Minggu, 14 Februari 2016
Pdt. Michael P Kairupan
Matius 6: 5-13
(Matius 6: 5-13) Dalam ayat ini kita dapat melihat bagaimana Yesus langsung mengambil sikap atau tindakan seakan-akan Dia merasa perlu mengajarkan doa kepada murid-muridNya. Maksud Yesus menyampaikan sesuatu seringkali dilandasi pada apa yang dianggap perlu. Ayat yang kelima sebenarnya merupakan lanjutan dari pasal sebelas Injil Lukas. Murid-murid tertarik melihat Yesus yang sedang berdoa dan mendengar apa yang Dia doakan kepada Tuhan. Akibatnya, mereka MEMINTA Tuhan untuk mengajarkan mereka bagaimana caranya berdoa. Bukan keinginan Yesus mengajarkan doa kepada murid-muridnya walaupun doa adalah hal yang penting. Yesus menganggap bahwa doa begitu spesial, itu sebabnya Yesus menginginkan agara murid-murid bisa merasakan manfaat dari doa tersebut sehingga Yesus menunggu dari mereka apakah mereka tertarik atau tidak. Berbicara tentang doa yang menuntut dari kita sejumlah waktu dan hal-hal yang lain, sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, mengapa kita harus berdoa? Dan anda bisa merasakan sendiri hal ini.
menginginkan agara murid-murid bisa merasakan manfaat dari doa tersebut sehingga Yesus menunggu dari mereka apakah mereka tertarik atau tidak. Berbicara tentang doa yang menuntut dari kita sejumlah waktu dan hal-hal yang lain, sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, mengapa kita harus berdoa? Dan anda bisa merasakan sendiri hal ini.
Kalau seseorang meminta sesuatu kepada Tuhan, maka dia harus bersedia pertama-tama bahwa keinginannya itu akan mendapatkan reaksi dan jawaban dari Tuhan. Untuk yang bersangkutan, dia harus tahu apa jawaban yang dia dapat. Kalau dia sudah menaruh ekspektasi tinggi atas apa yang diinginkan dari Tuhan ternyata kenyataannya lain, maka akibatnya yang bersangkutan akan merasa sangat kecewa. Ada perbedaan antara isi doa anda dengan isi jawaban Tuhan kepada anda. Karena itu penting sekali menyiapkan diri dulu ketika kita memutuskan mau berdoa. Doa adalah komunikasi khusus percakapan dari siapa kepada siapa. (Matius 6: 9) Kalau dalam ayat ini ada sebutan BAPA, berarti yang berdoa adalah anak. Doa akan menjadi sesuatu yang sia-sia, komunikasi yang sia-sia bila kita tidak mengerti kepada siapa kita berdoa. Mengapa? (Matius 6: 7) Semua agama di dunia mengajarkan para penganutnya berdoa. Jadi bukan hanya kita yang mengenal Yesus saja yang berdoa, tetapi seperti yang dikemukakan oleh Tuhan sendiri bahwa jangan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang yang tidak mengenal Tuhan. Artinya, Yang mengenal Tuhan dan tidak mengenal Tuhan, masing-masing menyediakan waktu untuk berdoa.
Kepada siapa orang-orang yang tidak mengenal Allah ini berdoa, tentunya kepada allah mereka. Dan kita yang mengenal Yesus, penyembahan kita, permohonan kita, kita tujukan pada Yesus karena Dia adalah Tuhan dan Allah kita, sehingga doa itu adalah komunikasi atau dialog dari seorang kepada yang lain. (Matius 6: 11) Dalam ayat ini ada permohonan kepada Tuhan. Jadi doa itu memiliki sifat-sifat yang antara lain telah disebutkan dalam ayat-ayat di atas dan satu di antaranya adalah permohonan atau permintaan. Dua-duanya akan merasa senang, baik yang meminta dan yang memberi. Mengapa? Anda datang beribadah dengan anak-anak yang sedang bertumbuh dan sebagai ayah maupun ibu, diusia mereka yang masih kecil, anda pasti merasa senang sekali memperhatikan mereka. Dan bila mereka datang kepada anda memohon sesuatu kepada anda maka sebagai orang tua, anda pasti menyiapkan apa yang dia perlukan. Sebagai ayah anda merasa senang begitu juga dengan anak merasakan hal yang sama. Doa adalah komunikasi antara anak dengan Bapa. Hubungan kita dengan Tuhan adalah kita sebagai anak dan Tuhan adalah Bapa kita. Untuk mendapatkan apa yang kita minta, Yesus mendahului penjelasanNya dengan kalimat “Bapa kami yang ada di kerajaan sorga.”
