• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Featured

“ DOA “

February 14, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 14 Februari 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Matius 6: 5-13

(Matius 6: 5-13) Dalam ayat ini kita dapat melihat bagaimana Yesus langsung mengambil sikap atau tindakan seakan-akan Dia merasa perlu mengajarkan doa kepada murid-muridNya. Maksud Yesus menyampaikan sesuatu seringkali dilandasi pada apa yang dianggap perlu. Ayat yang kelima sebenarnya merupakan lanjutan dari pasal sebelas Injil Lukas. Murid-murid tertarik melihat Yesus yang sedang berdoa dan mendengar apa yang Dia doakan kepada Tuhan. Akibatnya, mereka MEMINTA Tuhan untuk mengajarkan mereka bagaimana caranya berdoa. Bukan keinginan Yesus mengajarkan doa kepada murid-muridnya walaupun doa adalah hal yang penting. Yesus menganggap bahwa doa begitu spesial, itu sebabnya Yesus menginginkan agara murid-murid bisa merasakan manfaat dari doa tersebut sehingga Yesus menunggu dari mereka apakah mereka tertarik atau tidak. Berbicara tentang doa yang menuntut dari kita sejumlah waktu dan hal-hal yang lain, sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, mengapa kita harus berdoa? Dan anda bisa merasakan sendiri hal ini.

menginginkan agara murid-murid bisa merasakan manfaat dari doa tersebut sehingga Yesus menunggu dari mereka apakah mereka tertarik atau tidak. Berbicara tentang doa yang menuntut dari kita sejumlah waktu dan hal-hal yang lain, sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, mengapa kita harus berdoa? Dan anda bisa merasakan sendiri hal ini.

                Kalau seseorang meminta sesuatu kepada Tuhan, maka dia harus bersedia pertama-tama bahwa keinginannya itu akan mendapatkan reaksi dan jawaban dari Tuhan. Untuk yang bersangkutan, dia harus tahu apa jawaban yang dia dapat. Kalau dia sudah menaruh ekspektasi tinggi atas apa yang diinginkan dari Tuhan ternyata kenyataannya lain, maka akibatnya yang bersangkutan akan merasa sangat kecewa. Ada perbedaan antara isi doa anda dengan isi jawaban Tuhan kepada anda. Karena itu penting sekali menyiapkan diri dulu ketika kita memutuskan mau berdoa. Doa adalah komunikasi khusus percakapan dari siapa kepada siapa. (Matius 6: 9) Kalau dalam ayat ini ada sebutan BAPA, berarti yang berdoa adalah anak. Doa akan menjadi sesuatu yang sia-sia, komunikasi yang sia-sia bila kita tidak mengerti kepada siapa kita berdoa. Mengapa? (Matius 6: 7) Semua agama di dunia mengajarkan para penganutnya berdoa. Jadi bukan hanya kita yang mengenal Yesus saja yang berdoa, tetapi seperti yang dikemukakan oleh Tuhan sendiri bahwa jangan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang yang tidak mengenal Tuhan. Artinya, Yang mengenal Tuhan dan tidak mengenal Tuhan, masing-masing menyediakan waktu untuk berdoa.

Kepada siapa orang-orang yang tidak mengenal Allah ini berdoa, tentunya kepada allah mereka. Dan kita yang mengenal Yesus, penyembahan kita, permohonan kita, kita tujukan pada Yesus karena Dia adalah Tuhan dan Allah kita, sehingga doa itu adalah komunikasi atau dialog dari seorang kepada yang lain. (Matius 6: 11) Dalam ayat ini ada permohonan kepada Tuhan. Jadi doa itu memiliki sifat-sifat yang antara lain telah disebutkan dalam ayat-ayat di atas  dan satu di antaranya adalah permohonan atau permintaan. Dua-duanya akan merasa senang, baik yang meminta dan yang memberi. Mengapa? Anda datang beribadah dengan anak-anak yang sedang bertumbuh dan sebagai ayah maupun ibu, diusia mereka yang masih kecil, anda pasti merasa senang sekali memperhatikan mereka. Dan bila mereka datang kepada anda memohon sesuatu kepada anda maka sebagai orang tua, anda pasti menyiapkan apa yang dia perlukan. Sebagai ayah anda merasa senang begitu juga dengan anak merasakan hal yang sama. Doa adalah komunikasi antara anak dengan Bapa. Hubungan kita dengan Tuhan adalah kita sebagai anak dan Tuhan adalah Bapa kita. Untuk mendapatkan apa yang kita minta, Yesus mendahului penjelasanNya dengan kalimat “Bapa kami yang ada di kerajaan sorga.”

Sebagai anak, mengertikah kita apa yang harus kita lakukan dan hal-hal apa yang perlu kita siapkan pada saat kita berdoa kepada Tuhan. (Matius 6: 7b) Yesus menyindir orang-orang yang tidak mengenal Allah ini sebab mereka menyangka dengan banyaknya kata-kata maka doa mereka akan dikabulkan. Yesus tidak menginginkan bahwa doa yang kita sampaikan kepada Tuhan akan menghasilkan hal-hal yang sia-sia. Menggunakan kata-kata yang disusun rapi bukanlah sesuatu yang salah. Yang salah adalah ketika kita menganggap cara itu sebagai jawaban. Jika kita berdoa kita harus tahu bahwa permohonan kita ini ditujukan kepada siapa, oleh karena itu Dia memulai dengan kalimat “Bapa kami yang ada di sorga.” Doa adalah sikap menyatukan dua hati, antara Tuhan sebagai Bapa dan kita sebagai anak. Menyatukan dua hati di sini adalah, bahwa kita mengerti keinginan Tuhan dan Tuhan juga tahu memahami permintaan-permintaan kita yang disampaikan kepada Tuhan itu untuk apa.

