• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Uncategorized

“The power of leadership”

September 18, 2021 by A.Y.

📝 Refreshing mind

The power of leadership

Pemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), melebihi orang lain.

Budaya organisasi, yang tidak sehat baik di gereja dan keluarga juga,  jika bukan culture  trusting yang membangun di terapkan akan mematahkan semua stategi organisasi.

Culture of fear jika di paksa tetapkan di perusahaan, organisasi  dan di gereja, maka sekalipun memiliki leaders atau stategi bagus apapun yang di terapkan tidak akan berhasil. Hanya akan menghasilkan perubahan semu/sementara. (Begitu Nehemiah pergi semua kembali ke cara hidup lama lagi), ayat 18, 21, 25-28 berupa ancaman-ancaman, sejarah di jadikan utk menakut-nakutin). Culture of fear hanya mengubah orang sementara, tetapi *culture of gratefulness* bisa mentransformasi sebuah bangsa.

Leadership, Culture Gratefulness akan mengasilkan generasi yang sangat menentukan kelangsungan dan keberhasilan sebuah bangsa, organisasi dan gereja (Daud dipilih dari suku terkecil untuk memimpin Israel).

“Do not underestimate The Power of Vision & Progress“.

Jika seorang pemimpin merasa puas akan pencapaiannya dan hanya tinggal dalam maintenance moods, untuk melindungi legacy-nya, dipastikan tidak akan lagi bisa melihat the next montaint. No passion progress, tidak lagi memiliki visi yang besar ke depan. Jika di pikiran kita lebih banyak di isi oleh euforia masa lalu, pass glory, maka adalah sebuah indikator kemunduran untuk sebuah organisasi.

Nehemia tidak memiliki inner circle (kepemimpinan inti) pasal 5, untuk mengenapi visi besar Tuhan, semua keputusan di tentukan sendiri. Lupa bahwa setiap orang di beri Tuhan potensi. Orang tua lupa kecerdasan Roh Allah ada di anak-anak muda yang juga adalah hasil doa mereka sendiri.

Delegasi/duplikasi dan pemuridan gagal, akibatnya capek sendiri bahkan perusahaan, organisasi atau gereja demikian akan gagal dan kehilangan generasi penerus.

Nehemia saat kembali ke Persia, tidak ada yang tahu kapan kembali dll, sehingga menyebabkan kepemimpinan vacum. Nehemia memang seorang pemimpin yang kharisma, tetapi sayang dia terlalu dominan dalam semua sektor sehingga gagal dan tidak bisa share leadership kepada orang lain.

Kalau ada orang yang berbeda pendapat dan mengkritik kita sebagai pemimpin, kita harus bisa memisahkan bahwa yang di kritik itu adalah kebijakan (peran), bukan pribadi (identitas) sebagai anak Allah.

Kunci keberhasilan dan kebangunan rohani (revival) sebuah gereja terletak pada keberhasilan membangun leadership generasi penerus.

Jangan karena saya dan saudara, anak-anak muda pindah gereja, apalagi pindah agama atau menjadi atheis. Adalah tanggung jawab Iman !

But…There is HOPE !  Kita memiliki Doa, Firman Tuhan dan Roh kudus.

Have a great weekend.

Tuhan Yesus Memberkati. Amin.

Sabtu, 18/09/2021

 

 

Filed Under: Uncategorized

Minggu, 24 November 2019 Pdt. Walker Bungapiga 2 Samuel 5:17

December 2, 2019 by A.Y.

          Setiap kita pasti ingin mengalami terobosan dari Tuhan dalam hidup ini. Namun seringkali hal itu menjadi tidak mungkin karena ada masa-masa sulit yang sedang kita alami.

            “Ketika didengar orang Filistin, bahwa Daud telah diurapi menjadi raja atas Israel, maka majulah semua orang Filistin untuk menangkap Daud. Tetapi Daud mendengar hal itu, lalu ia pergi ke kubu pertahanan.” 2 Samuel 5:17

            Dalam terjemahan lain ayat di atas berkata bahwa Daud masuk ke kota benteng untuk mempertahankan dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa Daud benar-benar bergantung pada Tuhan sepenuhnya. Kita bisa saja berkata bahwa kita adalah seorang pendoa, seorang yang dekat dengan Tuhan, namun belum tentu ketika kita mengalami serangan dari musuh kita langsung lari ke kubu pertahanan kita. Mengapa? Karena kita tahu masih ada orang lain yang bisa kita andalkan, nanti setelah kita melihat tidak ada lagi yang dapat diandalkan barulah kita datang kepada Tuhan.

