• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Featured

Berhentinya Pertumbuhan

March 20, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 20 Maret 2016

Pdt. Michael P Kairupan

1 Korintus 11: 20-26)

Setiap manusia akan menghadapi tekanan-tekanan hidup yang disebabkan oleh banyak faktor. Namun bila kita melihat dari perspektif Firman Tuhan, setiap persoalan selalu ada jalan keluar. Firman Tuhan yang diberikan pada kita akan membuka kesadaran bahwa selalu ada solusi dalam setiap permasalahan. Mengapa jalan keluar yang kita dapat didalam Tuhan dinilai tepat? Anda sendiri mengetahui bahwa bentuk penyelesaian yang kita rancang bagus justru sering menimbulkan persoalan baru yang menambah rumitnya situasi. Orang-orang di sekitar anda, tidak dapat diyakini sepenuhnya pertolongan yang akan mereka berikan. Tuhan setia pada janjiNya dan Dia tidak akan berubah, sebab Tuhan yang kita percayai tidak mengucapkan hal yang omong kosong. Alkitab berkata Dia adalah juruselamat dan penolong kita.

                  (1 Korintus 11:20-26) Jemaat Korintus adalah satu dari jemaat yang pertumbuhannya itu terhenti. Mereka membiarkan diri dan hati mereka tidak berubah. Israel mempunyai suatu kebiasaan yaitu, sebagai satu keluarga mereka memiliki waktu untuk duduk makan bersama. Setahun sekali, ada satu hari yang istimewa bagi mereka yaitu pada hari paskah dimana ada semacam pesta yang suasananya itu sakral, jadi bukan pesta dalam bentuk duniawi tapi dalam bentuk ibadah. Perjamuan makan bersama bagi bangsa Israel merupakan sebuah pertemuan yang di tempat itu anak-anak dan cucu mendapatkan pesan dari orang tua mengenai sejarah makan minum.

Alkitab mencatat bahwa kepala keluarga didalam kaum keluarga Israel, bertindak sebagai pemimpin. Dalam pertemuan tadi, dia mengingatkan kepada anak dan cucunya tentang Taurat. Secara bergilir anak-anak juga diberikan kesempatan untuk membaca kitab-kitab Tersebut. Dan dengan kebiasaan ini, mereka terbentuk sebagai komunitas rohani walaupun dalam kenyataan,  praktek tentang Taurat itu kurang sekali. Mereka hanya berkembang dalam pengetahuan tentang Taurat tetapi realisasi dari semua ayat-ayat Taurat berat untuk diterapkan. Walaupun demikian, karena mereka ini adalah umat Tuhan maka cara berpikir Israel menjadikan mereka satu komunitas yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Dalam soal makanan saja mereka tidak diperkenankan makan jenis-jenis makanan yang tidak terseleksi.

Tuhan mengajarkan kepada bangsa Israel untuk mengkonsumsi  makanan-makanan yang Dia tentukan sendiri. Binatang tidak boleh bercacat dan kondisi binatang tersebut pun harus dilihat. Mengapa? Karena dalam perjamuan makan bersama tadi, pesan yang akan disampaikan adalah mengenai Tuhan. Lemak yang ada dalam daging itu harus dipisahkan dan ditaruh pada sebuah tempat untuk dibakar kemudian. Darah dari hasil binatang yang dikorbankan pun dipisahkan sebab tidak diijinkan untuk dimakan sebab dalam darah ada nyawa (Imamat 17: 11a). Binatang itu sendiri dipilih dan harus dilihat baik-baik apakah memenuhi syarat bagi Tuhan atau tidak. Awal dari perjamuan makan dan minum berasal dari Tuhan sendiri.

Makan minum didalam Alkitab memiliki nilai rohani yang sangat tinggi dan sejarahnya bisa kita temukan dalam Keluaran 12:21-24. Ada alasan mengapa Tuhan meminta Musa menyembelih seekor binatang lalu dagingnya itu dipotong-potong dan kemudian lemaknya dan darahnya dipisahkan. Binatang tersebut yang akan disembelih harus disimpan lebih dulu dalam beberapa hari, sampai memenuhi ketentuan yang Tuhan inginkan. Alkitab berkata bahwa Tuhan pada waktu malam akan lewat dan setelah Dia melihat ada darah di ambang pintu dan ambang batas pintu itu, maka Tuhan menjamin adanya keselamatan. Ini adalah pesan utama di balik korban yang Dia inginkan. Yang harus diperhatikan oleh bangsa Israel ketika duduk makan bersama, bukanlah daging yang tesedia tetapi pada apa yang tersirat didalamnya.

Allah mau menghukum Mesir dan ingin memperlihatkan kepada mereka bahwa Allah Israel adalah Allah yang tidak bisa dipermainkan. Tuhan sangat mengasihi bangsa Israel dan saat bangsa yang tidak mengenal Tuhan dengan leluasa memperlakukan bangsa ini semau mereka, bagi Tuhan ini adalah sebuah kejahatan. Tapi cara Tuhan untuk mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan tidak sesederhana sebagaimana anda baca. Tuhan menyiapkan lebih dari satu tulah untuk memaksa Firaun membebaskan Isarel. Betapa sombong dan kerasnya raja ini sehingga dia baru menyadari setelah korban sudah sekian banyak melalui sejumlah tulah.  Dia akhirnya mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan ada di tengah-tengah bangsa Israel. Tuhan ingatkan kepada Musa bahwa pada malam itu juga Tuhan akan berkeliling diseluruh kawasan Mesir dan akan membunuh tiap anak sulung mereka termasuk anak sulung dari segala binatang agar mereka merasa aman di tempat mereka. Dari sinilah asal-usulnya sehingga ada hidangan diatas meja Israel.