Apabila jawaban doa itu membahayakan atau menyulitkan bagi si pemohon, maka semua ini akan menjadi pertimbangan Tuhan. Semua diperhitungkan oleh Tuhan, tidak hanya pada saat kita memanjatkan doa kepada Tuhan tapi juga untuk ke depannya nanti. Sebab Tuhan merancang perjalanan hidup kita mengikuti waktu. Penting sekali anda tahu bahwa bagi Tuhan waktu itu adalah nomor satu. Yesus bekerja sesuai dengan waktu, itu sebabnya Tuhan tidak pernah gagal, tidak pernah kecewa karena kesalahan mengisi waktu yang ada. Kalau hari ini anda kehilangan sesuatu sebagai kesalahan memanfaatkan waktu, jangan pernah berpikir bahwa masih ada hari esok atau jam berikutnya. Anda tidak pernah tahu apa yang akan anda hadapi pada jam berikutnya. Anda akan kehilangan banyak hal sebab pada jam berikutnya anda dituntut untuk menyelesaikan hal-hal yang berhubungan dengan keluarga, bisnis, sekolah dan lain-lain, di hari yang baru

                Ketika Tuhan menjawab doa kita maka pertimbangan Tuhan tidak hanya berhubungan dengan hari ini. Anda punya generasi yang sekarang ini anda lihat ada di dekat anda sebagai pemberian Tuhan. (Ibrani 11: 1, 6) Semua yang kita lihat saat ini, sebelumya tidak ada tapi karena iman maka dari yang tidak ada tadi menjadi ada. Tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Melatih diri dalam iman untuk berdoa akan mengubah pandangan Tuhan terhadap anda, dari tidak berkenan, anda bisa diperkenankan Tuhan. Mengapa iman perlu? Sulit sekali untuk memahami bahwa Tuhan itu ada padahal Dia tidak ada. Tapi Alkitab berkata, kita harus percaya bahwa Dia ada.

Sebagaimana anda melihat orang-orang di sekitar anda dengan jelas maka anda harus taruh di dalam benak dan hati anda bahwa Tuhan seperti mereka, Dia hadir di dekat anda. Kalau anda yakin Dia ada maka tidak ada persoalan, sebab anda tahu bahwa anda akan mendapatkan apa yang anda perlukan. Bapa di dunia saja jika anaknya minta roti tidak mungkin dia akan berikan kalajengking apalagi Tuhan. Bila anda tidak bisa menentukan hidup anda berarti ada Tuhan yang menentukan hidup kita. Dia yang berdaulat atas hidup kita itu sebabnya tidak ada yang mustahil. Mengapa kita capek dan merasa bosan berdoa? Karena kita tidak yakin. Kalau anda yakin dan percaya kepada Tuhan maka hal itu akan mendorong anda lebih bersemangat dan lebih mencintai Tuhan. Waktu-waktu yang anda miliki akan anda gunakan untuk menunjukkan rasa terima kasih anda kepada Tuhan. Tidak ada yang tidak bisa diselesaikan oleh Tuhan. Mengapa? Karena Tuhan sudah berkata bahwa Dia ada.  Yang membuat Tuhan merasa senang adalah ketika anda berlutut dengan penuh keyakinan dengan pengakuan bahwa Dia ada.

Filed Under: Featured, Khotbah

Penyangkalan diri & Pikul Salib

February 7, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 07 Februari 2016

Pdt. Haniel Van Der Kroght

Markus 8:34 – 9:1

Buat kita ayat ini memang gampang untuk diaminkan sebab kita telah banyak mengalami pengalaman-pengalaman bersama Tuhan. Hal mengikut Yesus memang bukan pertama kali kita dengar tapi bagi orang-orang yang ada di sekitar Yesus waktu itu, ketika ucapan ini keluar dari mulut Yesus, mereka sama sekali tidak mengerti dengan apa yang Dia sampaikan. Dari sekian banyak ucapan Yesus memang dalam satu konteks tertentu seringkali hanya menimbulkan tanda tanya bagi murid-murid. Termasuk ketika Yesus berkata “menurut kata orang siapakah Aku ini?  Ada yang berkata “Engkau adalah Elia, Engkau salah satu dari seorang nabi, Engkau Yeremia dan ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah Yohanes pembaptis.” Yesus akhirnya berkata “Menurut kamu siapakah aku ini?” yang sangat mengherankan disini adalah murid-murid yang sudah berbulan-bulan mengikut Yesus, masih belum kenal juga siapa Yesus.

Kalau salah satu muridnya bisa berkata “Engkaulah Mesias anak Allah yang hidup” itu tidak berangkat dari sebuah kesimpulan pengalaman rohani Petrus karena Alkitab berkata “Bapakulah yang mengilhamkannya.” Jadi hari itu Roh kudus meminjam mulut Petrus untuk mengucapkan kalimat-kalimat pengakuan tentang Yesus adalah Anak Allah. Artinya, tidak ada satupun dari murid-murid Yesus ini yang kenal betul siapa Yesus. Mereka hanya mengenal Yesus sebatas guru itu sebabnya Yesus dipanggil rabi. Mereka tidak mengerti betul pelayanan kemesiasan Yesus kalau bukan Roh Tuhan yang meminjam mulut Petrus. Pelayanan kemesiasan ini bukanlah pelayanan yang sederhana karena dalam perjanjian lama pelayanan ini berhubungan dengan mezbah, darah dan hadirat Allah. Pada zaman itu jika salah melayani resikonya mati. Allah ingin agar Yesus ini diakui sebagai Mesias dan Dia sendiri juga yang nanti menjadi korban darahNya dan sebagai mezbahNya.