            Daud mengalami sesuatu yang sangat mencelakakan dirinya dan saat itu dia tidak tahu harus mengambil langkah seperti apa. Waktu kita baru mengikut Tuhan, kita merasa sangat senang karena rasanya semua pertanyaan kita dijawab oleh Tuhan. Namun ketika kita berjalan langkah demi langkah bersama Tuhan, ternyata tidak semua harus Tuhan lakukan seperti permintaan kita. Mengalami hal yang tidak menyenangkan Daud tidak merasa takut karena dia tahu dia memiliki kubu pertahanan. Yang dia perlu lakukan adalah hanya datang kepada kubu pertahanan tersebut.

            Iblis itu tidak takut dengan kita, yang dia takuti adalah orang yang hidup dalam urapan Tuhan. Itu sebabnya Firman Tuhan berkata bahwa setelah didengar oleh orang Filistin bahwa Daud telah diurapi oleh Tuhan, mereka tidak suka dan berusaha untuk menangkap Daud. Iblis juga demikian, dia akan berusaha untuk menjatuhkan orang-orang yang hidup dalam urapan Tuhan. Dan sangat disayangkan ada banyak orang yang hidup dalam urapan Tuhan, hidup mereka berakhir dengan tidak baik. Kita harus ingat bahwa hal yang harus kita lakukan adalah lari ke kubu pertahanan untuk mempertahankan diri kita dihari ini. Sebab kalau kita tidak bisa bertahan maka kita tidak bisa menjadi garam dan terang bagi dunia.

            Bagaimana cara Daud mengahadapi terobosan Tuhan dalam hidupnya? Pertama, Dia pergi ke kubu pertahanan karena di situ ada perintah Tuhan untuk maju menyerang (2 Samuel 5:19-20). Daud berani menyerang bukan karena dia hebat tetapi karena Tuhan. Daud hanya melakukan apa yang Tuhan mau, soal kemenangan itu urusan Tuhan sebab Tuhan yang bertanggung jawab atas kemenangan kita. Kalau kita hidup dalam urapan Tuhan maka jangan habiskan waktu untuk kita kuatir dan takut sebab hidup kita ini ada dalam tangan Tuhan. Kedua, pergi ke kubu pertahanan sebab di sana ada perintah Tuhan untuk membuat gerakan lingkaran sampai ke belakang musuh (Ayat 23). Gerakan lingkaran ini sama dengan kasih yang memberi ruang, saling mengisi, cinta yang saling berpaut.

            (Nehemia 6:1) Nehemia inilah yang memimpin rombongan pulang dari Babel ke Yerusalem. Fokus Nehemia adalah membangun tembok Yerusalem yang telah menjadi puing-puing. Hidup Nehemia sendiri sebenarnya sudah nyaman karena dia bukanlah seorang pengangguran. Dalam pasal-pasal sebelumnya menjelaskan bagaimana ketika dia ada di puri Susan. Nehemia adalah juru minum raja, artinya dia punya posisi yang bagus dan memiliki penghasilan yang tidak mungkin kecil. Ketika Nehemia mendengar bahwa saudara-saudaranya tidak dapat menyelesaikan tembok-tembok yang runtuh maka timbul belas kasihan dalam hati Nehemia.

            Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Nehemia ini yaitu: Musuh itu ada di mana-mana. (Nehemia 2:10) Dalam ayat ini ada nama-nama yang disebutkan yaitu Sanbalat dan Tobia. Mereka adalah orang-orang yang memusuhi Nehemia. (Ayat 19) Disebutkan ada Sanbalat, Tobia dan Gesyem. (Nehemia 4:1-3,7) Ada Sanbalat, tentara Samaria dan Tobia. (Ayat 7) Ada Sanbalat, Tobia, orang Arab yang diajak oleh Gesyem, orang Amon yang diajak oleh Tobia dan orang Asdod. Artinya musuh Nehemia ini banyak. Secara geografis, orang Amon itu ada di sebelah timur, orang Asdod ada di sebelah barat, orang Samaria ada di sebelah utara dan orang Arab ada si sebelah selatan. Musuh datang dengan cara yang frontal dari segala penjuru menyerang Nehemia.