Dalam perkembangannnya perjamuan malam ini di Korintus berubah. Nilai-nilai sakralnya hilang dan berubah menjadi perjamuan nafsu yang mencerminkan kerakusan. Tingkat nafsu seseorang sangat tinggi terhadap makanan. Karena soal makan-minum sehingga mereka kehilangan pesan utama yang ada didalamnya. (Ulangan 4:9) Arti ayat ini adalah, hal-hal yang dilakukan Tuhan dari generasi sebelum kita, sampai kepada kita dan generasi selanjutnya setelah kita, semua ketetapan-ketetapan Tuhan, perbuatanNya, kuasaNya dan FirmanNya menjadi tanggung jawab orang tua untuk mengajarkannya kepada anak-anak dan cucu-cucu. Semua ketentuan-ketentuan yang diberikan Tuhan kepada Musa, Tuhan inginkan diteruskan pada generasi berikutnya. Dalam hal makan pun Tuhan menghendaki seseorang mengerti bahwa disitu Tuhan ada. Tetapi dari generasi ke generasi sejarah perjamuan makan itu berubah menjadi jamuan makan liar. Kehilangan esensi rohani yang seharusnya ada didalam perjamuan makan malam itu.

                (Filipi 3:17-19) Kerakusan manusia terhadap makanan menyebabkan mereka berada pada posisi sebagai hamba untuk makanan. (Ulangan 4:9) Apa yang tertulis dalam ayat ini, sampai  sekarang masih dilakukan oleh bangsa Israel. Dalam perjanjian baru hal ini hilang sama sekali sebab  makanan itu menjadi Tuhan dan menempatkan seseorang dalam posisi budak. (Roma 14: 17) Kebahagiaan itu sumbernya dari sini. Seseorang tidak akan berbahagia karena melihat di atas meja penuh dengan makanan, sebab kebahagiaan itu dari Roh kudus. Oleh karena itu Paulus berkata bahwa dalam perjamuan itu seharusnya kamu ingat akan korban Tuhan. Peristiwa salib memberikan rasa aman, tenang dan bahagia. Mengapa? Dari Golgotalah keselamatan, Tuhan sudah sediakan. Didalam Tuhan kita selalu punya kesempatan melihat hidup ini lebih baik. Bagaimana caranya? Jangan bermusuhan satu dengan yang lain. Kalau anda diberkati ingatlah itu semua berkat Tuhan. Anda perlu tahu bahwa Tuhan dibelakang segalanya. Tidak pernah ada keselamatan dan kebahagiaan sampai anda melihat kesempatan untuk merasakan hal tersebut hanya ada didalam Yesus. Amin…

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Michael P Kairupan

Sebuah Keputusan Bersejarah

March 13, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 13 Maret 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Filipi 4:10

Ada beberapa tokoh iman dalam Alkitab yang populer dan sejarah mencatat, mereka berhasil menang atas segala pergumulan hidup. Ada satu tokoh dalam Alkitab, dikatakan bahwa dia tersiksa dengan apa yang dia alami. Dia merasa seperti orang yang dikutuk setelah dia melihat segala sesuatu tidak ada harapan sama sekali. Dia begitu terpukul sehingga pada akhirnya dia harus mengambil sebuah keputusan. Seperti yang anda tahu bahwa hidup ini adalah bagian dari keputusan dan bila anda tidak mengambil keputusan, itu sudah sebuah keputusan. Dari pada tidak melakukan apa-apa, hanya berdiam dan merenungkan hidup melihat keadaan tadi, dia memutuskan satu hal yaitu menanti-nantikan Tuhan (Mikha 7:7).

(Filipi 4:10) Filipi merupakan salah satu suratan Paulus dari dalam penjara. Namun sekalipun Paulus berada dalam kesulitan, dia memulai semua tulisan dalam suratan-suratan itu tanpa ada keluhan dan kekecewaan. Justru dia merasa sangat senang serta bersukacita dan satu di antaranya adalah ayat yang kita baca tadi. Jemaat Filipi membantu Paulus ketika berada di dalam penjara, dan jemaat inilah yang membuat dia bersukacita. Dari sini kita bisa melihat adanya hubungan baik antara orang-orang yang dia layani dengan Paulus sendiri sebagai pelayan Tuhan. Kita tahu cikal bakal jemaat Filipi adalah pengusaha kain ungu yaitu Lidia, yang saat itu membuka pintu bagi Injil. Berawal dari dia sendiri dan orang-orang di dalam rumahnya, Alkitab menulis lahirlah jemaat. Namun sebagai konsekuensi dari keberhasilan Paulus melahirkan jemaat di Filipi ini, maka Paulus bahkan beberapa teman-temannya harus menghadapi ancaman dari penguasa saat itu.

(Kisah Para Rasul 16:23) Paulus sendiri dimasukkan ke dalam penjara. Dia di tempatkan pada satu ruangan, lalu di situ kaki dan tangannya diikat. Waktu itu dia bersama-sama dengan Silas. Yang menarik adalah Paulus dan Silas dituduh dengan sebuah alasan yang tidak jelas, hanya karena memberitakan Firman Tuhan mereka dimasukkan ke dalam penjara. Pada tengah malam mereka berdoa serta memuji Tuhan dan Alkitab berkata terjadilah gempa bumi yang hebat. Tuhan menunjukkan perhatian kepada dua rasul yang sungguh-sungguh dan bersemangat dalam pelayanan. Ikatan pada kaki dan tangan kedua rasul ini pun terlepas begitu saja. Namun Paulus maupun Silas saat itu tidak melarikan diri ketika mereka melihat bahwa pintu-pintu penjara itu terbuka. Mereka tahu bahwa Tuhanlah yang mengadakan hal ini dan dalam kondisi sulit seperti itulah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bukan seperti penjahat-penjahat lain yang berusaha bebas dengan cara sendiri.