Sejak perikop pengakuan Petrus dalam Markus 8:27, Yesus banyak kali menegaskan hal mengikut Yesus sebagai komitmen dan juga pengalaman yang tidak boleh main-main. Hal ini dikatakan Yesus ketika Dia hendak berjalan menuju ke Yudea dan dalam catatan jurnal-jurnal yang bisa ditemukan, pelayanan Yesus di Yudea ini adalah enam bulan terakhir menjelang kematianNya. Jadi Yesus tidak lagi ke Galilea sebab Dia tahu waktunya sudah tiba. Enam bulan menjelang paskah dimana Yesus akan menjadi korban paskah maka migrasilah Dia ke Yudea. Dalam perjalanan ini maka Yesus ingin menegaskan hal mengikut Tuhan, apakah murid-murid sudah tahu betul apa resiko dari mengikut Tuhan dan apa syaratnya.

(Markus 8:34) Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid. Ini hal yang khusus dalam catatan-catatan Injil. Mengapa? Biasanya kalau Yesus pergi, tanpa dipanggil pun orang banyak datang sebab dimana saja  Yesus ada itu sudah menarik perhatian dan orang mencari Dia. Tapi kalau Injil menulis Yesus memanggil, maka ini sesuatu yang khusus karena tidak semua orang bisa datang, hanya orang-orang tertentu saja yang Yesus tahu bahwa ada kemungkinan mereka bisa melakukan syarat-syaratnya. Setelah Yesus memanggil mereka barulah dimulai dialog “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” Dalam bahasa Grika ayat ini berkata “Setiap orang yang mau mengikut di belakangKu” jadi ada kata di belakangKu. Kata ini bukan hanya sekedar mengikut saja tapi kata ini mengandung arti kedisiplinan, konsistensinya. Dalam teks bahasa Grika kata ini mahal sekali sebab orang yang mau mengikut Tuhan harus tetap berada di belakang. Dan kata ini menjelaskan bahwa sebagai pengikut Kristus kita harus bercermin dari kehidupan Yesus. Artinya, apa yang Yesus lakukan itu juga yang harus kita lakukan.

                Yesus kemudian berkata “Barangsiapa mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya.” Kata menyangkal diri inilah yang mungkin membingungkan murid-murid karena harus meniadakan diri atau menganggap diri tidak penting. Hal menyangkal diri ini memiliki arti apapun yang dia lakukan dan sekalipun apa yang dikerjakan berhasil bahkan diterima orang, maka dia harus mau untuk tidak mendapatkan pujian sedikitpun. Bila perlu keberadaannya disangkal sama sekali. Yesus ingin mengajar kepada murid-murid bahwa mengikut Tuhan apapun yang kita buat dan setinggi apapun pujian yang kita dapat, kita tidak berhak meminta bagian dalam pujian tersebut. Dengan demikian bila orang tidak menganggap kita, dan tidak memberikan pujian atas apa yang kita lakukan, kita tidak boleh marah sebab jika tidak, kita belum menyangkal diri. Dalam pelayananNya, Yesus menyembuhkan banyak orang tapi Dia selalu katakan bahwa itu karena kuasa Allah agar nama Tuhan dimuliakan, walaupun Dia punya hak atas hal itu. Jadi kalau kita berbicara tentang hal mengikut Yesus, itu berhubungan dengan ego. Karena rata-rata kalau kita sudah melakukan sesuatu dan hasilnya baik, lalu kita tidak disebut maka kita bisa menyimpan kemarahan kita selama  bertahun-tahun. Sehebat-hebat kita melayani, Tuhanlah yang harus diagungkan. Yesus mengajar kita untuk bisa memberi dengan ketulusan dalam pelayanan apapun dan kalau sampai kita menuntut pengakuan maka kita belum pada tahap menyangkal diri.

                (Markus 8:34) Barangsiapa mau mengikut Tuhan harus pikul salib. Hal terpenting yang perlu kita bahas dalam kalimat ini adalah, salib disini bukan menunjukkan pada salib Yesus tetapi pada salib kita sendiri. Apa yang Yesus katakan tentang pikul salib, pada saat itu sangat sulit untuk dipahami oleh orang Yahudi. Mengapa? Karena era Yesus melayani adalah era dimana orang-orang Yahudi ini dijajah oleh orang Roma. Dan sudah menjadi tanggung jawab yang umum bahwa semua orang dari generasi ke generasi harus mau angkat senjata mengusir Roma dari bumi Yahudi karena bagi mereka Roma adalah musuh terbesar mereka. Ketika Yesus katakan bahwa ikut Tuhan itu angkat salib mereka merasa ini adalah sesuatu yang aneh, karena bagaimana mungkin salib bisa dipakai menghadapi musuh. Dalam mengikut Tuhan kita harus sadari bahwa musuh Tuhan adalah musuh kita dan siapakah musuh Tuhan? Dosa. Itu sebabnya musuhilah dosa. Kalau mungkin dalam dirimu ada dosa yang sulit untuk diakui maka akan sulit juga diperangi.