            (Nehemia 6:2,4-8,10-14) Setelah mereka menyerang dengan cara yang frontal sekarang mereka menggunakan cara yang lembut yaitu ajakan mengadakan pertemuan, tapi Nehemia menolak. (Ayat 4) Kemudian ada desakan yang datang dari pihak musuh, tapi Nehemia selalu memberikan jawaban yang sama. (Ayat 5-8) Serangan berikutnya dengan menggunakan surat terbuka yang berisi fitnah. Meskipun demikian Nehemia tidak terpancing untuk membalas dengan fitnah. (Ayat 10-14) Cara yang berikut yang dilakukan untuk menghancurkan Nehemia adalah menggunkan nabi palsu. Cara Nehemia menghadapi ajakan tersebut adalah: Dia menolak ajakan pertemuan itu karena dia menganggap pelayanan itu jauh lebih penting. Kalau kita merasa bahwa pelayanan itu penting maka kita akan lebih maju.

            Supaya kita bisa mengalami terobosan Tuhan maka belajarlah dari Nehemia. Dari awal Nehemia telah menunjukkan sikap yang tegas, dia tetap memegang Firman Allah. Kita juga belajarlah bersikap tegas menolak sesuatu yang kita tahu tidak sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan, sehingga hidup kita menjadi terang bagi orang lain. Amin.

Filed Under: Uncategorized

1 Tawarikh 17:16-17 ~ Pdt. David Sudarmawan

July 13, 2019 by A.Y.

Ada sesuatu yang bisa kita teladani dari seorang yang bernama Daud ini, seorang yang dikatakan berkenan atau cocok dengan hati Tuhan. Jika Alkitab berkata Daud berkenan di hati Tuhan maka ini bukan berarti dia tidak pernah berbuat salah. Daud pernah menyimpang sehingga Tuhan harus menghajar dia supaya dia kembali lagi kepada Tuhan. Dalam seluruh kehidupan yang dijalani oleh Daud ada pelajaran berharga yang bisa kita praktekkan dalam hidup ini dimana sebagaimana Daud dikatakan sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan, biarlah kita juga menjadi orang yang berkenan di hati Tuhan. Hidup ini singkat itu sebabnya kita harus mengisi hidup ini dalam perkenanan Tuhan. Kita boleh memiliki semuanya namun jika hidup kita tidak berkenan di hadapan Tuhan maka semuanya itu belum lengkap.

(Ayat 16) Firman Tuhan berkata bahwa Daud masuk ke dalam, artinya dia masuk dalam rumah Tuhan kemudian duduk di hadapan Tuhan dan berkata “Siapakah aku ini, ya TUHAN Allah, dan siapakah keluargaku, sehingga Engkau membawa aku sampai sedemikian ini?” Kata duduk ini mempunyai beberapa arti yaitu: Turun atau mengambil tempat di bawah, duduk di hadirat Tuhan, terus-menerus atau kegiatan yang dilakukan terus-menerus. Untuk menjadi orang yang kuat dalam menghadapi ujian dan pencobaan dalam hidup ini maka kita harus duduk dalam hadirat Tuhan dan melakukannya secara terus-menerus.

Jika kita melihat kehidupan Daud dari masa mudanya sebagai seorang gembala sampai dia menjadi seoarang raja yang sangat terkenal pada masa itu, maka duduk di kaki Tuhan adalah sesuatu yang tidak bisa ditinggalkan oleh Daud. Daud adalah seorang gembala di Betlehem, yang pada waktu itu kota ini belum dikenal dan tidak banyak orang juga yang tahu tentang Daud namun dia tetap menjalani kehidupannya bersama Tuhan. Meskipun Daud tidak dikenal oleh banyak orang namun ada sepasang mata yang tertarik dengan Daud karena di padang rumput tempat dia menggembala, di situ dia bangun hubungan dengan Tuhan.

