Minggu, 17 Januari 2016
Pdt. Lydia Kairupan
Efesus 5: 15-16
(Efesus 5: 15-16) Kepada jemaat yang ada di Efesus, Rasul Paulus berkata bahwa hari-hari dimana kita hidup saat ini adalah jahat. Rasul Paulus juga pernah menasehati anak rohaninya yaitu Timotius (2 Timotius 3: 12-13). Ayat ini sepertinya tidak enak didengar sebab kita harus membuat pilihan, apakah mau terus beribadah atau tidak. Penipuan-penipuan dalam berbagai macam bentuk sedang terjadi di hari-hari ini dan kita harus mengerti bahwa kita hidup di zaman yang seperti ini. Kejahatan sebenarnya sudah mulai dari awal zaman, mulai dari dalam hati manusia kemudian timbul dalam pikiran manusia.
Pada zaman Nuh, Allah juga berfirman bahwa kejahatan manusia itu begitu besar sehingga Allah membinasakan bumi ini dengan mendatangkan air bah. Tetapi, manusia yang hidup kemudian bukan bertambah baik melainkan penuh dengan kejahatan sampai pada sekarang ini, dimana kita sebagai orang percaya hidup yaitu zaman kemurahan namun hari-hari di mana kita hidup. (Wahyu 22: 11) Ada 2 kelompok disini yaitu orang benar dan biarlah terus berbuat kebenaran sedangkan orang cemar hidup semakin jahat. Tujuan akhir kita semua adalah sorga. Tapi, sementara kita berada di dunia, apa yang menjadi sasaran kita? Firman Allah berkata bahwa Tuhan mau mendapatkan gereja yang sempurna, dimana kita tidak bercacat cela, tidak ada dosa. Lewat kehidupan yang benar dan kudus kita akan mencapai tingkatan yaitu sama seperti Yesus.
(2 Samuel 22: 1-3). Ayat ini seringkali kita baca, sering juga dikhotbahkan dan kita merasa bahwa Daud ini begitu luar biasa. Yang jadi pertanyaan adalah, apakah kita sebagai orang percaya kepada Tuhan tidak ingin mengalami apa yang mereka alami? Daud berkata “Ya, TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku” Pernyataan ini keluar dari mulut Daud bukan karena dia seorang yang pandai mengarang lagu atau pandai menulis lalu mengatakan hal-hal yang tinggi-tinggi tentang Tuhan melainkan karena ini adalah pengalaman hidup Daud sendiri. Itu sebabnya dia sungguh-sungguh mengatakan hal ini. (2 Samuel 22: 3) Dalam pujiannya Daud berkata, Tuhan itu adalah tempat pengungsian. Artinya, di luar sana ada banyak bahaya, ada ancaman dan ada hal-hal yang membuat takut. (Mazmur 61: 4-5) Dalam hidup Daud ada banyak musuh yang dihadapi tapi Daud tahu ke mana dia harus lari. Daud seorang raja yang berhasil, kuat, mempunyai tentara yang terlatih dan dalam peperangan Tuhan selalu berikan kemenangan pada mereka sehingga banyak bangsa-bangsa menjadi takut. Itu sebabnya ada banyak orang yang ingin memeranginya. Saat ancaman itu membuat dia takut, dia alami pertolongan Tuhan oleh karena itu Daud katakan, “Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, menara yang kuat terhadap musuh.”
(Mazmur 62: 8-9) Daud mengatakan hal ini dari dasar hatinya sebagai pengalaman yang telah dia lewati. (Amsal 29: 25) Bagaimana cara kita lari kepada Tuhan pada waktu kita takut? Dengan percaya sebab siapa yang percaya pada Tuhan akan dilindungi-Nya. Tanpa kita sadari seringkali kita sebagai orang percaya, menjadikan hal-hal yang fana sebagai tempat perlindungan. Contohnya adalah kedudukan, jabatan, kekayaan dan lain sebagainya. Tuhan kita adalah Tuhan yang cemburu, Dia ingin mendapatkan perhatian yang penuh dari kita dan Allah juga mau kita menjadikan Dia segalanya dalam hidup kita. Seringkali kita katakan bahwa Tuhan adalah sumber kehidupan namun ada saatnya kita lari bukan pada sumber itu tapi lari pada sumber yang lain. (Mazmur 56: 4-5) Adalah keuntungan bagi kita ketika kita tahu bahwa kita memiliki Tuhan. Mengapa Daud bisa seperti itu? Karena dia memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan. Ayat ini menceritakan Daud yang begitu takut karena saat itu dia ditangkap oleh orang Filistin. Bagi orang Yahudi, bangsa Filistin adalah musuh yang terbesar dan ditakuti. Tapi dalam keadaan demikian Firman Allah berkata, Daud percaya pada Tuhan. Rasa takut itu sewaktu-waktu bisa datang tapi kita mempunyai pribadi yang luar biasa yaitu Tuhan, tempat kita menaruh kepercayaan.
Yosafat juga adalah seorang raja yang berhasil, dia kuat dan menjadi raja yang besar. Tapi ketika dia mendengar ada Bani Amon dan Bani Moab yang datang menyerang mereka, Yosafat menjadi takut. Namun ketika dia mengalihkan rasa takut itu pada Tuhan, maka rasa percaya ini yang akan mengusir segala ketakutan. (2 Tawarikh 20: 3) Yosafat tidak mengumpulkan tentaranya yang kuat melainkan menyuruh orang-orang untuk mencari Tuhan dan berpuasa sebab yang dihadapi Yehuda bukanlah bangsa yang kecil tapi bangsa yang besar dan kuat. Kita harus punya ketetapan yang sungguh di dalam Tuhan dan kita harus tahu betul Tuhan yang kita percayai itu seperti apa agar tidak mudah tenggelam dalam ketakutan itu. (2 Tawarikh 20: 12) Yosafat tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan pada masa yang sulit. Akan tetapi dia memiliki Allah yang sama seperti kita, itu sebabnya matanya tertuju pada Tuhan. Artinya, dia tetap menanti pertolongan dari Tuhan.
Belajarlah untuk mengambil waktu duduk dekat kaki Tuhan, sebab pada saat seperti itulah kita bisa lebih mengenal Dia. Ketika musa membawa Israel keluar dari Mesir, bangsa Israel menjadi takut karena melihat laut Teberau dan tentara Firaun yang mengejar mereka. Musa menyuruh mereka untuk diam agar mereka bisa melihat kebesaran Tuhan. (Mazmur 71: 7) Tuhan adalah tempat perlindungan yang kuat itu sebabnya dia menyebut Tuhan sebagai gunung batu, kota benteng, tempat pertahanan.
Esau adalah orang yang hebat, dia selalu berada di luar dan pandai menggunakan senjata seperti tombak, panah, lembing dan apa saja untuk berburuh. Yakub sebaliknya seorang yang suka berada di kemah, duduk diam mendengar ibunya menceritakan tentang Allah dan sebagainya. Itulah yang membuat Yakub mengenal Allah dan tahu memilih mana yang benar dan tidak. Satu waktu ketika Esau pulang dari ladang dan Yakub sedang membuat kacang merah, Esau berkata kepada Yakub agar memberikan kacang merah tersebut kepadanya. Yakub yang sudah mengerti betul tentang sebuah perkara rohani, dia berkata pada Esau agar menukar hak kesulungannya dengan kacang merah. Warisan akan diberikan kepada mereka yang memiliki hak kesulungan ini dua kali ganda. Dan Yakub menginginkan hal ini karena lebih berarti. Dari mana Yakub mengetahui hal ini? Dari duduk di dalam kemah dan banyak mendengar.
Maria dan Marta adalah dua bersaudara tapi Maria selalu mengambil waktu untuk duduk diam di bawah kaki Yesus. Ketika Lazarus mati, kita dapat melihat perbedaan sikap dari keduanya ketika menyambut Yesus. Marta mengeluarkan protes kepada Yesus saat Dia datang, tapi Maria tersungkur di kaki Tuhan. Dalam kedekatannya dengan Tuhan, Maria tahu menghormati Tuhan. Itu sebabnya biarlah kita juga meningkatkan kedekatan kita dengan Tuhan. Kita yang harus menolong dan mendorong diri kita untuk maju dan menjadi lebih benar. (Amsal 30: 24-26) Manusia itu derajatnya lebih tinggi tapi dalam kebijakan kita harus belajar dari binatang. Pelanduk adalah binatang yang lemah tapi dia buat rumahnya di atas bukit batu. Dia tahu bahwa di situlah dia aman. Bukit batu adalah gambaran tentang Tuhan. (Mazmur 91: 1) Tuhan kita adalah Tuhan yang luar biasa karena itu balajarlah untuk berlindung pada-Nya. (Amsal 18: 10) Pada waktu kita lari kepada Tuhan dalam hal percaya, biarlah kita juga sebut nama itu dengan percaya. Jadikan Tuhan tempat kita berlindung sebab nama-Nya adalah menara yang kuat. amin