(Galatia 2:19-20) Kita masih hidup di dalam daging kita. Namun jadilah orang benar bagi Tuhan dengan cara pikul salib. Semakin banyak kejahatan engkau perangi maka hidupmu akan semakin berkenan di hadapan Tuhan. jangan dulu kita memikul salib Tuhan sebab Tuhan katakan, siapa yang bisa minum cawanNya? Salib kita dulu yang harus kita pikul. Pada dasarnya apa yang Yesus katakan ini sederhana untuk dilakukan. Markus 9:1 “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa”. Kematian di sini tidak menunjukkan pada kematian fisik melainkan menunjuk pada apa yang Yesus katakan pada Markus 8:35-37. Jika kita bisa melepas hidup ini dengan menyangkal diri, pikul salib, Tuhan pasti memelihara dan otomatis nyawa pun Tuhan pelihara karena itu masuklah dalam kategori orang yang tidak akan mati atau tidak akan dikuasai dengan rasa takut mati sebab mereka akan hidup sampai melihat kerajaan Allah datang dengan kuasa.

Filed Under: Featured, Khotbah

Warisan Rohani

January 31, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 31 Januari 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Kejadian 48: 15-16

Dalam pembacaan ini Yakub berkata kepada Yusuf agar anaknya ini mempertahankan atau membuat nama keluarganya masyur, sebagaimana selama ini dunia telah mengenal mereka sebagai tokoh-tokoh yang sangat populer dan berhasil dalam semua bidang. Terutama kalau bicara dalam soal ekonomi, Abraham sangat diberkati dan dia adalah orang yang percaya kepada Tuhan. Yusuf merupakan generasi keempat dan beberapa saat sebelum Yakub dipanggil Tuhan, dia memberkati Yusuf dan anak-anaknya. Yakub adalah orang terkaya pada zaman itu namun yang menarik disini adalah, mereka tidak menaruh harapan hidup mereka kedepan kepada keberhasilan secara lahiriah atau materi. Mengapa? Jika kita baca dalam ayat ini, mulai dari Abraham kemudian Ishak, nama Tuhan selalu mereka sebut.

ayat ini, mulai dari Abraham kemudian Ishak, nama Tuhan selalu mereka sebut.

(Kejadian 48: 15) Perhatian Yakub kepada Tuhan, mengambil contoh atau teladan dari cara Abraham membangun hubungan dengan Tuhan. Nama ayah Abraham adalah Terah dan kakeknya Adalah Nahor. Nama kedua orang ini hanya disebutkan dalam silsilah saja mengingat sesudah itu cerita tentang mereka tidak ada lagi. Pada generasi keempat yaitu Yusuf, nama Abraham, Ishak dan Yakub selalu disebutkan berulang-ulang dan dicatat dalam Alkitab terus-menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Apabila Yakub berkata bahwa Abraham adalah orang termasyur kemudian hal ini turun ke Ishak dan nama Abraham masih disebut-sebut, maka pokok ini memiliki arti bahwa garis kerohanian dari generasi pertama Abraham, Ishak dan Yakub bahkan sampai ke Yusuf itu berjalan baik. Contoh lain dalam perjanjian baru mengenai warisan rohani dari generasi ke generasi berikutnya.

(2 Timotius 1: 4) Timotius adalah generasi penerus pelayanan Paulus dan saat itu Paulus tidak bisa bertemu dengan Timotius karena sedang ada dalam penjara, disiksa dan siap menghadapi akhir hidupnya. Dari sekian banyak pemuda-pemuda yang seusia Timotius waktu itu, kehormatan pertama-tama dalam pelayanan diberikan kepada Timotius yang selalu berpegang pada imannya. Untuk setiap anak-anak muda, jika satu waktu anda diberikan kesempatan oleh Tuhan mendapatkan dirimu menjadi pemimpin dalam pemerintahan, perusahaan besar, dalam lembaga tertinggi dan terhormat, suami dari seorang istri, ayah dari putra-putri yang Tuhan karuniakan kepadamu maka engkau memerlukan kekuatan yang dapat memampukan anda menjalankan peran anda sebagai pemimpin. Anda membutuhkan satu kesanggupan untuk membantu anda menjadi ayah dan suami yang baik. Timotius adalah anak muda yang akhirnya dicatat dalam Alkitab hingga seluruh dunia tahu siapa Timotius ini. Dari mana asalnya kehormatan ini? Dari iman Timotius sebagai warisan dari nenek dan ibunya, sama halnya seperti Yakub.

(Mikha 7: 6, Maleakhi 4: 6) Dalam pembacaan ini struktur sosial dalam kelembagaan rohani keluarga, tidak berjalan dengan baik. Ayat 6 dalam dua pasal tersebut, menerangkan adanya permusuhan dalam keluarga yang berawal dari orang tua sendiri. Bila diumpamakan, maka ayah adalah kepala atau pemimpin, istri adalah lengan sebagai penolong dan bagian tubuh yang lain adalah anggota keluarga kita, disebutkan yang bermasalah disini justru adalah kepala atau pemimpin. Di sekitar anda, anda dapat melihat mereka yang melukai dan dilukai, merusak dan dirusakkan, membunuh dan yang dibunuh. Fakta menunjukkan bahwa perkembangan dunia kejahatan tidak pernah berhenti bergerak naik. Bila kita berhadapan dengan satu dunia yang pemimpinnya sebagaimana dalam ayat tadi, apa yang anda bisa harapkan dan banggakan dari generasi berikutnya sesudah anda.