Melalui proses yang tidak mudah Tuhan mengangkat Daud ke tempat yang tinggi. Dari seorang gembala yang tidak dikenal kemudian Tuhan angkat menjadi seorang raja yang terkenal. Ketika banyak orang memuji Daud maka Tuhan bawa dia ke titik yang paling rendah dalam hidupnya untuk diproses dan kemudian Tuhan kembali mengangkatnya. Sebagai seorang raja, Daud mempunyai banyak kesibukan sebab dia harus mengurus seluruh rakyat dan itu bukan pekerjaan yang mudah. Namun sekalipun Daud sudah menjadi seorang raja, dia tetap pergi ke rumah Tuhan. Apa yang dilakukan di sana? Dia duduk di hadapan Tuhan sebab diam di hadirat Tuhan adalah kegemaran Daud.

(Daniel 6:11) Daniel ini adalah seseorang yang punya jabatan pada zaman itu, tetapi Firman Tuhan berkata bahwa tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allah seperti biasa dilakukannya. Artinya, sejak masa mudanya sampai dia telah berumur 80 tahun saat itu, Daniel tetap konsisten melakukan hal ini sebab Berdoa dan memuji Tuhan sudah mendarah daging dalam kehidupan Daniel. Pada waktu itu Daniel sedang berada pada satu situasi yang sangat sulit sebab ada satu surat perintah yang sudah diedarkan yang isinya melarang semua orang untuk menaikkan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia, kecuali kepada raja. Tetapi karena doa sudah menjadi kehidupan bagi Daniel maka dia tidak bisa meninggalkan hal tersebut, sekalipun ada ancaman yang sangat serius. Daniel bukan hanya akan kehilangan jabatan tetapi dia juga akan kehilangan nyawanya sendiri karena siapapun yang melawan perintah itu akan dimasukkan ke dalam gua singa. Pada akhirnya Tuhan pun menyatakan pembelaanNya dalam kehidupan Daniel.

Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari sehubungan dengan duduk dalam hadirat Tuhan. Pertama, duduk dalam hadirat Tuhan menunjukkan bahwa Daud adalah seorang yang rendah hati. Daud dulu adalah seorang yang tidak diperhitungkan dan hal ini bisa kita lihat ketika Tuhan memerintahkan Samuel untuk pergi mengurapi salah satu anak Isai, pada saat itu Daud tidak dipanggil oleh ayahnya. Meskipun demikian Daud tetap setia dengan tugasnya sebagai gembala dan Daudlah yang dipilih untuk menjadi raja atas Israel. Dengan kedudukkan yang Daud miliki saat itu, Daud tidak melupakan Tuhan, dia duduk dalam rumah Tuhan bersama dengan orang-orang yang ada dalam rumah Tuhan itu. Daud tidak memiliki ruangan khusus dalam rumah Tuhan yang artinya dia melepaskan atributnya sebagai raja dan duduk di hadapan Tuhan sebagai orang yang membutuhkan Tuhan.

Kerendahan hati itu harus menjadi karakter kita sebagai orang percaya. (Mikha 6:8) Yang Tuhan tuntut dalam hidup ini adalah hidup dengan rendah hati di hadapan Tuhan Allah kita. (Kolose 3:12) Sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikasihiNya kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kerendahan hati itu merupakan pakaian dari orang-orang pilihan Allah dan dari pakaian inilah orang bisa mengenal kita.

Kedua, duduk di hadirat Tuhan menandakan seorang yang haus akan Tuhan. (Mazmur 122:1) Daud selalu bergairah ketika ada yang mengatakan kepadanya “Mari kita pergi ke rumah Tuhan.” (Mazmur 27:4) Hal yang Daud minta kepada Tuhan adalah diam di rumah Tuhan seumur hidupnya dan menyaksikan kemurahan Tuhan. Hari-hari ini masihkah kita memiliki kehausan akan Tuhan? Orang yang haus akan Tuhan bagi dia beribadah itu adalah harga mati yang tidak bisa ditukar dengan apapun dan orang-orang seperti ini akan selalu punya waktu untuk beribadah kepada Tuhan. (Mazmur 26:8) Ketika Daud pergi ke rumah Tuhan yang dia cari adalah kemuliaan Tuhan atau hadirat Tuhan.

Ketiga, duduk di hadirat Tuhan adalah tanda seorang yang suka menyembah. Ketika Daud di padang rumput Betlehem ada banyak pujian dan mazmur yang Daud ciptakan. (Yakobus 4:8) Mendekatlah kepada Allah maka Dia juga akan mendekat kepada kita. (Yohanes 4:24) Tuhan mencari penyembah-penyembah yang benar yang menyembah dalam roh dan kebenaran. Sampai hari ini Tuhan masih tetap mencari umat Tuhan yang suka menyembah. Gereja yang menyembah adalah gereja yang hidup dan kalau hari ini roh penyembahan itu sudah mulai hilang, berdoalah supaya kita bisa kembali memiliki roh penyembahan dalam hidup kita.

“TUHAN, aku cinta pada rumah kediaman-Mu dan pada tempat kemuliaan-Mu bersemayam.” (Mazmur 26:8).

Filed Under: Uncategorized

Efesus 1:13-14, 16 Juni 2019 Pdt. Rudy Makal

June 22, 2019 by A.Y.

          Patut kita akui bahwa Gereja sangat membutuhkan Roh kudus itu sebabnya kita berdoa supaya Roh kudus memenuhi kehidupan kita. Dalam Kejadian 6:3 Firman Tuhan berkata bahwa Roh Allah undur dari manusia karena dosa yang telah manusia lakukan bahkan Allah merasa menyesal karena telah menciptkan manusia.

          Dalam perjanjian lama Roh kudus hanya berperan kepada para nabi, raja dan imam dalam pelantikan-pelantikan jabatan perjanjian lama. Tetapi dalam zaman perjanjian baru Roh kudus dijanjikan bagi kita yang percaya. (Kisah Para Rasul 1:8) Roh kudus datang dan tinggal dalam hidup kita sebagai orang percaya kepada Tuhan. (Galatia 5:22-23) Untuk bisa mengenal bahwa seseorang penuh dengan Roh kudus, Alkitab menjelaskan bahwa ada karakter-karakter dari Roh kudus yaitu: Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.Orang dapat mengenal kita penuh dengan Roh Allah apabila karakter Roh kudus itu nampak dalam hidup kita.

          Kepada jemaat Efesus rasul Paulus mengingatkan mereka tentang Roh kudus. Mengapa? karena Efesus adalah kota metropolitan dan merupakan kota industri sehingga para pedagang bertemu di kota ini untuk mengadakan barter disana. Paulus kemudian mendirikan sebuah sekolah di kota ini yang diberi nama Tiranus dan dia mengajar di sekolah ini setiap hari dan pada abad kedua seluruh Asia akhirnya terinjili. Efesus juga merupakan kota mistik karena ada kuil Diana disana yang mempekerjakan seribu PSK dan pada kuil itu mereka menyembah dewi Artemis. Di Efesus ini juga terkenal dengan dewa Skewa dan anak-anaknya. Roh dewa Skewa ini kemudian datang dan menyerahkan diri kepada Paulus.

           (Efesus 1:13-14) Ada tiga hal yang bisa kita dapatkan dari pembaacaan ini yaitu: Pertama,kita dimeteraikan dengan Roh kudus. Fungsi meterai adalah untuk menjamin sifat asli dari suatu benda. (1 Raja-raja 21:8) Pada zaman perjanjian lama para raja menggunakan meterai untuk surat-surat penting. Firman Tuhan berkata bahwa Roh kudus memeteraikan kita menjadi anak-anak Allah dan memastikan bahwa kita dipilih oleh Tuhan menjadi umat kesayangan Allah serta menajdi orang-orang yang dibenarkan di hadapan Allah. (Yohanes 1:12) Dimeteraikan merupakan pengesahan bahwa kita adalah anak-anak Allah yang merupakan pewaris kerajaan Sorga. (Roma 8:14,16) Firman Allah berkata bahwa semua yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.

          Kedua, Roh kudus  dijanjikan. Pada zaman perjanjian lama tidak semua orang diurapi dengan Roh kudus. Tetapi dalam perjanjian baru dikatakan bahwa kepada semua orang Roh kudus dijanjikan.(Yohanes 16:13) Ketika Roh kudus datang maka Dia akan memberikan penjelasaan, penerangan akan Firman Allah dan menuntun kita kepada kebenaran Firman Allah. Seringkali kita tidak dapat mengerti maksud Firman Allah karena Firman Allah adalah pikiran Allah, maksud Allah, dan Roh kudus inilah yang akan menolong kita untuk dapat mengerti maksud Firman Allah. Penggagas Firman Allah adalah Roh kudus dan tangan manusia yang dipakai untuk menulis Firman ini.

