Minggu, 28 Februari 2016
Pdt. Michael P Kairupan
Kisah Para Rasul 16:13-15
Survei menjelaskan bahwa kebutuhan adanya hiburan untuk setiap orang begitu tinggi dan siapapun pasti berharap bahwa apa yang mereka saksikan bisa memberikan penghiburan bagi hati mereka. Namun yang menarik sekali adalah ternyata keinginan itu tidak bisa terpenuhi seratus persen. Mengapa? Dari satu pembunuhan ke pembunuhan yang lain seperti yang anda saksikan melalui televisi maupun media sosial, secara detail siaran-siaran ini mendapatkan reaksi keras sebab apa yang dipertontonkan itu tidak layak menjadi konsumsi khusus anak-anak. Kejahatan-kejahatan seksual, teroris dan narkotika belakangan ini, secara masif dan nyata menunjukkan kekerasannya dalam bentuk perlawanan kepada para penegak hukum dalam upaya membasmi kejahatan mereka. Mudahnya para penjahat memperoleh senjata untuk kepentingan bisnis tersebut, telah menciptakan kondisi mirip perang. Negara kita hampir mendekati sama dengan negara-negara latin seperti Meksiko, Kolombia dan lain-lain.
Alkitab berkata bahwa dunia kejahatan akan memperlihatkan dirinya sebagai sebuah kekuatan yang luar biasa. Kita yang berusaha hidup di dalam Tuhan, serta menunjukkan ketaatan kita kepadaNYa dengan melakukan Firman yang diajarkan kepada kita merupakan suatu kekuatan yang diharapkan Tuhan dapat mempengaruhi dunia yang gelap di sekeliling kita. Firman Tuhan berkata bahwa pengalaman dengan Tuhan dalam berbagai mujizat-mujizat baru bisa diakui oleh seseorang saat dia mengalami sesuatu dari pekerjaan Roh kudus. Tuhan memperlihatkan pada kita keadaan dunia dari waktu ke waktu semakin jahat untuk menyadarkan kita bahwa kita membutuhkan Tuhan.
Lidia dalam pembacaan ini adalah seorang pengusaha yang kalau ditimbang-timbang, hasil dari bisnisnya ini sebenarnya cukup bahkan memberi keuntungan besar baginya. Tapi yang mengherankan adalah, di balik keberhasilan secara materi yang ia miliki, ada sebuah tuntutan yang jauh lebih berarti dari semua itu. (Ayat 14-15) Paulus dalam penginjilannya ke Asia, rencana awal sebenarnya adalah ke Misia. Tetapi di tengah jalan Roh kudus menunjukkan bahwa misi penginjilan Paulus bukanlah ke tempat tersebut melainkan ke Makedonia. Penting untuk diketahui bahwa pekerjaan Tuhan adalah milik Tuhan. Seseorang yang merencanakan pelayanannya itu berdasarkan pengalaman, tidak selamanya dipakai sebagai dasar pelayanan.
Paulus telah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelayanan ke Misia akan tetapi di tengah jalan Roh kudus membalikkan pandangan mereka. Alasannya jelas, sebab di sana ada seorang wanita yang “HAUS” akan Tuhan dan berusaha serius menaruh keyakinan pada Tuhan. Dari rumah Lidia inilah lahir jemaat yang kita kenal sebagai jemaat Filipi. Setelah Lidia bertobat dan dibaptis, Alkitab katakan seisi rumahnya juga ikut dibaptis. Keputusan Lidia untuk percaya kepada Yesus memberi implikasi positif ke orang-orang seisi rumahnya. Keseriusan seseorang untuk percaya pada Tuhan itulah yang Tuhan inginkan mengingat hal itu sangat berarti bagi keselamatan yang bersangkutan. Kalau Lidia mencari Tuhan, itu karena dia betul-betul mengerti apa artinya ikut Tuhan dan apa keuntungan yang dia dapatkan. Dan kalau tidak ada hal yang istimewa maka kecil kemungkinan dia dapat mempengaruhi orang-orang yang ada di rumahnya supaya mempercayai Yesus.
Di balik apa yang terjadi hari-hari ini, masyarakat kita memerlukan ketenangan. Dan kita berada disatu dunia yang sebenarnya bukan tempat yang bisa menjanjikan kenyamanan seratus persen. Namun sebagai anak, kita mendapatkan perlakuan yang khusus yaitu kita diperhatikan oleh Tuhan. Contohnya, jika tetangga anda mengatakan bahwa anak anda nakal dan lain-lain, bagaimana sikap anda? Apakah anda masih akan mengakui dia sebagai anak atau tidak? Anda pasti akan tetap mengakuinya adalah anak anda. Anda akan tetap mencintai dia dan begitulah Tuhan terhadap kita. (Ayat 15) Kata sungguh-sungguh ini menempati level teratas sebagai alasan yang dapat mempengaruhi Tuhan. Kalau hari ini kita diberikan cukup waktu untuk melihat Tuhan tidak menghentikan cintanya pada kita, bersyukurlah. Bila Yudas punya tingkat pengertian yang tinggi bahwa hidup itu sangat berarti, maka saat Yesus memberikan kesempatan kepadanya untuk berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya, Yudas tidak akan menjadi cerita sebagai rasul yang meninggal dengan cara tragis. Tuhan memberikan perhatian terus menerus pada Yudas sampai Tuhan melihat tidak ada kemauan dari Yudas untuk berubah. Yesus sedih melihat Yudas tatkala dia tidak menghargai kasih Tuhan kepadanya.
Sikap Petrus dan Yudas memiliki kesamaan walaupun ekstrimnya itu ada pada Yudas. Petrus bersumpah tidak mengenal Yesus dan dasar pernyataan Petrus hanya karena ketakutan dia akan kematian. Yudas sendiri menjadi hamba atas uang yang dia inginkan sehingga Yesus dijual. Tapi persoalannya adalah dosa tetap dosa, dalam hal ini Petrus bersalah demikian pula dengan Yudas. Yang berbeda adalah Petrus menghargai Tuhan. Ketika dia menyangkal Tuhan, dia ingat apa yang Yesus katakan, dia menyesal dan bertobat. Kalau anda masuk pada kategori jahat dan nakal, pertobatan itu akan mengubah hati Tuhan. Dia akan memperlihatkan cintaNya sedemikian besar terhadap orang yang merasa berhutang hidup pada Tuhan. Dan melalui pertobatan mereka akan mendapatkan kemungkinan positif dalam hidup untuk lebih baik dari sebelumnya. Petrus menjadi rasul yang sangat terkenal setelah mengalami perubahan atas sikapnya yang salah. Ikutlah Tuhan dengan sungguh-sungguh maka kebahagiaan akan engkau dapatkan. Anda belum memetik buah dari kesetiaan tapi satu waktu anda akan diberi kesempatan untuk menikmati hasilnya. Tidak ada tempat lain yang menjanjikan kekuatan, kenyamanan seperti yang anda temukan di dalam Tuhan. Yesus berkata “Mari kepadaKu hai kamu yang bertanggungan berat, Aku akan memberikan sentosa kepadamu” (Matius 11:28).
Seringkali kita bertanya untuk apa kita berdoa ? kita selalu menuntut bukti dari apa yang kita inginkan. Jangan banyak bertanya dan mengeluh sebab anda hanya menghabiskan energi secara sia-sia. Di dalam Tuhan tidak ada kata tidak bisa sebab Tuhan berkata “Tidak ada yang mustahil.” Jika pikiran anda berkata bahwa anda akan kalah, gagal dan rugi, seharusnya anda berkata “Anda bisa” Ketika Tuhan mengajarkan tentang doa Dia berkata pertama-tama “panggil Aku Bapa” Dari bahasa ini Dia ingatkan kita bahwa kalau kita mau berdoa, tempatkanlah dirimu sebagai anak (Matius 6:9). Anak bungsu yang diceritakan dalam Alkitab, dia meminta bagian hartanya pada ayahnya dan kemudian pergi meninggalkan ayahnya. Dia hidup berfoya-foya, sampai satu saat situasi akhirnya berubah. Ekonomi waktu itu sulit sekali, inflasi tinggi dan kelaparan ada di mana-mana. Untuk mendapatkan makanan begitu susah, sampai-sampai makanan babi pun ingin disantap oleh anak bungsu ini. Tapi tiba-tiba dia ingat dengan bapanya dan ingin pulang. Ketika dia pulang ternyata bapanya sudah lama menunggu kedatangan anaknya ini. Begitu pula Tuhan dengan kita dan pilihan ada di tangan kita sendiri. Tetapi jika kita terlalu lama membuat keputusan yang serius itu berarti implikasi terhadap kehidupan anda pun juga ada. Waktu yang ada bukan untuk dibuang dengan cara yang salah tapi dipakai untuk menghargai semua apa yang Tuhan beri. Sungguh-sungguhlah ikut Tuhan sebab kebaikan Tuhan akan engkau nikmati. Amin…