                Bila kita membaca Alkitab maka kita akan menemukan bahwa kehebatan Israel sekarang ini tidak lepas dari jasa-jasa  yang ditunjukkan oleh generasi sebelumnya seperti Abraham, Ishak, Yakub dan seterusnya.Mereka mempunyai andil yang besar sehingga kekuatan Israel itu begitu luar biasa dalam dunia ekonomi, politik, keuangan dan pertahanan. Mereka lebih unggul dibandingkan dengan negara-negara lain. Dari jumlah penduduk, mereka memang tidak banyak tapi mengapa mereka memiliki pengaruh yang sangat kuat diberbagai bidang dan darimana mereka mendapatkan kekuatan itu? Dari Tuhan. Yakub memberkati anak-anaknya dan hal ini harus dilakukan oleh setiap orang tua terhadap anak-anaknya. Rumah adalah tempat yang lebih baik bagi anak-anak mendapatkan edukasi, kebaikan, kasih dan sebagainya. Jika kita melupakan tanggung jawab ini sebagai pemimpin dalam keluarga maka seperti Mikha katakan, akan menimbulkan permusuhan dan sikap tidak suka anak terhadap orang tua. Apa yang terjadi dengan anak-anak anda, tidak selamanya penyebabnya berasal dari mereka sendiri, bisa jadi dari kita sebagai orang tua. Mengapa kita tidak melihat diri kita dan berusaha menemukan sebab-sebab yang didalamnya telah menimbulkan kekecewaan bagi mereka.

(Kejadian 49: 3-27) Yakub memberkati anak-anaknya dengan begitu luar biasa. Apa pengaruh doa-doa Yakub untuk mereka? Memang iman itu belum bisa anda peroleh hasilnya pada saat anda membuat sebuah pernyataan. Tapi pasti akan anda lihat hasilnya seperti anak-anak Yakub yang diberkati diseluruh dunia. Maksudnya adalah lihatlah ke depan, jangan hanya melihat yang sekarang. Mikha menjelaskan bahwa ada permusuhan dari anak-anak terhadap ayahnya. Roh permusuhan ini dalam bentuk macam-macam dan hal ini bisa anda saksikan sekarang ini. Revolusi teknologi memberi sumbangan kemudahan untuk mengakses apa saja tentang hidup. Itu sebabnya orang tua harus bisa memiliki keinginan kuat menguasai barang-barang ini, yang sudah ada di tangan anak dan cucu anda. Ketika Yesus melihat Yerusalem akan hancur, Yesus pun menangis. Dengan segala kasih Yesus berusaha menghimpunkan tapi Israel menolak Dia.

Segala kesetiaan, ketekunan anda terkadang membawa akibat yang membuat anda sedih dan kecewa. Pahami baik-baik, sepuluh orang di dekat anda, ada dua atau tiga orang yang menaruh rasa tidak suka kepada anda. Tidak semua orang akan memberi senyum kepadamu, sebaliknya mereka bisa menjadi musuh dan melukai anda. Lalu apa yang harus anda lakukan? Alkitab berkata, tokoh yang mengalami hal tersebut adalah Daud. Anaknya melawan dia dan menyimpan niat untuk membunuhnya yaitu Absalom. Bahkan sahabat-sahabatnya satu persatu meninggalkan dia. Ayub juga demikian, mulai dari pembantu, anak-anak bahkan istrinya semuanya pergi meninggalkan dia. Saat anda mulai menunjukkan kecintaan anda dalam pelayanan, di ujung sana tidak selalu anda mendapatkan harapan yang memuaskan. Anda bisa sedih dan kecewa tapi ingatlah, orang pertama yang anda banggakan dan muliakan sudah lebih dulu mengalami hal itu yaitu Yesus. Menghadapi Golgota, rasul-rasul satu demi satu meninggalkan dia. Pastikan anda punya keyakinan kuat akan hidup bersama dengan Tuhan supaya anda bisa melewati masa-masa berat. Renungkan baik-baik  Tuhan di samping anda. Amin….

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Michael P Kairupan

Keberanian Yakub

January 24, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 24 Januari 2016

Pdt. Michael P Kairupan

Kejadian 28: 10-13

Kejahatan narkoba adalah kejahatan yang sangat serius sebab dapat menghancurkan generasi bangsa dari sekarang. Dan hal ini terus meningkat sampai saat ini dengan begitu hebat, bahkan anda bisa turut menjadi korban. Lalu bagaimana mengatasinya? Yakub adalah seorang yang senang tinggal di rumah sedangkan kakaknya Esau setiap hari hidupnya bergaul dengan binatang-binatang liar sebab dia adalah seorang pemburu. Ribka yang adalah ibu dari Esau dan Yakub menginginkan agar Yakub yang diberkati oleh ayah mereka. Itu sebabnya dia menyusun rencana  sedemikian rupa supaya Yakublah yang mendapat berkat tersebut. Ribka berkata kepada Yakub untuk menyediakan makanan yang enak bagi ayahnya kemudian mintalah berkat dari ayahnya Ishak. Tapi masalahnya adalah tubuh Yakub dan Esau itu  berbeda sebab Esau tubuhnya berbulu sedangkan Yakub tidak. Ibunya kemudian mengambil kulit kambing dan menempelkannya ke tangan dan leher Yakub agar ayahnya tidak mengetahui bahwa sebenarnya itu adalah Yakub. Bagi Yakub tindakan ini sebenarnya tidaklah baik karena ini adalah sebuah  penipuan untuk mendapatkan berkat. Tapi Ribka berkata bahwa dialah yang akan bertanggung jawab atas semuanya. menyediakan makanan yang enak bagi ayahnya kemudian mintalah berkat dari ayahnya Ishak. Tapi masalahnya adalah tubuh Yakub dan Esau itu  berbeda sebab Esau tubuhnya berbulu sedangkan Yakub tidak. Ibunya kemudian mengambil kulit kambing dan menempelkannya ke tangan dan leher Yakub agar ayahnya tidak mengetahui bahwa sebenarnya itu adalah Yakub. Bagi Yakub tindakan ini sebenarnya tidaklah baik karena ini adalah sebuah  penipuan untuk mendapatkan berkat. Tapi Ribka berkata bahwa dialah yang akan bertanggung jawab atas semuanya.