Kita harus tahu bahwa tidak selalu hasil pelayanan kita akan dipuji, disanjung dan diperhatikan seperti yang kita harapkan. Tidak pernah terpikir oleh Rasul Paulus bahwa dia akan berada di tempat seperti itu, tapi begitulah fakta dan anda tidak bisa melawan sebuah fakta. Memimpikan sesuatu yang bertolak belakang dengan kenyataan di depan anda, akan memberikan tekanan tersendiri. Tidak ada jawaban yang jelas dapat mengakibatkan secara psikis seseorang akan mengalami gajala gangguan mental.

Apalagi kalau tidak cepat menemukan solusi yang tepat maka akibatnya akan lebih serius. Paulus tidak pernah merasa keberatan dengan penjara yang sedang mengurung dia. Alkitab berkata bahwa Paulus berdoa dan memuji Tuhan. Dia menunjukkan bagaimana sikapnya terhadap situasi yang tidak nyaman dalam pelayanannya.

 Kepada Tuhan dia berkata “Aku memuji Engkau.” Dan Tuhan merasa berhutang atas tindakan kedua rasul ini jika Dia tidak melakukan apa-apa. Bila harapan kita melayani Tuhan supaya diberkati, dihargai dan dipuji, melihat kejadian ini anda perlu mempertimbangkannya sekali lagi. Sebab jika harapan itu menjadi tujuan atau landasan utama anda melayani maka anda harus siap bila satu ketika anda akan merasa kecewa dan sedih. Selanjutnya kita melihat rasul Paulus bersukacita sebab jemaat Filipi yang ekonominya pas-pasan, iman mereka bertumbuh dan menunjukkan adanya peningkatan.

Kunjungan pertama rasul Paulus pada jemaat Korintus, dia menyampaikan Firman yang mudah dimengerti oleh mereka. Setelah dia tinggalkan jemaat Korintus dan pergi ke Efesus, Alkitab berkata selang tujuh tahun, Paulus mendengar kabar ada perselisihan di tengah-tengah jemaat ini. Jemaat ini membiarkan hati mereka tidak berubah dan inilah efek dari pertumbuhan yang terhenti. Kekecewaan seringkali muncul karena tidak ada pertumbuhan dan jemaat Korintus kondisinya sangat parah sekali. Lain halnya dengan jemaat Filipi, Firman Tuhan berkata bahwa pikiran mereka bertumbuh dan perasaan mereka berkembang. Jemaat Filipi adalah jemaat yang dibanggakan oleh rasul Paulus tatkala mereka menunjukkan sebuah perubahan dalam hidup.

Tuhan mendidik kita dengan cara yang luar biasa sebab Dia tahu kemampuan kita, sehingga pada tingkat itu Dia mengijinkan sesuatu terjadi sesuai dengan level itu, sebab Dia sebagai pengajar melihat bahwa kita hanya sanggup pada batas tersebut. Selanjutnya, bila ada peningkatan dari bersangkutan barulah kita mendapat kesempatan memperoleh pengetahuan yang lebih dari sebelumnya. Paulus tidak merasa nyaman dengan keadaan jemaat Korintus yang berkelompok-kelompok (1 Korintus 3:1-4). Seorang yang baru mengenal Tuhan, maka pada tingkat itu yang bersangkutan belum bisa mendapatkan kebenaran-kebenaran yang bersifat hakiki tadi. Kita tidak bisa membuat sebuah perubahan tanpa adanya perubahan pada diri kita terlebih dahulu.

Setelah Naomi ditinggal suami dan anak-anaknya juga meninggal di Moab, kedua menantunya yaitu Orpa dan Rut, diminta oleh Naomi supaya kembali ke keluarga mereka masing-masing mengingat Naomi mau kembali ke Betlehem. Naomi sangat mencintai dua menantunya ini sehingga dia memberikan PANDANGAN kepada mereka. Saran dari Naomi didengar oleh Orpa tapi  Rut menolak saran tersebut. Artinya, Rut mengambil ketetapan sendiri. Nasehat boleh datang dari orang-orang sekitar anda, tapi anda harus tahu bahwa yang menentukan keputusan hidup anda ke depan adalah anda sendiri. Rut dengan tegas ingin ikut ke Betlehem dan ini adalah sebuah keputusan.

 Dari situ Rut mulai menunjukkan masa depan atas pilihannya yang bersejarah. (Matius 1:5) Rut masuk dalam silsilah garis keturunan Yesus sebagai manusia. dengan keputusan itu Rut menjadi orang yang tercatat dalam Alkitab. Sampai Yesus datang kembali namanya tidak akan pernah dicoret. Anda tidak bisa mempersalahkan orang-orang yang mengajukan nasehat siapapun dia. Anda punya hak untuk menerima maupun menolak hal tersebut. Dan Rut menolak untuk meninggalkan Naomi padahal dia punya keluarga. Untuk mengubah satu kehidupan yang luar biasa sangat ditentukan oleh tindakan seperti yang dilakukan oleh Rut. Anak-anak muda jangan pernah takut mengambil sebuah ketetapan atau pilihan. Buatlah sebuah lompatan maka anda akan melihat hari-harimu penuh dinamika dan mujizat. Anda boleh mancari jalan keluar menurut pikiranmu tapi ingat baik-baik, jangan sampai penyelesaian yang anda sudah siapkan itu berakibat lebih buruk dari yang anda duga. Jadi lebih baik kita mencari Tuhan seperti yang dilakukan oleh mikha. Di tempat dimana anda tidak menemukan apa yang anda harapkan ingat, anda bukan berarti gagal. Bila anda menemukan Yesus maka di situlah tempat yang tepat dan orang yang tepat. Kita tidak mempunyai tempat yang tepat sampai kita melihat hal itu sesungguhnya cuma ada di dalam Yesus. Amin….