           Roh kudus memiliki tiga karakter yaitu: Maha tahu, Maha hadir, dan Dia adalah kekuatan bagi kita.(Kisah Para Rasul 1:8) Roh kudus digenapi bagi kita supaya kita menjadi saksi, menjadi orang-orang yang memperkenalkan Yesus dan membawa jiwa-jiwa datang kepada Tuhan. Menjadi saksi itu perlu bayar harga seperti yang dilakukan oleh pelayan isteri naaman yang adalah seorang gadis kecil. Ketika pelayan ini melihat Naaman mengalami sakit kusta maka dia memberitahukan kepada nyonyanya dengan berkata “Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.”

           Pada zaman itu seorang pelayan tidak punya hak untuk berbicara sebab jika dia melakukan hal itu dia bisa dipukul bahkan bisa dibunuh. Namun untuk kesembuhan tuannya maka pelayan ini berani berbicara sekalipun nyawa adalah taruhannya. Dan ternyata nyonya dari pelayan ini mendengarkannya sehingga Naaman bisa disembuhkan dari penyakitnya. Bersaksi bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan namun ada Roh kudus yang akan memberi hikmat kepada kita sehingga kita dapat melaksanakan tugas missi yang Tuhan percayakan buat kita.

           Ketiga, Roh kudus adalah jaminan bagi kita. Begitu banyak janji yang Tuhan berikan bagi kita dan Roh kudus adalah jaminan bagi kita sampai kita memperoleh seluruhnya. Dalam bahasa asli kata jaminan ini memilki arti uang muka. Artinya ketika kita menerima Roh kudus, itu barulah bagian kecil dari janji Allah sebab masih ada banyak janji yang Tuhan akan sempurnakan dalam hidup kita. Dia yang memulai maka Dia juga yang akan mengakhirinya. Roma 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?”    

      Dia adalah Allah yang tahu apa yang kita alami dan apa yang kita butuhkan dalam hidup ini. Percayalah bahwa Tuhan akan selalu menyertai kita, memberikan pengharapan yang baru sampai kita melihat kemenangan yang dari Tuhan jadi bagian kita. Amin….

Filed Under: Khotbah, Uncategorized

Efesus 6:10, 2 Juni 2019 Pdt. Ronald Mussu

June 22, 2019 by A.Y.

             Firman Tuhan ini merupakan suratan rasul Paulus yang ditulis sekitar tahun 56 masehi  ditujukan kepada jemaat yang ada di Efesus. Efesus ini adalah kota yang sangat berpengaruh pada masa itu sebab kota ini adalah kota perdagangan dan kota ini dijadikan basis atau pangkalan pelayanan rasul Paulus untuk dia melayani diseluruh daerah Asia kecil pada masa itu. Di Efesus ini juga didirikan sebuah kuil besar dan lamanya pembangunan kuil ini sekitar 200 tahun. Seluruh Asia kecil ikut membantu pendanaan pembangunan kuil tersebut dan di kuil tersebut ada patung besar yang bernama Diana yang merupakan dewi kesuburan kota Efesus dan seluruh Asia kecil sehingga pengaruh kuasa kegelapan begitu kuat di kota ini.

            Kalau kita pelajari apa yang ditulis oleh Kitab Efesus ini maka Kitab ini terbagi dua yaitu: Pasal 1-3berbicara tentang doktrin gereja, kemudian pasal 4-6 berbicara tentang apa yang dilakukan oleh gereja atau bagaimana gaya hidup dari pengikut Kristus itu sendiri. Dalam pasal pertama Paulus mengangkat tentang kekayaan rohani orang percaya yang didapatkan atas berkat dari Allah Tritunggal. Kemudian pada pasal yang kedua Paulus sedang berbicara tentang bagaimana kita diselamatkan oleh anugerah Tuhan karena iman kita kepada pribadi Yesus. Tuhan menyiapkan anugerah yang begitu besar bagi kita namun semuanya dapat kita nikmati ketika kita mengambil keputusan percaya kepada Yesus.