Dalam cerita ini sepertinya penipuan itu adalah sesuatu yang diperbolehkan, namun kita harus melihat kronologisnya itu seperti apa terlebih dahulu. Yakub ini sama seperti ibunya, smart. Dia tahu membaca situasi dan kesempatan, itu sebabnya ketika Esau meminta makanan kepadanya, Yakub langsung berkata kepada Esau supaya menjual hak kesulungannya. Esau diberikan dua pilihan disini yaitu menyetujui permintaan Yakub atau dengan sikap tegas menolaknya sebagai bukti dia manghargai hak kesulungan tersebut. Namun karena Esau terbiasa dengan dunia luar, dia menganggap enteng hak tersebut. Dia menyetujui permintaan Yakub sehingga pindahlah hak kesulungan itu ke tangan adiknya. Setelah Yakub diberkati oleh Ishak, dia tidak langsung merasakan manfaat dari berkat tersebut karena masih ada proses yang harus dilewati. Esau yang akhirnya tahu bahwa berkat tersebut sudah beralih ke tangan Yakub kemudian bertanya pada ayahnya apakah masih ada berkat untuk dirinya. Tapi Ishak berkata, tidak ada lagi berkat sebab hak kesulungan itu sudah menjadi milik Yakub. Mendengar perkataan ayahnya, Esau pun menangis sambil meraung-raung.

Setiap keputusan yang keliru akan membuat anda menyesal tapi penyesalan tidak akan merubah apapun. Esau menyimpan dendam dan kebencian terhadap adiknya Yakub. Itu sebabnya bagi setiap orang tua, pertimbangkanlah sikap kita dalam memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Jika salah satu anak merasa perhatian anda berbeda atau tidak adil, maka itu akan berakibat buruk bagi diri anda sendiri. Saat ibu mereka tahu kalau Esau membenci Yakub maka Ribka menyuruh Yakub untuk pergi menyelamatkan dirinya ke tempat pamannya yaitu Laban yang ada di Padan Aram. Bagi Yakub ini adalah pertama kali dia harus jauh dari keluarga khususnya jauh dari ibunya. Sebuah lompatan menuntut keberanian untuk menghadapi situasi. Mungkin anda tidak suka tapi jika Tuhan membawa anda ke sana demi keberhasilan besar yang Tuhan sudah rancang bagimu, janganlah takut. Akhirnya Yakub dengan bermacam perasaan harus melangkah pergi meninggalkan  lingkungan yang penuh dengan kenyamanan. Orang-orang yang ada di sisisnya yang selalu punya waktu, hati dan kepedulian tidak ada lagi kini , semuanya berubah total. (Kejadian 28: 11) Dalam perjalanan pergi ke rumah Laban, tibalah dia di suatu tempat dan bermalam di situ setelah matahari mulai terbenam. Yakub harus beristirahat di tempat yang gelap, dingin dan tidak ada kehangatan dari orang-orang yang biasa ada di sampingnya. Sebuah terobosan kedepan diperlukan satu perjuangan. Anda harus berani mengambil sebuah keputusan dan jangan pernah kembali lagi. Sekali anda pergi meninggalkan satu kondisi yang selama ini dekat dengan anda untuk hal yang lebih besar, anda harus tetapkan diri jalan terus. Sebab untuk melihat rancangan Tuhan yang besar diperlukan keberanian dan visi. Visi adalah melihat kedepan, melihat sesuatu yang akan terjadi pada diri sendiri, kesehatan, karir, usaha dan lain-lain mulai dari sekarang. Apa yang kita rasakan dan alami sekarang ini, bukanlah berdasarkan atas apa yang kita lihat sekarang ini. Yakub selalu melihat ke depan dan dia juga adalah alat yang Tuhan pakai untuk membuat konkritnya janji Tuhan pada waktu Abraham masih hidup. Untuk setiap anak-anak muda, anda barangkali melewati hari-harimu dalam kesedihan, kekecewaan yang disebabkan oleh ulah orang tuamu yang bermain-main dengan hidup dan akibatnya anda yang merasakan efeknya. Apapun alasan anda, ingatlah bahwa anda tidak akan pernah ada tanpa orang tuamu.

Anda harus melupakan hal-hal yang telah anda alami sekian tahun dalam hidup anda untuk melihat hari esok yang lebih baik. Yakub terbiasa dengan lingkungan yang enak tapi dia harus melihat semuanya terpisah darinya. (Kejadian 28: 13) Ayah Abraham bernama Terah dan kakek dari Abraham adalah Nahor. Kedua orang ini tidak pernah disebut sebagai moyangnya Abraham meskipun Abraham berasal dari keturunan mereka. Hidup ini dimulai dengan Tuhan jadi Tuhan berhubungan dengan orang dekat dengan Dia termasuk Abraham. Dengan kata lain, bagaimana mengakhiri kehidupan keluarga Nahor dan Terah yang selama ratusan tahun hidup tanpa Tuhan? Adalah sikap Abraham yang mengambil keputusan pergi setelah mendengar perintah Tuhan agar keluar dari negerinya. Keberanian Abraham ini turun pada cucunya Yakub.