Sebagai anak, mengertikah kita apa yang harus kita lakukan dan hal-hal apa yang perlu kita siapkan pada saat kita berdoa kepada Tuhan. (Matius 6: 7b) Yesus menyindir orang-orang yang tidak mengenal Allah ini sebab mereka menyangka dengan banyaknya kata-kata maka doa mereka akan dikabulkan. Yesus tidak menginginkan bahwa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan akan menghasilkan hal-hal yang sia-sia. Menggunakan kata-kata yang disusun rapi bukanlah sesuatu yang salah. Yang salah adalah ketika kita menganggap cara itu sebagai jawaban. Jika kita berdoa kita harus tahu bahwa permohonan kita ini ditujukan kepada siapa, oleh karena itu Dia memulai dengan kalimat “Bapa kami yang ada di sorga.” Doa adalah sikap menyatukan dua hati, antara Tuhan sebagai Bapa dan kita sebagai anak. Menyatukan dua hati di sini adalah, bahwa kita mengerti keinginan Tuhan dan Tuhan juga tahu memahami permintaan-permintaan kita yang disampaikan kepada Tuhan itu untuk apa.
Apabila jawaban doa itu membahayakan atau menyulitkan bagi si pemohon, maka semua ini akan menjadi pertimbangan Tuhan. Semua diperhitungkan oleh Tuhan, tidak hanya pada saat kita memanjatkan doa kepada Tuhan tapi juga untuk ke depannya nanti. Sebab Tuhan merancang perjalanan hidup kita mengikuti waktu. Penting sekali anda tahu bahwa bagi Tuhan waktu itu adalah nomor satu. Yesus bekerja sesuai dengan waktu, itu sebabnya Tuhan tidak pernah gagal, tidak pernah kecewa karena kesalahan mengisi waktu yang ada. Kalau hari ini anda kehilangan sesuatu sebagai kesalahan memanfaatkan waktu, jangan pernah berpikir bahwa masih ada hari esok atau jam berikutnya. Anda tidak pernah tahu apa yang akan anda hadapi pada jam berikutnya. Anda akan kehilangan banyak hal sebab pada jam berikutnya anda dituntut untuk menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga, bisnis, sekolah dan lain-lain, di hari yang baru
Ketika Tuhan menjawab doa kita maka pertimbangan Tuhan tidak hanya berhubungan dengan hari ini. Anda punya generasi yang sekarang ini anda lihat ada di dekat anda sebagai pemberian Tuhan. (Ibrani 11: 1, 6) Semua yang kita lihat saat ini, sebelumya tidak ada tapi karena iman maka dari yang tidak ada tadi menjadi ada. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Melatih diri dalam iman untuk berdoa akan mengubah pandangan Tuhan terhadap anda, dari tidak berkenan, anda bisa diperkenankan Tuhan. Mengapa iman perlu? Sulit sekali untuk memahami bahwa Tuhan itu ada padahal Dia tidak ada. Tapi Alkitab berkata, kita harus percaya bahwa Dia ada.
Sebagaimana anda melihat orang-orang di sekitar anda dengan jelas maka anda harus taruh di dalam benak dan hati anda bahwa Tuhan seperti mereka, Dia hadir di dekat anda. Kalau anda yakin Dia ada maka tidak ada persoalan, sebab anda tahu bahwa anda akan mendapatkan apa yang anda perlukan. Bapa di dunia saja jika anaknya minta roti tidak mungkin dia akan berikan kalajengking apalagi Tuhan. Bila anda tidak bisa menentukan hidup anda berarti ada Tuhan yang menentukan hidup kita. Dia yang berdaulat atas hidup kita itu sebabnya tidak ada yang mustahil. Mengapa kita capek dan merasa bosan berdoa? Karena kita tidak yakin. Kalau anda yakin dan percaya kepada Tuhan maka hal itu akan mendorong anda lebih bersemangat dan lebih mencintai Tuhan. Waktu-waktu yang anda miliki akan anda gunakan untuk menunjukkan rasa terima kasih anda kepada Tuhan. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan oleh Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sudah berkata bahwa Dia ada. Yang membuat Tuhan merasa senang adalah ketika anda berlutut dengan penuh keyakinan dengan pengakuan bahwa Dia ada.