Filed Under: Featured, Khotbah

Kehidupan Paulus

March 3, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 6 Maret 2016

Pdt. Natanael Winanto

1 Timotius 1:12-17

Surat Timotius ini lebih bersifat pribadi dibandingkan surat-surat Paulus yang lain. Bukan saja karena hubungan di antara keduanya, tetapi karena isinya yang tidak lazim pada surat-surat zaman itu. Paulus mengungkapkan banyak hal yang di tempat lain dia tidak pernah ungkapkan. Pada 1 Timotius ini, Paulus mengungkapkan sebuah peristiwa yang dia sudah alami, lalu dari peristiwa itu dia mengambil nilai-nilainya dan nilai-nilai itu yang dia bagikan kepada Timotius.

Ada tiga bagian penting dari perikop ini yaitu:

  1. Paulus di masa lalu (1 Timotius 1:13)

Agak sukar bagi seseorang untuk berani mengungkapkan siapa dirinya di masa lalu. Bahkan orang cenderung kalau bisa masa lalu itu diperbaiki. Tetapi Paulus berbeda karena dia mau menunjukkan pada Timotius, anak yang dikasihinya, generasi yang akan menjadi penerus pelayanannya, orang yang dia percaya untuk melanjutkan tongkat estafet itu. Paulus mengungkap tiga posisi yang tidak menyenangkan. Dia adalah seorang penghujat dan memang jika kita membaca kisahnya, betapa dia sangat menyakitkan hati Tuhan. Pada kalimat berikutnya, dia tidak hanya menyebut dirinya seorang penghujat, sebab penghujat itu hanya menggunakan kata-kata. Paulus kemudian menyebut dirinya seorang penganiaya karena dia tidak sekedar berkata-kata melainkan dia sudah berbuat. Jadi ada perkataan dan ada perbuatan. Yang terakhir dia katakan bahwa dia seorang yang ganas. Jadi Paulus bukan hanya berkata-kata jahat dan melakukan tindakan jahat tetapi dia melakukannya dengan cara-cara yang sangat ganas. Ada aturan dalam hukum Taurat, bahwa kalau seseorang menghujat Tuhan maka hukumannya adalah hukuman mati. Ini adalah Paulus di masa lalu yang dikenal dengan nama Saulus. Pada Kisah Para Rasul 8, Paulus menjadi saksi sekaligus pencetus dan penanggung jawab dari eksekusi hukuman mati dengan cara dilempar batu atau dirajam dengan batu terhadap seseorang yang bernama Stefanus. Dia mengungkapkan begitulah dia di masa lalu. Tapi kemudian dia menyadari bahwa apa yang dilakukannya itu, ada sesuatu yang bukan saja keliru tetapi juga salah besar. (1 Timotius 1:13) Kalimat berikutnya Paulus berkata “karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.” Dengan bahasa sederhana Paulus mau berkata “Dia memang belajar Taurat, belajar perjanjian lama, belajar kitab-kitab para nabi tetapi dia sama sekali tidak pernah tahu siapa Yesus.”

                (Kisah Para Rasul 9:4-5) Saulus memang tidak hidup satu zaman dengan Yesus sebab Yesus sudah naik ke surga pada waktu peristiwa penganiayaan itu terjadi. Tetapi apapun yang terjadi atas umatNya, itu sama artinya dengan menyakiti Yesus. Karena itulah Yesus menampakkan diri secara khusus, tidak dalam wujud yang bisa dilihat tetapi dalam sinar kemuliaan yang begitu luar biasa lalu kedengaranlah suara Tuhan. Hal ini menjadi peristiwa yang luar biasa bagi Paulus, karena itu kalau kita membaca bagaimana Saulus mengajukan pembelaan dengan perkaranya, maka kita akan melihat bahwa sebenarnya, ia sudah belajar perjanjian lama, Kitab Taurat, Kitab para nabi dan dia sedang menanti seorang juruselamat. Tapi sayang pengetahuannya terhenti sampai di situ. Ia tidak bisa lagi mengerti sampai pada akhirnya Yesus menampakkan diriNya. Surat Galatia kemudian mencatat Saulus mengundurkan diri dari keramaian sebab dia perlu belajar dengan Tuhan secara pribadi dan menurut pengakuannya tiga tahun lamanya dia belajar hal itu. Apa maksudnya? Tuhan mau mengajarkan Paulus ini untuk mensinkronkan bahwa apa yang terdapat dalam perjanjian lama sama sekali tidak bertentangan dengan perjanjian baru. Justru keduanya saling melengkapi dan dua bagian yang tidak terpisahkan. Itu sebabnya ketika dia mengerti, dia bukan saja tampil sebagai orang yang mengerti kebenaran tapi dia menguasai kebenaran itu dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kebenaran itu. Paulus sangat menyadari siapa dirinya di masa lalu. Sekarang, mari lihat siapa kita. Berapa banyak kita punya waktu yang Tuhan beri untuk kita mengiring Tuhan. Dalam banyak waktu yang sudah kita lewati, kita berjalan tanpa pemahaman yang benar dan kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Kehidupan Saulus di masa lalu itu Tuhan rubah. kita mengiring Tuhan. Dalam banyak waktu yang sudah kita lewati, kita berjalan tanpa pemahaman yang benar dan kita tidak tahu ke mana kita akan pergi. Kehidupan Saulus di masa lalu itu Tuhan rubah.

  1. Paulus di masa kini (1 Timotius 1:14-16)

Kalau dulu Paulus adalah seorang penghujat, penganiaya dan ganas, sekarang tiga hal itu Tuhan  ubah dengan kalimat “Tuhan menunjukkan seluruh kesabaranNya” Paulus mengalami benar apa yang disebut kesabaran Allah. Bila hari ini kita melakukan kekeliruan lalu Tuhan tidak menghukum kita, itu adalah panjang sabarnya Tuhan. Ia mau menunjukkan kepada kita bahwa kasihNya itu tak terbatas dan tidak bisa dibatasi hanya karena kebodohan dan dosa kita. Panjang sabarnya Tuhan mengalahkan penganiayaan, penghujatan dan keganasan. Tidak cukup sampai di situ, Paulus berkata “Justru karena itu aku dikasihani agar dalam diriku ini sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaranNya.” Panjang sabar memang erat kaitannya dengan kasih. Panjang sabar bicara tentang waktu dan disiplin. Jadi sementara Tuhan memberikan kita waktu, Tuhan juga ingin mendisiplinkan kita. Dengan kasihNya yang limpah Dia mengajar kita karena tiap kali kita melakukan hal yang tidak baik, Tuhan beri kita kesempatan yang dibungkus dengan kasihNya sehingga kita memperbaiki diri. Kasih Tuhan itu tidak bisa diukur sebab dimensinya berbeda dengan dimensi yang kita punya. (Efesus 3: 18) Kata lebar dalam ayat ini menunjukkan betapa luasnya kasih Allah itu, bicara tentang panjang, itu adalah ukuran waktu dan waktu bagi setiap orang berbeda-beda sebab ada yang lebih panjang dan ada yang lebih pendek. Tapi persoalannya adalah di sepanjang waktu itu apakah kita merasakan kasih Tuhan atau tidak. berbicara tentang tinggi, karena kasih Tuhan itu tinggi mencapai surga. Dalam, karena kasih Tuhan itu menjangkau keberdosaan orang. Sedalam apapun orang jatuh dalam dosa, kasihNya cukup.

                Hari itu Paulus mengajar pada Timotius, betapa kasih yang luar biasa itu sudah menjadi bagian dari dirinya, melekat dan tak terpisahkan. Paulus ingin semua orang mengalami kasih itu, walaupun melampaui segala akal. Artinya, dengan kemampuan kita yang terbatas ini, kita tidak pernah bisa menjangkau Tuhan serta kasihNya yang tidak terbatas itu. Orang mungkin tidak bisa melupakan kesalahan kita apalagi kalau peristiwa itu membekas kuat di hatinya. Namun Tuhan tidak seperti itu sebab apapun yang terjadi atas kita, kasihNya cukup bagi kita. Hidup dalam kasih Tuhan itu luar biasa dan Paulus ingin hal itu bukan hanya bisa dipahami oleh Timotius tapi Timotius juga mengalami apa yang dialami Paulus. Paulus berkata “Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.” Kali ini Paulus tidak hanya bicara pada Timotius, tapi dia bicara pada gereja Tuhan hari ini supaya dia bisa menjadi contoh tentang segala hal baik yang Tuhan kerjakan atas kehidupannya di masa lalu. Dan memang dia pernah berkata “Ikutilah teladanku karena aku telah mengikuti teladan Kristus.” Sesuatu yang bukan saja sulit dilakukan oleh banyak orang, tapi Paulus tampil sebagai tokoh yang mencerminkan figur itu.

  1. Paulus di masa yang akan datang 1 Timotius 1:12

Sehebat apapun seorang Paulus, dia hanya manusia biasa sama seperti kita yang satu kali bisa marah, khilaf, bisa menimbulkan kesalahpahaman bahkan tindakannya bisa membuat orang lemah. Kekuatan Paulus tidak bersumber pada dirinya melainkan bersumber dari Tuhan yang bekerja di dalam dirinya melalui kuasaNya. Tidak heran pada bagian lain dari suratnya dia menulis “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13). Boleh saja sekitar kita menjadi lemah dan tidak kuat, tapi Paulus sudah mengalami dan memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan menguatkan kita agar kita mampu menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi asalkan kita tetap di dalam Dia. Kekristenan tidak bicara tentang omong kosong melainkan bicara tentang sesuatu yang nyata dan pasti. Sekarang kita bisa mengerti, bila seorang paulus tetap tegar dan kuat menghadapi berbagai kesulitan, itu karena Tuhan bekerja dalam dirinya. Di masa-masa akan datang di hadapan kita, Tuhan memberi kita kekuatan. Tidak ada satupun yang bisa membuat kita lemah. (1 Timotius 1:12) Kata setia dan kata iman dalam bahasa Yunani ditulis dalam kata yang sama yaitu PISTIS. Jadi bila kita tidak berhati-hati maka kita akan salah mengartikannya. Bila PISTIS itu bisa berarti iman dan bisa berarti setia, maka secara sederhana bisa dikatakan orang beriman itu setia. Paulus berkata bahwa Tuhan  bukan saja menguatkan dia tapi Tuhan menganggap dia sebagai orang beriman, setia dan sungguh-sungguh kepada Tuhan. (2 Timotius 4: 6-7) Paulus mengakhiri hidupnya dengan baik dan Tuhan mempercayakan sesuatu yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya yaitu pelayanan dan jika kita bisa melayani Tuhan, adalah sebuah kehormatan besar. Amin…

Filed Under: Featured, Khotbah

Pengusaha Kain Ungu

February 28, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 28 Februari 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Kisah Para Rasul 16:13-15

Survei menjelaskan bahwa kebutuhan adanya hiburan untuk setiap orang begitu tinggi dan siapapun pasti berharap bahwa apa yang mereka saksikan bisa memberikan penghiburan bagi hati mereka. Namun yang menarik sekali adalah ternyata keinginan itu tidak bisa terpenuhi seratus persen. Mengapa? Dari satu pembunuhan ke pembunuhan yang lain seperti yang anda saksikan melalui televisi maupun media sosial, secara detail siaran-siaran ini mendapatkan reaksi keras sebab apa yang dipertontonkan itu tidak layak menjadi konsumsi khusus anak-anak. Kejahatan-kejahatan seksual, teroris dan narkotika belakangan ini, secara masif dan nyata menunjukkan kekerasannya dalam bentuk perlawanan kepada para penegak hukum dalam upaya membasmi kejahatan mereka. Mudahnya para penjahat memperoleh senjata untuk kepentingan bisnis tersebut, telah menciptakan kondisi mirip perang. Negara kita hampir mendekati sama dengan negara-negara latin seperti Meksiko, Kolombia dan lain-lain.

Alkitab berkata bahwa dunia kejahatan akan memperlihatkan dirinya sebagai sebuah kekuatan yang luar biasa. Kita yang berusaha hidup di dalam Tuhan, serta menunjukkan ketaatan kita kepadaNYa dengan melakukan Firman yang diajarkan kepada kita merupakan suatu kekuatan yang diharapkan Tuhan dapat mempengaruhi dunia yang gelap di sekeliling kita. Firman Tuhan  berkata bahwa pengalaman dengan Tuhan dalam berbagai mujizat-mujizat baru bisa diakui oleh seseorang saat dia mengalami sesuatu dari pekerjaan Roh kudus. Tuhan memperlihatkan pada kita keadaan dunia dari waktu ke waktu semakin jahat untuk menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan.

Lidia dalam pembacaan ini adalah seorang pengusaha yang kalau ditimbang-timbang, hasil dari bisnisnya ini sebenarnya cukup bahkan memberi keuntungan besar baginya. Tapi yang mengherankan adalah, di balik keberhasilan secara materi yang ia miliki, ada sebuah tuntutan yang jauh lebih berarti dari semua itu. (Ayat 14-15) Paulus dalam penginjilannya ke Asia, rencana awal sebenarnya adalah ke Misia. Tetapi di tengah jalan Roh kudus menunjukkan bahwa misi penginjilan Paulus bukanlah ke tempat tersebut melainkan ke Makedonia. Penting untuk diketahui bahwa pekerjaan Tuhan adalah milik Tuhan. Seseorang yang merencanakan pelayanannya itu berdasarkan pengalaman, tidak selamanya dipakai sebagai dasar pelayanan.

Paulus telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelayanan ke Misia akan tetapi di tengah jalan Roh kudus membalikkan pandangan mereka. Alasannya jelas, sebab di sana ada seorang wanita yang “HAUS” akan Tuhan dan berusaha serius menaruh keyakinan pada Tuhan. Dari rumah Lidia inilah lahir jemaat yang kita kenal sebagai jemaat Filipi. Setelah Lidia bertobat dan dibaptis, Alkitab katakan seisi rumahnya juga ikut dibaptis. Keputusan Lidia untuk percaya kepada Yesus memberi implikasi positif ke orang-orang seisi rumahnya. Keseriusan seseorang untuk percaya pada Tuhan itulah yang Tuhan inginkan mengingat hal itu sangat berarti bagi keselamatan yang bersangkutan. Kalau Lidia mencari Tuhan, itu karena dia betul-betul mengerti apa artinya ikut Tuhan dan apa keuntungan yang dia dapatkan. Dan kalau tidak ada hal yang istimewa maka kecil kemungkinan dia dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di rumahnya supaya mempercayai Yesus.

Di balik apa yang terjadi hari-hari ini, masyarakat kita memerlukan ketenangan. Dan kita berada disatu dunia yang sebenarnya bukan tempat yang bisa menjanjikan kenyamanan seratus persen. Namun sebagai anak, kita mendapatkan perlakuan yang khusus yaitu kita diperhatikan oleh Tuhan. Contohnya, jika tetangga anda mengatakan bahwa anak anda nakal dan lain-lain, bagaimana sikap anda? Apakah anda masih akan mengakui dia sebagai anak atau tidak? Anda pasti akan tetap mengakuinya adalah anak anda. Anda akan tetap mencintai dia dan begitulah Tuhan terhadap kita. (Ayat 15) Kata sungguh-sungguh ini menempati level teratas sebagai alasan yang dapat mempengaruhi Tuhan. Kalau hari ini kita diberikan cukup waktu untuk melihat Tuhan tidak menghentikan cintanya pada kita, bersyukurlah. Bila Yudas punya tingkat pengertian yang tinggi bahwa hidup itu sangat berarti, maka saat Yesus memberikan kesempatan kepadanya untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, Yudas tidak akan menjadi cerita sebagai rasul yang meninggal dengan cara tragis. Tuhan memberikan perhatian terus menerus pada Yudas sampai Tuhan melihat tidak ada kemauan dari Yudas untuk berubah. Yesus sedih melihat Yudas tatkala dia  tidak menghargai kasih Tuhan kepadanya.

Sikap Petrus dan Yudas memiliki kesamaan walaupun ekstrimnya itu ada pada Yudas. Petrus bersumpah tidak mengenal Yesus dan dasar pernyataan Petrus hanya karena ketakutan dia akan kematian. Yudas sendiri menjadi hamba atas uang yang dia inginkan sehingga Yesus dijual. Tapi persoalannya adalah dosa tetap dosa, dalam hal ini Petrus bersalah demikian pula dengan Yudas. Yang berbeda adalah Petrus menghargai Tuhan. Ketika dia menyangkal Tuhan, dia ingat apa yang Yesus katakan, dia menyesal dan bertobat. Kalau anda masuk pada kategori jahat dan nakal, pertobatan itu akan mengubah hati Tuhan. Dia akan memperlihatkan cintaNya sedemikian besar terhadap orang yang merasa berhutang hidup pada Tuhan. Dan melalui pertobatan mereka akan mendapatkan kemungkinan positif dalam hidup untuk lebih baik dari sebelumnya. Petrus menjadi rasul yang sangat terkenal setelah mengalami perubahan atas sikapnya yang salah. Ikutlah Tuhan dengan sungguh-sungguh maka kebahagiaan akan engkau dapatkan. Anda belum memetik buah dari kesetiaan tapi satu waktu anda akan diberi kesempatan untuk menikmati hasilnya. Tidak ada tempat lain yang menjanjikan kekuatan, kenyamanan seperti yang anda temukan di dalam Tuhan. Yesus berkata “Mari kepadaKu hai kamu yang bertanggungan berat, Aku akan memberikan sentosa kepadamu” (Matius 11:28).