Kalau anda ingin melihat anak cucu anda berhasil seperti Yakub maka bawalah mereka dekat dengan Tuhan. Yakub tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan hidupnya tapi Tuhan tahu. Tuhan hadir dalam soal-soal kehidupan kita sekarang dan ke depan. Itu sebabnya pastikan Tuhan selalu ada dalam kehidupan anda. Berhentilah mempersalahkan situasi dan lihatlah ke depan karena selalu ada Tuhan. Anda harus pandai menemukan kasih yang lebih baik, lebih sempurna dari seseorang yang pernah anda kenal. Mengapa? Karena keterbatasan mereka sebagai manusia merupakan alasan kuat untuk mempercayai Tuhan. Ingatkan anak-anak anda bahwa kelak keadaan akan berubah. Buatlah sebuah ketetapan hidup dari sekarang sehingga bilamana satu saat nanti, anda memperoleh kesempatan dari Tuhan menjadi pemimpin dalam pemerintahan, perusahaan dan keluarga anda akan merasakan betapa berartinya hidup ini. Semua keadaan itu harus diputuskan dari sekarang berdasarkan keberanian yang anda miliki. Ingatlah Tuhan selalu ada disaat anda sangat memerlukan Dia. amin

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Michael P Kairupan

Andalkan Nama TUHAN

January 17, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 17 Januari 2016

Pdt. Lydia Kairupan

Efesus 5: 15-16

(Efesus 5: 15-16) Kepada jemaat yang ada di Efesus, Rasul Paulus berkata bahwa hari-hari dimana kita hidup saat ini adalah jahat. Rasul Paulus juga pernah menasehati anak rohaninya yaitu Timotius (2 Timotius 3: 12-13). Ayat ini sepertinya tidak enak didengar sebab kita harus membuat pilihan, apakah mau terus beribadah atau tidak. Penipuan-penipuan dalam berbagai macam bentuk sedang terjadi di hari-hari ini dan kita harus mengerti bahwa kita hidup di zaman yang seperti ini. Kejahatan sebenarnya sudah mulai dari awal zaman, mulai dari dalam hati manusia kemudian timbul dalam pikiran manusia.

Pada zaman Nuh, Allah juga berfirman bahwa kejahatan manusia itu begitu besar sehingga Allah membinasakan bumi ini dengan mendatangkan air bah. Tetapi, manusia yang hidup kemudian bukan bertambah baik melainkan penuh dengan kejahatan sampai pada sekarang ini, dimana kita sebagai orang percaya hidup yaitu zaman kemurahan namun hari-hari di mana kita hidup. (Wahyu 22: 11) Ada 2 kelompok disini yaitu orang benar dan biarlah terus berbuat kebenaran sedangkan orang cemar hidup semakin jahat. Tujuan akhir kita semua adalah sorga. Tapi, sementara kita berada di dunia, apa yang menjadi sasaran kita? Firman Allah berkata bahwa Tuhan mau mendapatkan gereja yang sempurna, dimana kita tidak bercacat cela, tidak ada dosa.  Lewat kehidupan yang benar dan kudus kita akan mencapai tingkatan yaitu sama seperti Yesus.

                (2 Samuel 22: 1-3). Ayat ini seringkali kita baca, sering juga dikhotbahkan dan kita merasa bahwa Daud ini begitu luar biasa. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah kita sebagai orang percaya kepada Tuhan tidak ingin mengalami apa yang mereka alami? Daud berkata “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku” Pernyataan ini keluar dari mulut Daud bukan karena dia seorang yang pandai mengarang lagu atau pandai menulis lalu mengatakan hal-hal yang tinggi-tinggi tentang Tuhan melainkan karena ini adalah pengalaman hidup Daud sendiri. Itu sebabnya dia sungguh-sungguh mengatakan hal ini. (2 Samuel 22: 3) Dalam pujiannya Daud berkata, Tuhan itu adalah tempat pengungsian. Artinya, di luar sana ada banyak bahaya, ada ancaman dan ada hal-hal yang membuat takut. (Mazmur 61: 4-5) Dalam hidup Daud ada banyak musuh yang dihadapi tapi Daud tahu ke mana dia harus lari. Daud seorang raja yang berhasil, kuat, mempunyai tentara yang terlatih dan dalam peperangan Tuhan selalu berikan kemenangan pada mereka sehingga banyak bangsa-bangsa menjadi takut. Itu sebabnya ada banyak orang yang ingin memeranginya. Saat ancaman itu membuat dia takut, dia alami pertolongan Tuhan oleh karena itu Daud katakan, “Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh.”

                (Mazmur 62: 8-9) Daud mengatakan hal ini dari dasar hatinya sebagai pengalaman yang telah dia lewati. (Amsal 29: 25) Bagaimana cara kita lari kepada Tuhan pada waktu kita takut? Dengan percaya sebab siapa yang percaya pada Tuhan akan dilindungi-Nya. Tanpa kita sadari seringkali kita sebagai orang percaya, menjadikan hal-hal yang fana sebagai tempat perlindungan. Contohnya adalah kedudukan, jabatan, kekayaan dan lain sebagainya. Tuhan kita adalah Tuhan yang cemburu, Dia ingin mendapatkan perhatian yang penuh dari kita dan Allah juga mau kita menjadikan Dia segalanya dalam hidup kita. Seringkali kita katakan bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan namun ada saatnya kita lari bukan pada sumber itu tapi lari pada sumber yang lain. (Mazmur 56: 4-5) Adalah keuntungan bagi kita ketika kita tahu bahwa kita memiliki Tuhan. Mengapa Daud bisa seperti itu? Karena dia memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Ayat ini menceritakan Daud yang begitu takut karena saat itu dia ditangkap oleh orang Filistin. Bagi orang Yahudi, bangsa Filistin adalah musuh yang terbesar dan ditakuti. Tapi dalam keadaan demikian Firman Allah berkata, Daud percaya pada Tuhan. Rasa takut itu sewaktu-waktu bisa datang tapi kita mempunyai pribadi yang luar biasa yaitu  Tuhan, tempat kita menaruh kepercayaan.

                Yosafat juga adalah seorang raja yang berhasil, dia kuat dan menjadi raja yang besar. Tapi ketika dia mendengar ada Bani Amon dan Bani Moab yang datang menyerang mereka, Yosafat menjadi takut. Namun ketika dia mengalihkan rasa takut itu pada Tuhan, maka rasa percaya ini yang akan mengusir segala ketakutan. (2 Tawarikh 20: 3) Yosafat tidak mengumpulkan tentaranya yang kuat melainkan menyuruh orang-orang untuk mencari Tuhan dan berpuasa sebab yang dihadapi Yehuda bukanlah bangsa yang kecil tapi bangsa yang besar dan kuat. Kita harus punya ketetapan yang sungguh di dalam Tuhan dan kita harus tahu betul Tuhan yang kita percayai itu seperti apa agar tidak mudah tenggelam dalam ketakutan itu. (2 Tawarikh 20: 12) Yosafat tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan pada masa yang sulit. Akan tetapi dia memiliki Allah yang sama seperti kita, itu sebabnya matanya tertuju pada Tuhan. Artinya, dia tetap menanti pertolongan dari Tuhan.

                Belajarlah untuk mengambil waktu duduk dekat kaki Tuhan, sebab pada saat seperti itulah kita bisa lebih mengenal Dia. Ketika musa membawa Israel keluar dari Mesir, bangsa Israel menjadi takut karena melihat laut Teberau dan tentara Firaun yang mengejar mereka. Musa menyuruh mereka untuk diam agar mereka bisa melihat kebesaran Tuhan. (Mazmur 71: 7) Tuhan adalah tempat perlindungan yang kuat itu sebabnya dia menyebut Tuhan sebagai gunung batu, kota benteng, tempat pertahanan.

Esau adalah orang yang hebat, dia selalu berada di luar dan pandai menggunakan senjata seperti tombak, panah, lembing dan apa saja untuk berburuh.  Yakub sebaliknya seorang yang suka berada di kemah, duduk diam mendengar ibunya menceritakan tentang Allah dan sebagainya. Itulah yang membuat Yakub mengenal Allah dan tahu memilih mana yang benar dan tidak. Satu waktu ketika Esau pulang dari ladang dan Yakub sedang membuat kacang merah, Esau berkata kepada Yakub agar memberikan kacang merah tersebut kepadanya. Yakub yang sudah mengerti betul tentang sebuah perkara rohani, dia berkata pada Esau agar menukar hak kesulungannya dengan kacang merah. Warisan akan diberikan kepada mereka yang memiliki hak kesulungan ini dua kali ganda. Dan Yakub menginginkan hal ini karena lebih berarti. Dari mana Yakub mengetahui hal ini? Dari duduk di dalam kemah dan banyak mendengar.

                Maria dan Marta adalah dua bersaudara tapi Maria selalu mengambil waktu untuk duduk diam di bawah kaki Yesus. Ketika Lazarus mati, kita dapat melihat perbedaan sikap dari keduanya ketika menyambut Yesus. Marta mengeluarkan protes kepada Yesus saat Dia datang, tapi Maria tersungkur di kaki Tuhan. Dalam kedekatannya dengan Tuhan, Maria tahu menghormati Tuhan. Itu sebabnya biarlah kita juga meningkatkan kedekatan kita dengan Tuhan. Kita yang harus menolong dan mendorong diri kita untuk maju dan menjadi lebih benar. (Amsal 30: 24-26) Manusia itu derajatnya lebih tinggi tapi dalam kebijakan kita harus belajar dari binatang. Pelanduk adalah binatang yang lemah tapi dia buat rumahnya di atas bukit batu. Dia tahu bahwa di situlah dia aman. Bukit batu adalah gambaran tentang Tuhan. (Mazmur 91: 1) Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa karena itu balajarlah untuk berlindung pada-Nya. (Amsal 18: 10) Pada waktu kita lari kepada Tuhan dalam hal percaya, biarlah kita juga sebut nama itu dengan percaya. Jadikan Tuhan tempat kita berlindung sebab nama-Nya adalah menara yang kuat. amin

Filed Under: Featured, Khotbah Tagged With: Pdt. Lydia Kairupan

  • « Go to Previous Page
  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Go to page 4
  • Go to page 5
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 17
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Praise & Worship

Penolong Yang Ku Percaya

January 18, 2014 By: CC Bethlehem

Ada Kuasa Dalam Pujian

August 4, 2013 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mindThe power of leadershipPemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind*Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem