tempat mereka. Dari sinilah asal-usulnya sehingga ada hidangan diatas meja Israel.
Dalam perkembangannnya perjamuan malam ini di Korintus berubah. Nilai-nilai sakralnya hilang dan berubah menjadi perjamuan nafsu yang mencerminkan kerakusan. Tingkat nafsu seseorang sangat tinggi terhadap makanan. Karena soal makan-minum sehingga mereka kehilangan pesan utama yang ada didalamnya. (Ulangan 4:9) Arti ayat ini adalah, hal-hal yang dilakukan Tuhan dari generasi sebelum kita, sampai kepada kita dan generasi selanjutnya setelah kita, semua ketetapan-ketetapan Tuhan, perbuatanNya, kuasaNya dan FirmanNya menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkannya kepada anak-anak dan cucu-cucu. Semua ketentuan-ketentuan yang diberikan Tuhan kepada Musa, Tuhan inginkan diteruskan pada generasi berikutnya. Dalam hal makan pun Tuhan menghendaki seseorang mengerti bahwa disitu Tuhan ada. Tetapi dari generasi ke generasi sejarah perjamuan makan itu berubah menjadi jamuan makan liar. Kehilangan esensi rohani yang seharusnya ada didalam perjamuan makan malam itu.
(Filipi 3:17-19) Kerakusan manusia terhadap makanan menyebabkan mereka berada pada posisi sebagai hamba untuk makanan. (Ulangan 4:9) Apa yang tertulis dalam ayat ini, sampai sekarang masih dilakukan oleh bangsa Israel. Dalam perjanjian baru hal ini hilang sama sekali sebab makanan itu menjadi Tuhan dan menempatkan seseorang dalam posisi budak. (Roma 14: 17) Kebahagiaan itu sumbernya dari sini. Seseorang tidak akan berbahagia karena melihat di atas meja penuh dengan makanan, sebab kebahagiaan itu dari Roh kudus. Oleh karena itu Paulus berkata bahwa dalam perjamuan itu seharusnya kamu ingat akan korban Tuhan. Peristiwa salib memberikan rasa aman, tenang dan bahagia. Mengapa? Dari Golgotalah keselamatan, Tuhan sudah sediakan. Didalam Tuhan kita selalu punya kesempatan melihat hidup ini lebih baik. Bagaimana caranya? Jangan bermusuhan satu dengan yang lain. Kalau anda diberkati ingatlah itu semua berkat Tuhan. Anda perlu tahu bahwa Tuhan dibelakang segalanya. Tidak pernah ada keselamatan dan kebahagiaan sampai anda melihat kesempatan untuk merasakan hal tersebut hanya ada didalam Yesus. Amin…