Seringkali kita bertanya untuk apa kita berdoa ? kita selalu menuntut bukti dari apa yang kita inginkan. Jangan banyak bertanya dan mengeluh sebab anda hanya menghabiskan energi secara sia-sia. Di dalam Tuhan tidak ada kata tidak bisa sebab Tuhan berkata “Tidak ada yang mustahil.” Jika pikiran anda berkata bahwa anda akan kalah, gagal dan rugi, seharusnya anda berkata “Anda bisa” Ketika Tuhan mengajarkan tentang doa Dia berkata pertama-tama “panggil Aku Bapa” Dari bahasa ini Dia ingatkan kita bahwa kalau kita mau berdoa, tempatkanlah dirimu sebagai anak (Matius 6:9). Anak bungsu yang diceritakan dalam Alkitab, dia meminta bagian hartanya pada ayahnya dan kemudian pergi meninggalkan ayahnya. Dia hidup berfoya-foya, sampai satu saat situasi akhirnya berubah. Ekonomi waktu itu sulit sekali, inflasi tinggi dan kelaparan ada di mana-mana. Untuk mendapatkan makanan begitu susah, sampai-sampai makanan babi pun ingin disantap oleh anak bungsu ini. Tapi tiba-tiba dia ingat dengan bapanya dan ingin pulang. Ketika dia pulang ternyata bapanya sudah lama menunggu kedatangan anaknya ini. Begitu pula Tuhan dengan kita dan pilihan ada di tangan kita sendiri. Tetapi jika kita terlalu lama membuat keputusan yang serius itu berarti implikasi terhadap kehidupan anda pun juga ada. Waktu yang ada bukan untuk dibuang dengan cara yang salah tapi dipakai untuk menghargai semua apa yang Tuhan beri. Sungguh-sungguhlah ikut Tuhan sebab kebaikan Tuhan akan engkau nikmati. Amin…

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Michael P Kairupan

Kemunafikan

February 21, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 21 Februari 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Matius 15:7-9

Daud pernah berkata bahwa dia senang sekali ketika orang berkata mari kita ke rumah Tuhan (Mazmur 122: 1). Di rumahnya sendiri, Daud menghadapi tekanan tatkala anaknya yang begitu dia banggakan ternyata memiliki niat mau membunuh Daud. Kemudian Daud juga diperhadapkan dengan orang-orang yang tadinya dia harapkan dapat memberikan perhatian padanya, justru meninggalkan dia. Senior yang berada di atas Daud pun memilki maksud yang sama ingin membunuhnya. Dengan kata lain, lingkungan tempat Daud berada tidak seperti yang diharapkan.

            Perlu anda ketahui bahwa sukacita, ketenangan dan kedamaian, itu merupakan bahagian dari seni kehidupan. Alkitab berkata bahwa di dalam Tuhan, sistim kerajaan Allah mengatur adanya hal ini yaitu damai sejahtera, sukacita dan kebenaran di dalam Roh kudus (Roma 14: 17). Dan Yesus dalam doanya menginginkan agar hal-hal tersebut ada di bumi ini, yaitu kegembiraan, kesenangan dan kesejahteraan yang tidak ditentukan oleh faktor baik buruknya ekonomi. Di dalam Tuhan, kita bukan sedang berperang atau memprovokasi satu orang dan pindah kepada yang lain. Ketenangan dan kebahagiaan bisa kita peroleh dari Tuhan. Boleh jadi melalui orang-orang di sekitar kita sebagai alat Tuhan, namun yang terutama adalah dari Tuhan. Kita seringkali lupa bahwa kita harus hidup menuruti keinginan dan kemauan Tuhan.

                Manusia adalah satu-satunya makhluk yang mempunyai kemampuan lebih, yaitu dapat bersikap antagonis, satu keahlian yang memanipulasi  diri, berbeda dari dirinya yang sesungguhnya dan Yesus menggunakan bahasa MUNAFIK. Resiko dari tindakan Hawa mengambil buah yang dilarang oleh Tuhan, sebenarnya Hawa sudah tahu. Jadi dia sudah memiliki satu kemampuan untuk bermain di dua tempat yakni jahat dan baik. Dan Yesus berkata, model orang-orang seperti inilah yang dikatakan Alkitab sebagai orang-orang munafik. Yang mengherankan adalah, kemunafikan yang Yesus tujukan kepada orang-orang di depan Dia waktu itu berawal dari Matius 15:2. Jadi, orang-orang yang ada di sekitar Yesus yaitu ahli-ahli Taurat, orang-orang Farisi dan orang Yahudi, mereka menyoroti kesalahan murid-murid yang setia kepada Yesus. Hal ini dijadikan isu atau bahan pembicaraan yang sifatnya provokasi, untuk memancing orang-orang yang punya kecenderungan hidup negatif. (Matius 15:3) Arti dari ayat ini adalah, jika kita melihat kesalahan orang maka kita juga harus tahu bahwa ada hal-hal yang nanti orang nilai terhadap diri kita sebagai kesalahan. Dan bilamana dua pihak ini berseteru adanya persoalan tadi, disinilah timbul ketegangan dan masalah.

            Kadang-kadang kita lupa bahwa bilamana kita menang atas yang lain, sebenarnya anda sedang menempatkan iblis pada posisi yang lebih tinggi. Keinginan iblis adalah supaya kita berseteru satu dengan yang lain sebab hal ini membuat dia senang. Kita lupa bahwa memprovokasi orang menciptakan satu ketegangan karena ada alasan tadi yaitu mempersalahkan. Itu sebabnya Yesus katakan mereka munafik. Di dalam Tuhan, seseorang yang hidup dalam permainan ini, harus bersyukur mengingat mereka tidak dikutuk oleh Tuhan. (Matius 6:5) Rupa-rupanya ada orang di hadapan Tuhan yang sedang membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa dengan cara yang salah. Yesus menyebutnya sebagai kemunafikan. Mengapa? Sebab dia memperlihatkan dirinya, bukan sebagai dia yang sebenarnya.

(Matius 15:8) Tuhan berkata “Bangsa ini memuliakan aku dengan bibirnya tapi hatinya jauh.” Bila kita berdoa, jangan hanya pandai menyusun kata-kata supaya terdengar bagus di telinga. Sikap ini sebenarnya tidak salah, tapi perlu anda ketahui bahwa mengatur kata-kata sebagai isi doa, itu adalah hal berikutnya. Sebab, kalau hati anda tidak diatur atau tidak disiapkan dengan baik maka Yesus berkata, itu adalah orang munafik dan hasil dari doa tersebut tidak ada sama sekali. Dalam pelayanan dan dalam kehidupan sehari-hari, kehadiran anda di dalam tempat yang berhubungan dengan bidang anda, ada orang-orang yang dekat dengan anda dan anda seringkali merasa kecewa setelah melihat orang-orang ini dengan alasan tertentu tiba-tiba menjelekkan anda. Bukan Cuma di luar saja, di dalam gereja pun bisa terjadi hal-hal demikian. Artinya, ada orang-orang yang tidak sejalan dengan anda dan mereka mempunyai hak untuk menentukan pilihan apa atas dirinya di lingkungan di mana dia berada. Anda tidak berhak memaksa orang-orang ini menerima kehadiran anda dengan senang. Tapi bukan berarti semua orang akan seperti itu mengingat ada juga orang-orang yang selalu memberi dukungan kepada anda. Seperti inilah dunia yang sedang kita hadapi sekarang ini.

                Bila hati kita tidak beres, maka ini akan menjadi pertimbangan utama bagi Tuhan untuk memperhatikan kita atau tidak. Mempersalahkan orang lain sebagaimana yang dilakukan orang-orang Farisi, ini adalah masalah hati. Ada orang yang memilih hidup dengan caranya sendiri dan ada orang yang mengambil keputusan berusaha belajar mengikuti Tuhan. Menghargai Firman dan melakukan Firman adalah soal tersendiri dan kebahagiaan itu terletak pada saat orang yang mengerti Firman, belajar untuk melakukannya.

                Yesus sebenarnya tidak mau mempersalahkan orang Farisi sebab jika kita melihat kronologisnya, semua berawal dari orang Farisi sendiri yang menyoroti kesalahan. Contohnya adalah wanita yang tertangkap basah sedang berbuat zinah. Hanya kesalahan wanita ini saja yang mereka lihat. Tiba-tiba Yesus menempatkan keadilan di tengah-tengah peristiwa itu. Yesus berkata “Kalau kamu merasa tidak berdosa, ambil batu dan lempari wanita ini sampai mati.” Tapi saat itu tidak ada satu orang pun yang berani melakukannya, sebab mereka juga tahu bahwa mereka punya kekurangan. (Matius 6:10) Dalam doa Yesus berkata “Datanglah kerajaanMu” Apa itu kerajaanMU? (Roma 14:17) Kerajaan Allah adalah soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita.

                Saat perjamuan makan Yesus berkata bahwa ada yang akan menyerahkan Dia. Yohanes pun bertanya “apakah aku Tuhan?” Yudas akhirnya tidak tahan dan dia juga berkata “Apakah aku?” Yesus kemudian menjawab “Seperti katamu.” Selama tiga setengah tahun Tuhan memberikan kepercayaan pada Yudas dalam pelayanan dan ternyata tidak dihargai oleh Yudas. Sampai Yudas mati, dia tidak menyadari perilakunya yang tidak baik. Yesus sedih dan anda pun mungkin merasa hal yang sama atas orang yang berperilaku demikian. Tapi ingat, anda tidak punya hak untuk merubah mereka sebab itu adalah pilihan. Berbahagialah anda dengan Tuhan setelah anda memilih yang terbaik walaupun belum sempurna. Sekian banyak waktu yang anda berikan untuk pelayanan, jika di ujung sana anda menemukan orang-orang memfitnah bahkan meninggalkan anda, itulah seni kehidupan. Hidup hanya satu kali dan kebersamaan anda dengan orang-orang yang anda cintai tidak selalu seperti yang anda lihat. Jika demikian, katakanlah pada Tuhan bahwa kita mau mengisi waktu-waktu hidup kita dengan membuat orang yang menangis tersenyum karena saat ada di dekat kita. Biarlah kasih Tuhan bersemi terus dan menghasilkan sukacita supaya hidup orang lain bisa jadi lebih berarti. Amin…

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Michael P Kairupan

  • « Go to Previous Page
  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Go to page 4
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 17
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Praise & Worship

Kau Tuhan yang Empunya

February 25, 2014 By: CC Bethlehem

Hari-hari Kulalui + Tiada kuragu lagi

January 18, 2014 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mind The power of leadership Pemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind* Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem