• Skip to secondary menu
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar
gpdibethlehem
  • Home
  • Profile
    • Sejarah Gereja
    • Keluarga Pastori
    • Struktur Gereja
    • Grand Plan Gereja
    • Ketua Wadah
    • Admin Gereja
  • Warta
    • Jadwal Ibadah & Tugas
    • Events
    • Info
    • Laporan
  • Khotbah
    • Video Khotbah
    • Kompilasi Khotbah
  • Care Community
    • About CC
    • Kegiatan Eksternal
    • Kegiatan Internal
      • Photo Kegiatan
      • Video Kegiatan
  • GOP
    • About GOP
    • Kegiatan GOP
  • SSS
    • About SSS
    • Photo SSS
    • Video SSS
  • Kontak

Yesaya 62:1

April 3, 2016 by Valent Mandey

Minggu, 3 April 2016

Pdt. Lydia Kairupan

Yesaya 62:1

(Yesaya 62:1) Dalam ayat ini kita bisa melihat bagaimana kepedulian Tuhan yang begitu luar biasa bagi gereja. Siapakah Sion dan siapakah Yerusalem? Kita tahu bahwa tempat-tempat itu adalah tempat beribadahnya orang-orang Yahudi. Tetapi bagi kita sekarang ini, Sion dan Yerusalem berbicara tentang kita Gereja Tuhan. Firman Tuhan berkata “Oleh karena Sion Aku tak dapat berdiam diri, oleh karena Yerusalem Aku tidak akan tenang.” Artinya, Tuhan selalu berjaga, mengawasi dan Tuhan terus melakukan sesuatu bagi Gereja. Ada dua hal yang perlu kita pelajari dari ayat ini, sebab bagi Allah hal ini adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan kita.

Pertama, kebenarannya bersinar seperti cahaya. Kebenaran yang dimaksud dalam ayat ini bukan kebenaran diri sendiri tapi kebenaran Allah yang akan bertambah terang dan bercahaya dalam kehidupan orang percaya sehingga dunia dapat melihat Kristus yang sebenarnya dalam diri kita. Seringkali kita mengedepankan kebenaran kita karena kita menganggap apa yang kita pikirkan, perkatakan dan apa yang kita perbuat itu sudah benar. (Mazmur 119:160) Kalau kita mau hidup menurut kebenaran, hiduplah dalam Firman yang Allah tinggalkan buat kita. Dengan kekuatan kita sendiri memang tidaklah gampang itu sebabnya kita perlu Roh Kudus yang memampukan kita.

(Yohanes 14:6) Bila kita mau hidup didalam kebenaran Allah, maka teladan kita adalah Yesus. Sebab itu pengiringan kita yang benar, objek ibadah dan pelayanan kita haruslah Tuhan sehingga kita tidak akan kecewa. Yesus sudah kembali ke sorga tapi Dia tinggalkan diriNya lewat Firman dan Firman itu telah menjadi manusia yaitu Yesus (Yohanes 1:14). (Yohanes 17:16-17) Ayat ini merupakan doa dari Yesus untuk murid-muridNya sebelum Dia kembali ke sorga. Yesus berkata “Kuduskan mereka dalam kebenaran FirmanMU adalah kebenaran” Tuhan menginginkan agar murid-muridNya mematutkan hidup, pelayanan, dan pekerjaan mereka sesuai dengan kebenaran Firman Allah. Itu sebabnya jangan abaikan hal ini, karena Firman adalah pedoman yang paling baik untuk menjalankan hidup kita supaya benar dan berkenan kepada Tuhan.

(Mazmur 119:9) Untuk mempertahankan kelakuan yang bersih itu tidak mudah. Tapi kita memiliki Firman Allah yang menjadi pedoman bagi kita dan kita harus selalu mengacu pada Firman Allah sebab untuk itulah Dia tinggalkan Firman ini. (Mazmur 119:142) Kebenaran Allah itu kekal selama-lamanya. Sebagai orang percaya, kita ini sudah dibenarkan oleh darah Yesus. Kematian dan kebangkitanNya untuk kita dan darahNya diatas Golgota sudah membenarkan kita ketika kita percaya dan menerima Dia. Namun seringkali kebenaran Allah yang sudah membenarkan kita ini tercemar dengan hal-hal yang ada di sekeliling kita, sehingga kita tidak lagi hidup sepenuhnya dalam kebenaran Allah. Tetapi betapa besar kasih Allah kalau Dia mau membuka mata hati kita dan mencerahkan pikiran kita supaya kita kembali peduli untuk menegakkan kebenaran Allah dalam hidup kita. Dengan pertolongan kuasa Roh Kudus kita bisa menjalankannya.

Contoh adalah Petrus. Diantara dua belas murid Yesus, dialah yang paling berani dan selalu dijadikan juru bicara. Tapi satu saat ketika Yesus menceritakan bahwa Dia akan mengalami aniaya dan Dia juga akan mati di salib, Petrus dengan hebatnya ingin menjadi pahlawan, dia ingin membela Yesus. Yesus mengasihi Petrus tapi pada waktu Petrus mau menggagalkan rencana Allah bagi Yesus yaitu tentang kematianNya diatas kayu salib, apa yang Yesus katakan pada Petrus? “Hai iblis.” Iblis ingin membatalkan rencana Allah yang mulia. Kebenaran diri sendiri seringkali mendatangkan celaka dalam hidup. Banyak masalah terjadi akibat kita seringkali mengedepankan diri sendiri. Berdoalah sebagaimana Yesus berdoa di Getsemani. Dia juga sebagai manusia ingin agar cawan dosa dilalukan karena Dia merasa terlalu berat bahkan Yesus merasa seperti mau mati. Tapi dalam doanya Dia berkata “Dalam hal ini bukan kehendakKu tapi biarlah kehendakMu yang jadi.” Apabila kita berdoa sama seperti Yesus, maka ketika Tuhan berkata tidak boleh karena itu kehendakNya buat kita, kita tidak akan kecewa karena kita berkata “Biar kehendakMu yang jadi.”

                Paulus juga adalah orang yang selalu merasa apa yang dia buat itu benar. Ketika dia menganiaya orang-orang yang mengikut jalanNya Tuhan, dia menganggap itu sebuah amal dan ibadah yang benar. Tetapi saat Allah merubah dirinya untuk hidup didalam kebenaranNya Allah, hidup Paulus berubah sama sekali. (Kejadian 3:7) Ketika Adam dan Hawa diciptakan Allah dan kemudian mereka jatuh dalam dosa karena melanggar perintah Allah, mereka merasa malu melihat ketelanjangan mereka dan menjadi takut. Untuk menutupi ketelanjangan mereka, Adam dan Hawa mengambil daun pohon ara. Sifat dari daun itu tidak kekal sebab tidak untuk seterusnya dia segar. Ini berbicara tentang kebenaran diri sendiri yang kita selalu pakai dalam diri kita. (Kejadian 3:21) Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan mengenakannya pada mereka berbicara tentang kebenaran Allah. (Yesaya 64:6) Allah mau memakaikan kebenaranNya pada kita agar tetap benar dihadapan Allah.

                Firman Tuhan berkata bahwa Daud adalah seorang yang berkenan dihati Tuhan. Daud tidak luput dari kesalahan, tapi dia sudah dibenarkan kembali karena pengakuannya atas apa yang dia sudah lakukan. (Mazmur 25:5) Daud tidak pernah merasa dirinya sudah pandai, dia memiliki hati yang begitu rendah dan dia meminta agar Tuhan mengajar dia hidup dalam kebenaran. (Mazmur 86:11) Daud menyadari terkadang dia salah jalan dan kita pun seringkali mengalami hal yang sama. Hidup takut akan Allah, menunjukkan bahwa kita hidup didalam kebenaran Allah. (Amsal 4:18) Jalan orang benar semakin bercahaya.

                Kedua, keselamatan jiwa kita. (Roma 13:11) Ketika kita baru percaya dan terima Yesus, kita tidak berhenti sampai di situ saja sebab kehidupan kita akan berjalan terus. Itu sebabnya Tuhan begitu peduli dan memperhatikan keselamatan dari gereja. Kalau Tuhan sedang bekerja melakukan sesuatu, kita tidak bisa membiarkan hanya Tuhan yang mengerjakan sesuatu dalam diri kita. (Mazmur 116:12-13) Keselamatan itu harus diangkat tinggi atau dihargai. Tapi dalam kenyataan ada saatnya tangan yang sudah terangkat itu menjadi lemah lalu turun. Kita tidak lagi menghargai keselamatan kita, kita melupakan harga keselamatan yang adalah darah Yesus yang mulia.

(Filipi 2:12) Firman Tuhan berkata, kerjakanlah keselamatanmu. Ketika tangan kita lemah kita harus tahu ada kekuatan daripada Allah lewat RohNya dalam hidup kita untuk mengangkat tangan kita kembali. (1 Yohanes 1:9) Bila kita berbuat kesalahan, jangan bersikap masa bodoh sebab ketika kita hidup dalam dosa, keselamatan itu jauh dari kita. Alkitab menjanjikan ketika kita berdoa dan mengaku dosa kita maka Tuhan akan mengampuni kesalahan kita. (Kisah Para Rasul 4:12) Keselamatan tidak ada dalam siapapun juga selain di dalam Dia. Berbahagialah kita yang nama Yesus ada dalam kehidupan kita.

                Ketika Yesus akan lahir, malaikat Tuhan berkata kepada Yusuf agar bayi laki-laki yang akan lahir dinamakan Yesus. (Lukas 2:11) Dialah satu-satunya yang menyelamatkan dosa manusia sehingga kita beroleh keselamatan. (Yohanes 4:42) Wanita samaria yang akhirnya mengenal Yesus, dia berlari menuju kota Samaria dan kemudian dia mulai bersaksi pada orang banyak. Tidak ada manusia yang bisa menyelamatkan manusia dari dosa sebab keselamatan itu hanya ada didalam Yesus. Dan Tuhan mau kita terus hidup dalam keselamatan itu. (Yesaya 62:2-3) Ayat ini berbicara tentang Israel, tapi juga tentang kita orang percaya. Bersyukur kalau Tuhan tidak tinggal diam dengan kita. Bukan saja dalam memberikan berkat tapi justru kepada hal-hal yang seringkali kita abaikan dalam hidup ini yaitu kebenaran Allah dan keselamatan dari Tuhan. Amin….

Filed Under: Featured, Khotbah

Primary Sidebar

Praise & Worship

Mari Kita Bersukaria

August 10, 2013 By: CC Bethlehem

Bangkitlah

December 22, 2013 By: CC Bethlehem

More Posts from this Category

Video Khotbah

“who am i”

Jumat Agung GpdI Bethlehem 2015

Ibadah Natal TNI AL 2015 – Pdt. Michael Kairupan

More Posts from this Category

Refreshing Mind

The power of leadership

September 18, 2021 By : CC Bethlehem

📝 Refreshing mind The power of leadership Pemimpin biasanya bisa melihat ke depan (visioner), … [Read More...] about The power of leadership

“TETAP KONSISTEN”

September 16, 2021 By : CC Bethlehem

📝 *Refreshing mind* Ada orang-orang yang memperhatikan kita dan mengetahui apakah kita sedang … [Read More...] about “TETAP KONSISTEN”

More Posts from this Category

Beth Sense

Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

March 27, 2017 By Admin

"Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan … [Read More...] about Tahu Perbuatan Baik Tapi Tak Melakukan ~ Pembacaan Alkitab : Matius 23:1-36

Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

March 27, 2017 By Admin

"Orang bebal berkata dalam hatiny'Tidak ada Allah!' Busuk dan … [Read More...] about Jangan Berlaku Seperti Orang Bebal ~ Pembacaan Alkitab : Mazmur 53:1-7

More Posts from this Category

Photo Kegiatan

Copyright © 2017 - gpdibethlehem