            Roma 10:9-10 “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”

            Firman Tuhan berkata bahwa mulut kita harus mengaku dan hati kita harus percaya bahwa Yesus Kristus Tuhan adalah Juruselamat kita, maka kita akan nikmati keselamatan dari Tuhan. Pada pasal ketiga Paulus berbicara tentang panggilan orang-orang non Yahudi. Karena penolakkan bangsa Israel kepada Yesus Kristus maka kasih karunia Tuhan itu diberikan kepada kita yang bukan orang Yahudi. Di dalam Alkitab dicatat bahwa kita yang bukan Yahudi digambarkan sebagai cabang zaitun liar yang dicangkokkan ke cabang zaitun asli sehingga kita mendapatkan anugerah Tuhan yang besar itu.

            Pasal yang keempat Paulus berbicara tentang kesatuan gereja dan karunia-karunia pelayanan. Pasal yang kelima rasul Paulus berbicara tentang bagaimana gaya hidup dari orang-orang yang sudah menikmati terang dari Tuhan. Sebagai orang-orang yang telah diubahkan oleh Tuhan maka terang Kristus ada dalam diri kita sehingga kita pun harus hidup dalam terang itu sendiri. Dalam pasal yang keenam ini rasul Paulus mengakhiri tulisannya dengan berkata  “Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya” (Efesus 6:10). Perjalanan orang percaya harus terus naik, bertumbuh dewasa di dalam Tuhan. Melalui kebenaran Firman Allah yang diberikan kepada jemaat Tuhan itulah yang membuat mereka semakin dewasa di dalam Tuhan. Rasul Paulus melihat bahwa akan ada banyak hal yang dialami oleh jemaat Tuhan yang ingin menjadi dewasa rohani. Dalam Alkitab kedewasaan itu ada dua bagian yaitu: Dewasa dalam Firman dan dewasa menghadapi tantangan dan pergumulan yang ada.

            Usia seseorang tidak menjadi ukuran bahwa dia adalah orang yang dewasa dalam Tuhan. Tuhan mengijinkan kita melewati pergumulan supaya kita menjadi anak Tuhan yang semakin dewasa. (Efesus 6:12) Dalam penglihatan rohani rasul Paulus, dia melihat bahwa ketika gereja mau semakin dewasa, iblis tidak tinggal diam, dia berusaha untuk menghancurkan gereja Tuhan dan inilah tantangan bagi kita hari-hari ini. Karena alasan inilah maka rasul Paulus berkata “Hendaklah kamu kuat di dalam kekuatan kuasaNya.”

            Apa yang menjadi kekuatan Allah yang harus ada dalam diri kita? Pertama, Firman Allah (Roma 1:16). Injil Allah adalah kekuatan gereja Tuhan. Kedua adalah doa (Yesaya 30:15). Firman Tuhan berkata bahwa di dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanMu. Tenang disini bukan berarti pasif tetapi merupakan sikap doa kita kepada Tuhan. Dalam terjemahan lain berkata “Dalam berdiam diri, Aku yang berperang ganti kamu.” Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir, mereka tidak bisa berbuat apa-apa sebab ada tentara Mesir yang mengejar mereka dan di depan mereka ada laut Teberau. Saat itu Tuhan berfirman “Berdiam dirilah dan Aku akan berperang ganti kamu.” Artinya kita ada dalam doa kita yang menjadi kekuatan bagi kita.

            Ketiga, Roh kudus adalah kekuatan kita. (Wahyu 3:8) Firman Tuhan berkata bahwa kekuatan manusia ada batasnya tapi Roh kudus ada bagi kita. Itu sebabnya jangan pernah andalkan kekuatan kita sendiri tapi andalkan kekuatan Tuhan setiap waktu. Amin…

Filed Under: Khotbah, Uncategorized

  • Go to page 1
  • Go to page 2
  • Go to page 3
  • Interim pages omitted …
  • Go to page 5
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Praise & Worship

Kesaksian Papa dan Pujian Kiki

June 28, 2014 By: CC Bethlehem

Besarkan nama Tuhan + Sgala Puji Syukur

January 18, 2014 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mindThe power of leadershipPemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind*Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem