(2 Petrus 1:12-13) Memberitakan Injil adalah perintah Tuhan kepada Rasul-rasul. Dan dari banyak Firman yang jemaat sudah dengar, Rasul Petrus merasa bahwa merupakan suatu kewajiban baginya untuk selalu mengingatkan jemaat Tuhan. Jujur kita harus katakan bahwa manusia seringkali lupa akan sesuatu. Kalau masih ada orang yang mengingatkan, kita harus bersyukur. ( Ayat 14 ) Tuhan telah memberitahukan kepada Petrus bahwa tidak lama lagi dia akan dipanggil Tuhan. Namun sebelum waktu itu datang dia akan terus mengingatkan jemaat-jemaat Tuhan. (Ayat 15) Kerinduan Rasul Petrus kalau dia sudah tidak ada, apa yang dia pernah sampaikan tetap diingat oleh jemaat. Jadi walaupun kita sudah tahu Firman, namun ada saatnya kita lupa sehingga kita tidak dapat melakukannya.
( Kisah Para Rasul 1:3) “ Kepada mereka Ia menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Kalau Yesus sudah bangkit, mengapa Dia tidak langsung kembali kesurga? Disini ada kepedulian Tuhan kepada murid-muridNya yang Dia sudah pilih, sudah tetapkan untuk menjadi penangkap jiwa. Dalam bahasa inggris ayat di atas berkata “ He also presented Himself alive after His suffering by many infallible proofs “ ( by many unmistakable proofs ) artinya Yesus memberikan bukti-bukti tentang diriNYa yang tidak perlu diragukan lagi. Dan selama 40 hari Dia harus membuktikan diriNya kepada murid-murid. Mengapa Yesus harus mengambil waktu yang cukup lama padahal murid-murid sudah begitu lama ikut Yesus? Karena tidak ada lagi percaya, tidak ada lagi iman dalam diri mereka bahwa Yesus itu bangkit dan hidup. Krisis iman ini ada dalam Gereja sehingga orang tidak lagi takut kepada Tuhan.
Injil adalah berita sukacita, damai sejahtera, berita Yesus yang sudah bangkit dan harus di sampaikan supaya orang percaya dan selamat. Kalau sudah tidak ada kepercayaan lagi, apa yang harus diberitakan? Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak lagi percaya. Misalnya murid-murid karena kekecewaan mereka terhadap Yesus. Mereka berharap Yesus menjadi Raja mereka yang akan membebaskan Israel. Namun ternyata harapan mereka tidak jadi kenyataan. Kekecewaan menutup ingatan mereka akan Firman Allah. Mungkin ada kekecewaan dihati kita tapi jangan sampai Firman yang kita dengar, sudah tidak ada dihati kita.
Kekecewaan yang berat juga dapat mematikan Firman yang ada dalam hidup kita. Mengapa mematikan? Dalam peristiwa kebangkitan Yesus, murid-murid tidak memberi tanggapan sama sekali tentang hal ini. Contohnya, pada waktu wanita-wanita pergi ke kubur Yesus. Disatu sisi semangat melayani walaupun Yesus sudah mati tetap berkobar, tapi disisi yang lain sebenarnya mereka tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit. Sebelum Yesus mati, berulang kali Yesus katakan bahwa pada hari ketiga Dia akan bangkit. Seharusnya perkataan Yesus masih ada dalam ingatan mereka. Tapi kenyataannya tidak seperti itu. Nanti dalam perjalanan mereka sadar, bahwa Yesus tidak ada disana karena malaikat mengingatkan mereka dan Yesus juga menampakkan diriNya.
Maria Magdalena karena begitu berdukacita sehingga dia menganggap Yesus sebagai tukang kebun dan berpikir bahwa Yesus itu dicuri. Saat Yesus memanggil namanya, barulah dia mengenal bahwa itu Yesus. Di ruangan yang tertutup Yesus juga hadir dan murid-murid menjadi takut karena mereka pikir Dia hantu. Yesus berkata “Damai sejahtera bagimu “. Ucapan Yesus inilah yang sangat dibutuhkan dan mereka lihat sesungguhnya Yesus hidup.
Pada waktu dua orang pulang ke Emaus, Yesus berjalan bersama mereka bahkan masuk kerumah mereka. Namun kedua orang ini tidak dapat mengenalNya. Mata mereka terbuka setelah Yesus memecahkan roti dan mereka teringat pada hari-hari terakhir mereka makan, Yesus juga melakukan hal yang sama. Kabar sukacita ini mereka bawa kepada murid-murid tapi tidak dipercaya oleh mereka. Sampai beberapa kali Yesus harus menunjukkan diri pada murid-murid. Kepada Tomas khususnya karena dia sama sekali tidak mau percaya kalau tidak ada bukti.
Ketika murid-murid dalam ketakutan Yesus bertanya apakah ada makanan pada mereka? Murid-muridpun memberikan sepotong ikan goreng padaNya dan Yesuspun makan untuk membuktikan kalau Dia hidup. Petrus dan Yohanes saat mendengar kabar bahwa Yesus sudah bangkit, mereka pergi juga ke kubur. Yohanes lalu masuk ke kubur, Alkitab menulis ketika dia melihatnya dia percaya. Mengapa? Karena Yohanes suka bersandar di dada Yesus. Kedekatan kita dengan Tuhan akan membuat kita mengerti dan percaya. Petrus sekalipun melihat hal yang sama dengan Yohanes, dia tetap tidak percaya, sampai Tuhan tunjukan diri lagi dalam kebersamaan mereka. (Yohanes 21:1-14) Petrus sudah lihat Yesus tapi dia banyak bicara dan belum yakin. Petrus kemudian pergi menangkap ikan diikuti oleh teman-temannya, ingin kembali pada kehidupan yang lama. Yesus katakan “ Labuhkanlah pukatmu” mendengar perkataan ini, Yohanes langsung kenal bahwa itu adalah Yesus. Ini hasil dari hubungan yang dekat dengan Tuhan, dekat dengan Firman. Kita harus suka mendengar, membaca, dan merenungkan Firman agar kita tidak lupa dengan apa yang Tuhan katakan.
Mempertahankan iman kita pada Tuhan bukanlah suatu hal yang mudah. Kekecewaan, kesedihan, kekurangan, penderitaan dalam hidup bisa mematikan Firman yang sebenarnya kita sudah tahu. (Kisah Para Rasul 1:3) Dalam ayat ini Yesus tidak hanya menampakkan diri, tapi Dia juga berbicara tentang kerajaan Allah, karena berita inilah yang harus di sampaikan pada orang banyak. Jadi Injil menyangkut juga soal Kerajaan Allah. Jika kita teguh percaya, hasilnya adalah Kerajaan Allah. Akan tetapi bila kita tidak percaya maka semua janji-janji tidak akan terwujud.
(Yudas 1:1-3) Selain berbicara tentang keselamatan, Yudas juga mengingatkan supaya orang percaya tetap berjuang. Seorang tentara yang mau pergi berjuang dia tidak asal-asalan. Pikiran, strategi, fisik, senjata, semua harus dipersiapkan. Yudas menasehatkan supaya orang-orang kudus berjuang dengan sungguh-sungguh mempertahankan iman. Surga itu Tuhan siapkan buat kita, tapi tidak akan kita raih kalau tidak ada iman. Kedatangan Tuhan adalah janjiNya waktu Dia naik kesurga dan akan ada banyak hal yang akan kita alami sebelum peristiwa itu terjadi. Akan ada kesempurnan Gereja. Sempurna dalam iman, kasih, kekudusan, kesempurnaan perkawinan Gereja dengan Kristus, penyingkiran Gereja ke padang belantara dan seterusnya. (Yudas 1:17-19) Dari ayat ini kita bisa mengambil kesimpulan penuhlah dengan Roh Kudus. Bahaya itu ada kalalu kita tidak dipenuhi dengan Roh Kudus. (2 Petrus 3:1-4) Akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek dan dalam kitab Yudas juga menuliskan hal yang sama. Hal ini bisa membuat iman kita lemah oleh sebab itu pastikan pada diri kita dan tetap percaya bahwa Dia pasti akan datang kembali. Tuhan selalu menguji iman kita supaya keluar seperti emas murni. Emas itu harus melewati proses pembakaran supaya murni demikian juga dengan iman kita. (Yesaya 62:1) Kita masih menunggu keselamatan yang sempurna lewat iman kita yang sempurna. Tuhan tidak masa bodoh dengan kita justru kitalah yang sering masa bodoh dengan perkaranya Tuhan. Ada ujian dalam iman kita supaya kita tidak goyah dan mencapai sorga. Musa tidak masuk Kanaan karena tidak percaya, Israel juga dibinasakan karena tidak yakin dengan Firman. Tanpa iman kita tidak berkenan kepada Allah. Sebelum Yesus terangkat kesurga Tuhan berkata kepada murid-murid supaya jangan tinggalkan Yerusalem, tunggu sampai mereka di penuhi dengan janji Allah yaitu Roh Kudus. Kita perlu Roh Kudus untuk memampukan kita berjuang mempertahankan iman kita.